“Gak mau! Itukan minuman cewek.”
“Bisa melambai aku kalau minum jamu itu.”
“Bisa-bisa bulan depan ikutan menstruasi gara-gara itu.”
Ya… itulah sedikit contoh kalimat penolakan dari kaum laki-laki saat mereka diminta untuk meminum jamu kunyit asam atau apapun yang ada sangkut pautnya dengan kunyit. Apa sebab? Karena menurut sebagian besar kaum lelaki, jamu kunyit asam adalah ramuan khusus wanita dan seolah tabu bagi kaum lelaki.
Sadar atau tidak sadar fenomena pemikiran ini muncul sejak puluhan tahun yang lalu. Dimulai dari munculnya produk minuman kesehatan untuk wanita datang bulan yang dikemas dalam botol kaca sekitar 26 tahun lalu. Tak perlulah saya sebut merk, hampir semua orang paham produk apa yang saya maksud.
Tunggu dulu… saya tidak mau membahas masalah manfaat atau dampak dari segi kesehatan. Sebab memang minuman itu memiliki manfaat yang cukup baik asal dikonsumsi sesuai anjuran. Saya pun cukup terbantu dengan keberadaan produk itu, terutama saat sedang dalam perjalanan dinas atau tidak memiliki waktu untuk membuatnya sendiri di rumah.
Saya hanya merasa tertarik untuk menyoroti betapa kuatnya iklan atau branding dari produsen tersebut untuk mengenalkan produknya. Hasilnya, bukan saja mampu mendominasi pasar dibanding produk serupa yang muncul belakangan, tetapi juga mampu tanpa sadar mengubah mindset sebagian besar kaum lelaki yang memang bukan target pasarnya.
Gak percaya? Coba saja minta suami atau ponakan lelaki anda untuk minum produk itu, saya yakin sebagian besar dari mereka akan menolaknya mentah-mentah. Bahkan jika anda membuat sendiri jamu kunyit asam ini, hanya sebagian dari mereka yang mau meminumnya. Padahal isinya sama saja, antara yang buatan pabrik dengan buatan rumah. Jika sudah mencoba, ada yang berubah menjadi suka dengan mengatakan rasanya seperti yang dijual tukang jamu. Namun ada juga yang tetap tidak suka, entah karena memang tidak suka dengan jamu atau memang masih merasa bahwa ini adalah minuman para wanita.
Kembali membicarakan kekuatan branding yang diciptakan oleh iklan minuman kesehatan wanita tersebut, disinilah saya menilai awal perubahan mindset pada masyarakat luas bukan hanya pada target sasaran bahkan juga pada mereka yang bukan target pasarnya. Pada awal kemunculannya, iklan dimulai dengan pembicaraan sesama wanita lintas generasi di sebuah toko dan diakhiri dengan munculnya lelaki mencari produk tersebut untuk istrinya. Disinilah muncul kalimat ‘Ini khusus wanita loh!’ dari seorang ibu paruh baya kepada si lelaki tersebut.
Potongan kalimat inilah yang yang pada akhirnya tertanam kuat dalam benak masyarakat baik itu kaum wanita ataupun kaum lelaki. Kesan dan pesan diperkuat dengan adanya sosok ibu paruh baya dan lelaki muda seolah ini adalah pesan dari generasi tua pada mereka yang muda. Pada iklan lainnya dari produk yang sama ditampakkan seorang lelaki yang sedang kram perut dan diakhiri dengan statement seorang wanita muda yang berkata “untungnya cuman kita, untung ada Ki***** sehat datang bulan.”
Pesannya tidak salah karena target pasar adalah kaum wanita. Hanya saja pesan iklan ini menyebabkan perubahan sedikit demi sedikit tanpa disadari tertanam kuat bahwa jamu kunyit asam hanyalah untuk kaum wanita.
Mungkin hal ini tidak terlalu dirasakan oleh generasi tua saat 26 tahun lalu sudah dewasa atau mereka-mereka yang hingga saat ini tinggal dilingkungan yang menyukai dan paham manfaat aneka jamu. Namun untuk mereka yang tinggal diperkotaan atau tidak paham betul manfaat kunyit, jelas akan beranggapan bahwa memang khasiat herbal ini khusus untuk wanita.
Sejatinya kunyit memiliki manfaat yang banyak untuk manusia dan tidak terkhusus pada wanita. Pada buku Temu-temuan dan Empon-empon: Budidaya dan Manfaatnya (1999) karya Ir. Fauziah Muslisah, rimpang kunyit mengandung beberapa senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, seperti: minyak atsiri, Curcumene, Turmeron dan lain-lain. Salah satu manfaat yang sangat umum dikalangan masyarakat adalah mengatasi haid tidak lancar. Karena yang memiliki rahim hanya kaum wanita, otomatis manfaat ini tidak di rasakan oleh kaum lelaki.
Masih banyak manfaat lain dari kunyit yang sudah sejak lama dirasakan oleh generasi nenek moyang kita antara lain: mengatasi ketombe pada rambut, mengobati disentri, mencegah bau badan, mencegah bengkak karena gigitan serangga atau ulat, mengobati borok dan koreng serta masih banyak lainnya. Merangkum beberapa informasi dari situs kesehatan di internet, banyak manfaat kunyit yang sudah diteliti berdasarkan hasil riset antara lain: mengurangi nyeri pada penderita osteoarthritis, mengatasi sakit pada tukak lambung, mengatasi kembung pada penderita maag, mengurangi pertumbuhan pembuluh darah baru pada jaringan tumor.
Diantara khasiat diatas, yang paling saya rasakan adalah mencegah bau badan tidak sedap. Hal ini terbukti saat keponakan laki-lali saya yang mulai memasuki usia remaja. Dengan aktifitas yang padat dan kurang gemar makan sayur mayur menyebabkan aroma keringat yang cukup tajam. Asli menusuk hidung dan deodorant tidak mempan. Dengan dimulai meminum jamu kunyit asam seminggu 3 kali, keringat tidak lagi berbau. Jamu kunyit dan jahe masih menjadi konsumsi rutin bagi keluarga saya sebagai salah satu cara untuk menjaga imunitas tubuh.
Melihat banyaknya khasiat yang dikandung kunyit, kita tetap harus mengkonsumsinya sesuai anjuran. Sayang sekali jika sampai mengalami dampak buruk apabila mengkonsumsi secara berlebih. Namun akan lebih disayangkan jika hanya kaum wanita saja yang dapat memetik manfaatnya. Padahal kaum lelaki juga membutuhkannya. Perubahan mindset inilah yang dapat mendasari pernyataan bahwa kaum lelakilah korban sesungguhnya dari iklan produk minuman kesehatan wanita. Ya… walaupun target iklannya adalah kaum hawa.
Menjadi korban iklan itu bukan selalu salah iklannya, tetapi salah si korban juga karena kurang paham dan kurang suka menggali informasi. Maka ada baiknya mulai sekarang kita membiasakan budaya membaca dan meningkatkan daya baca.