Minoel merupakan tokoh dalam buku yang di tulis oleh Ken Terate dengan judul yang sama. Menceritakan tentang kisah cinta monyet yang dialami Minoel sejak smp. Minoel seorang anak perempuan yang belum mengenal dunia, dengan latar belakang yang ia punya menjadikan pandangan tentang cinta merupakan salah satu aspek paling penting dalam hidup. Lelaki yang ia pacari untuk pertama kali ia puja segenap hati.
Membaca buku ini membuat saya menyadari bahwa banyak sekali kasus kekerasan terhadap perempuan dalam semua taraf, kekerasan dalam pacaran (KDP) jika hubungan terus dilanjutkan akan berubah menjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
Sejak tahun 2020 hingga 2021 peningkatan kasus terhadap perempuan naik 50%, dalam pengumpulan data yang dilakuakan Komnas Perempuan mereka membagikan kuesioner kepada lembaga layanan dan mendapatkan 459.094 kasus, sebanyak 338.496 kasus yang terdiri dari laporan komnas perempuan sebanyak 3.838 kasus, laporan BADILAG 327.629 kasus dan laporan Lembaga layanan 7.029 kasus.
(https://komnasperempuan.go.id/catatan-tahunan-detail/catahu-2022-bayang-bayang-stagnansi-daya-pencegahan-dan-penanganan-berbanding-peningkatan-jumlah-ragam-dan-kompleksitas-kekerasan-berbasis-gender-terhadap-perempuan, Jakarta 7 Maret 2021)
Data tersebut telah naik 50% dari tahun 2020 sebanyak 226.062 kasus. Sebenarnya grafik kasus kekerasan terhadap perempuan terus mengalami peningkatan sejak 2012
(Vika Azkiya Dhini, 08 Maret 2022 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/08/tahun-kedua-pandemi-kekerasan-terhadap-perempuan-naik-50 )
Yola kerap kali menasehati teman-temannya tentang ini dan itu, kata-kata yang ketus, terkesan dingin, namun sering kali benar. Karakter Yola menjadi karakter favorit saya dalam buku ini,
“Pokoknya percaya deh, cowok itu nggak beres, sinting,”
“Ngamceng-ngamcem pengen bunuh diri”
Dalam kutipan tersebut Yola sudah memperingatkan Minoel dan Lilis, bahwa Akang berbeda. Namun, Minoel mengabaikannya. Ia percaya pada Akang. Perasaan rendah diri Minoel berpengaruh terhadap cara pandangnya, ada banyak kutipan yang memperlihatkan rasa rendah diri atau sekarang lebih sering kita sebut dengan insecure.
Kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu kasus yang sering terjadi, ada banyak hal yang mempengaruhi korban sulit untuk lepas dari lingkaran setan yang di buat tersangka. Menurut Wolfe & Feiring, 2002, Kekerasan dalam pacaran (KDP) merupakan perilaku yang dilakukan untuk mengontrol dan mendominasi baik secara fisik, seksual, maupun psikologis yang membahayakan pasangan.
Kekerasan psikologis atau emosional merujuk pada penghinaan, komentar menyakitkan, merendahkan, dan segala kekerasan nonfisik yang dilakuakan dengan sengaja dan bersifat manipulatif (Stark, 2015).
“Memangnya kamu nggak bisa jalan? Kupikir kamu cuma pincang, bukan lumpuh.”
Kekerasan seksual berupa pemaksaan hubungan seksual atau hubungan badan tanpa persetujuan. Baik terjadi persetubuhan maupun tidak.
Kekerasan Fisik merupakan kekerasan yang mengakibatkan korban luka-luka secara nyata atau terlihat, tendangan, tamparan, menjambak dan banyak lagi. Biasanya kekerasan fisik sering kali dibarengi dengan kekerasan seksual.
Gaya penulisan Ken Terate pada novel ini menyenangkan, Ia menggunakan sudut pandang pertama “Aku”, meskipun novel ini merupakan fiksi remaja namun apa yang Ken Terate tuliskan semuanya merupakan cerminan dalam kehidupan dan merupakan hasil dari wawancara dengan narasumber yang hebat.
“Begitu kamu melihat tanda-tanda kekerasan pada diri cowok, segeralah lari, sejauh mungkin. Jangan harap mereka berubah. Mereka tak akan berubah kecuali ada mukjizat yang entah kapan datangnya. Bisa-bisa setelah kamu mati terbunuh”
Dalam kutipan di atas orang-orang terdekat Minoel telah memperingatkan nya untuk lari, bahkan Minoel sendiri sudah berkali-kali menyadari hal tersebut. Namun, lagi dan lagi, Akang terus memanipulasi empati Minoel. Karena rasa rendah diri Minoel yang tinggi, lama-kelamaan Minoel jadi menormalisasi sikap Akang terhadapnya.
Sangat sulit untuk lepas dari lingkaran setan yang di buat oleh tersangka, orang-orang terdekat sangat dibutuhkan, support system seperti keluarga, teman, dan bahkan seorang ahli. Namun dalam hal buku ini, keluarga Minoel bahkan tidak membantunya, ia mendapatkan dukungan dari teman-temannya yakni Yola dan Lilis.
Latar belakang dari setiap tokoh digambarkan dengan kuat, setiap karakter di dalam novel terasa hidup, novel menjadi tidak membosankan.
Kekerasan dalam pacaran yang digambarkan dalam novel ini dari awal hingga akhir merupakan cerminan nyata dari kehidupan. Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan korbannya dapat siapa saja.
Ada banyak kisah cinta yang baik, cinta yang mendewasakan, cinta yang membuat kamu bertumbuh. Karena Cinta merupakan satu anugerah dari Tuhan untuk kita manusia di bumi. Memiliki cinta membuat hidup menjadi lebih berwarna, mengetahui bahwa ada orang yang memperhatikan mu setiap hari adalah salah satu kebahagiaan. Namun, jangan tutup mata, telinga dan hati mu jika ada yang tidak beres dengan pasangan mu apalagi hingga melakukan kekerasan segeralah lari.
Penting untuk menyadari kamu berharga, meski pada prakteknya sangat sulit untuk dilakukan. Minta tolonglah kepada seorang ahli dan berceritalah dengan teman yang dapat kamu andalkan. Terakhir menulislah, jika kamu kesulitan mengutarakan apa yang kamu rasa.