Kertas merupakan salah satu barang yang sering kita jumpai. Bahkan setiap hari kita selalu bersama kertas baik di rumah, kantor, sekolah, pasar, terminal, jalan, dan dimana saja kita berada. Barang yang satu ini memang sangat familiar dalam kehidupan kita. Namun apakah kita tahu dari mana kertas – kertas ini berasal?
Bahan dasar pembuatan kertas adalah kayu. Kayu yang dibuat kertas bisa bersifat lunak maupun keras. Kayu yang sering diapakai untuk bahan dasar pembuatan kertas adalah kayu pinus, mulbery, papyrus dan accacia. Selain kayu ada juga beberapa negara yang memakai bambu dan kulit hewan sebagai bahan dasar kertas.
Satu pohon kayu accacia di Indonesia bisa diapakai untuk membuat sekitar 15 rim kertas ukuran A4 dan 700 eksemplar koran yang kita baca setiap hari membutuhkan sekitar 10-17 pohon pinus (https://rumahulin.com/bahan-pembuat-kertas/ ).
Hal ini sangat mencengangkan bagi kita, berapa juta eksemplar kertas yang di produksi setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Indonesia ini. Tentulah ini menjadi pemikiran kita, apakah hutan pinus yang ada di Indonesia bisa mencukupi akan kebutuhan kertas tersebut? Atau apakah kegiatan produksi kertas tersebut tidak merusak pohon yang ada di hutan sehingga merusak lingkungan?
Pertanyaan – pertanyaan di atas bisa dijawab apabila kita tahu secara mendalam tentang pembuatan kertas. Apabila kita hanya melihat dari segi pandangan kita saja maka kita akan beranggapan bahwasanya kertas bisa merusak hutan, karena setiap hari beribu – ribu pohon ditebang untuk memproduksi kertas.
Suatu pabrik kertas didirikan sudah berdasarkan izin dari pemerintah yang telah dilakukan kajian – kajian yang mendalam berdasarkan AMDAL yang ditetapkan. Sehingga kelayakan akan produksi kertas sudah dapat dipertanggung jawabkan akan dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan. Dan dipastikan tidak merusak lingkungan.
Kertas diproduksi tidak serta merta diambil dari pohon yang ada di hutan, namun ada beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu:
- Tahap penelitian di laboratorium. Peneliti melakukan riset yang sangat mendalam tentang produk kertas yang akan diproduksi, sehingga produk yang dihasilkan menjadi berkualitas dan tentunya tidak merusak lingkungan. Dalam hal ini peneliti memberikan bibit tanaman bahan baku kertas kemudian di kaji dan diamati tentang nutrisi, kesehatan, kualitas air yang dibutuhkan dan pupuk yang diperlukan untuk pertumbuhan.
- Tahap pembibitan dan perawatan. Setelah penelitian dilakukan dirasa cukup dan bibit sudah didapat yang berkualitas, maka selanjutnya tanaman bahan baku kertas di lakukan pembibitan dengan cara dimasukkan dalam pot-pot plastik kecil dan ditempatkan pada lahan khusus pembibitan. Pembibitan dilakukan selama kurang lebih 8-12 minggu. Setelah itu bibit yang sudah 12 minggu dipindahkan di tanam di lahan yang luas di hutan yang sudah disediakan oleh pabrik dan dirawat dengan baik dan benar serta memperhatikan kualitas air yang dibutuhkan. Setelah 5 tahun pohon akan menjadi besar dan siap untuk dipanen. Dalam memanen pohon tidak semua langsung ditebang, namun dipilih dahulu yang layak untuk dipanen. Setelah dipanen dilakukan pembibitan ulang terus begitu selanjutnya. Jadi pelestarian hutan masih tetap terjaga walaupun kertas tetap diproduksi
- Pengolahan kayu. Setelah kayu ditebang dan dipilih yang berkualitas, selanjutnya gelondongan kayu di tata dan ditumpuk serapi mungkin agar mudah untuk dicuci. Gelondongan kayu dicuci memakai air yang bersih, kemudian sisa air bekas cucian gelondongan kayu di saring kembali dan digunakan untuk mencuci gelondongan kayu selanjutnya. Gelondongan kayu yang sudah bersih dimasukkan dalam mesin kotak besar untuk mengelupas kulit kayu. Kulit kayu dan gelondong kayu dipisahkan dan ditata rapi sesuai tempatnya. Kulit kayu hasil pengelupasan tidak dibuang begitu saja, tapi digunakan untuk keperluan bahan bakar pabrik dan keperluan lainnya. Gelondongan kayu yang sudah bersih dari kulitnya kemudian dimasukkan ke dalam alat pemotong kayu untuk dipotong kecil-kecil menjadi suatu chip yang kecil-kecil.
- Tahapan pembuatan bubur kertas. Chip kayu yang sudah dibuat kemudian dimasukkan ke dalam mesin untuk dihancurkan dan dihaluskan. Dalam tahap ini mulai pembuatan bubu kertas dengan menggunakan pulping kimiawi yang dibuang dengan menggunakan soda api panas dalam tekanan tinggi. Setelah pulping dibuang dan serat diekstrak dilakukan proses deknotting, yaitu potongan kayu yang belum masak dibuang dari bubur kertas untuk selanjutnya dibuat bubur kertas yang baru. Setelah itu bubur kertas dikeringkan dalam mesin pengering dan dibentuk menjadi lembaran – lembaran yang selanjutnya diolah menjadi kertas karton atau tisu.
- Tahapan pembuatan kertas. Tahap terakhir yang dilakukan adalah mengolah bubur kertas menjadi kertas yang siap dijual. Bubur kertas yang tersisa dari pengolahan pulp, dikirimkan melalui pipa untuk diolah lagi menjadi kertas yang biasa kita pakai sehari-hari dengan menggunakan mesin pembuat kertas. Pertama, dalam bagian mesin yang bernama head box dimana masca bubur kertas disemprotkan dengan celah horizontal melalui sebuah wire section untuk membuang air yang tersisa. Selanjutnya serat bubur kertas mulai disebar dan digabungkan menjadi lembaran kertas basah tipis yang kemudian dimasukan kedalam mesin dengan kecepatan 95 km/jam. Lalu kertas basah ini diproses ke bagian penekanan yang mana lebih banyak air akan diperas, lalu dipanaskan dengan mesin dengan suhu diatas 100 derajat celcius, lalu memberikan lapisan bahan kimia pada permukaan kertas kering untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan air dari kertas, lalu digulung dengan gulungan raksasa selebar 8,5 meter. Selanjutnya, gulungan kertas raksasa itu dimasukan kedalam mesin khusus untuk memotong kertasnya sesuai ukuran. Lalu dibungkus dengan bungkusan yang rapi, dan dikemas dalam karton untuk dipasarkan. (sumber : http://misteripembuatankertas.blogspot.co.id )
Sangat sistematis dan teratur dalam pembuatan kertas jadi yang siap pakai. Semua komponen diteliti dan dilaksanakan dengan teratur agar tidak ada yang dirugikan terutama lingkungan. Ini merupakan salah satu komitmen pabrik kertas untuk selalu melaksanakan slogan “Go Green” dunia.
Namun tidak bisa dipungkiri banyak kalangan masyarakat awam yang menolak dengan keras akan adanya pabrik kertas yang didirikan di sekitar lingkungannya. Padahal seharusnya masyarakat tahu bahwasanya satu lembar kertas bisa menciptakan iklim penghijauan di sekitar hutan yang dijadikan lahan penanaman pohon sebagai bahan baku kertas.
Karena setiap satu penebangan pohon langsung diadakan reboisasi dan dirawat dengan baik sampai siklus pohon menjadi dewasa. Masyarakat tidak menyadari justru dengan adanya pabrik kertas akan dapat melestarikan penghijauan hutan secara berkesinambungan. Hutan yang hijau akan berdampak sangat baik bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Sumber air akan banyak didapat, kekuatan tanah akan terjaga, banjir akan terhindari karena air akan meresap pada akar tumbuhan. Dan pastinya masih banyak lagi keuntungan dari penghijauan hutan ini.
Marilah kita bersama – sama mendukung penghijauan hutan dengan cara turut serta menggunakan kertas sebaik – baiknya. Dengan kertas hutan akan hijau, dengan kertas hutan akan lestari dan dengan kertas hutan akan selalu terjaga untuk anak cucu kita kelak.
Namun demikian bukan berarti kita bisa menggunakan kertas dengan seenaknya tanpa ada aturan. Kita harus tetap menjaga penggunaan kertas dengan baik dan hemat, agar cadangan kayu di hutan untuk anak cucu kita tetap ada.