Rusia merupakan salah satu pengekspor senjata terbesar di dunia. Rusia bukan hanya bekas Uni Soviet dengan pasokan dan teknologi pembuatan senjata yang tinggi, tetapi juga memiliki pasarnya sendiri.
Dan karena membeli senjata dari Rusia tidak harus melalui banyak aturan, berbeda dengan membeli senjata dari Amerika Serikat atau NATO dengan segala standar penggunaan senjata. Rusia juga memiliki pasarnya sendiri, salah satunya adalah Iran.
Iran adalah salah satu negara terbesar di kawasan dengan tradisi politik dan kepemimpinan yang kuat. Sejarah menunjukkan bahwa Iran kerap muncul sebagai pemain utama di kawasan.
Dalam perkembangan terakhir, Iran fokus pada program pengembangan energi nuklirnya. Memang, kebijakan pengembangan nuklir Iran telah menimbulkan persepsi yang beragam di masyarakat internasional.
Maka dari itu, program nuklir Iran merupakan isu yang diperdebatkan dalam politik internasional saat ini di beberapa negara termasuk Rusia. Pengembangan energi nuklir Iran telah memicu protes keras di negara-negara Barat. Sedangkan Rusia sendiri mendukung Iran dengan memasok teknologi senjata paling modern.
Menurut Rusia, menjatuhkan sanksi tidak akan menyelesaikan masalah dan tidak akan menghentikan aspirasi Iran. Kebijakan luar negeri Rusia berada di luar kalkulasi geostrategi Rusia dan pertimbangan efisiensi ekonomi, karena tidak memperhitungkan perubahan persepsi geopolitik Rusia.
Rusia juga membutuhkan kerja sama dengan Iran karena krisis yang dialami secara politik dan ekonomi tepat ketika Uni Soviet runtuh. Tentunya untuk meningkatkan perekonomian Rusia, Rusia juga membutuhkan dana.
Salah satu caranya adalah membantu Iran agar Iran nantinya membayar uang ke Rusia. Pengakhiran perjanjian kerja sama dengan Rusia adalah ketakutan Iran. Ini karena tekanan politik yang dihadapi Iran, yang dapat meningkatkan kemungkinan Rusia menarik rencananya untuk membantu Iran dalam program nuklirnya.
Kerja sama antara Iran dan Rusia tidak terbatas pada masalah nuklir, tetapi juga mencakup berbagai bidang baik secara politik maupun ekonomi. Rusia adalah pendukung kuat Iran dalam berbagai urusan internasional.
Sedangkan Iran bagi Rusia merupakan lahan investasi yang “subur” di berbagai bidang, terutama sektor perminyakan dan agribisnis.
Kerja sama ekonomi dilakukan melalui pengiriman pasokan minyak dari Rusia yang sebagian besar berasal dari Teheran, Iran. Timbal balik dari kerja sama ini adalah Rusia akan memasok sebagian besar senjata terbaru yang dibutuhkan oleh pemerintah Iran.
Pada saat yang sama, Rusia sebagai negara pendukung program nuklir Iran memainkan peran penting dalam bidang politik. Selain itu, Rusia adalah negara yang sepenuhnya mengakui hak Iran untuk mengontrol teknologi nuklir dan menentang semua upaya Dewan Keamanan PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran.
Rusia juga memiliki beberapa kebijakan, pertama untuk menjamin keamanan dan perdamaian baik di bidang politik, ekonomi dan sosial di Rusia sendiri, serta memperkuat posisi Rusia di dunia internasional dengan situasi internal yang kuat.
Kedua, semua praktik yang diikuti sesuai dengan hukum internasional dan perundang-undangan nasional yang berlaku. Ketiga, rusia juga sangat mementingkan hubungan baik dengan tetangganya. Rusia tidak ingin memperburuk ketegangan yang bisa berujung pada konflik regional.
Keempat, Rusia mengupayakan kecocokan dengan negara lain yang memiliki visi dan misi yang sama untuk menyelesaikan masalah yang ada dan juga membantu Rusia menyelesaikan masalah internalnya (yang memerlukan intervensi eksternal). Kelima, Rusia mengutamakan perlindungan rakyatnya baik di dalam maupun di luar Rusia.
Kepentingan nasional yang berbasis kekuatan dapat mengantarkan suatu negara untuk mewujudkan segala kepentingannya dalam berbagai bidang, baik itu bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial maupun ekonomi lainnya.
Demikian juga dalam hal ini di mana Rusia membantu Iran mengembangkan program nuklirnya dan sebagai imbalannya Rusia bisa mendapatkan 500.000 barel per hari minyak Iran. Hal tersebut membuat Rusia dapat memenuhi kepentingan negaranya sebagai penguasa minyak di Eropa dan meningkatkan perekonomian di negaranya.
Rusia juga mendapatkan beberapa keuntungan dalam bidang ekonomi, keamanan dan politik. Pertama adalah keuntungan ekonomi dimana setelah Perang Dingin, Rusia, bagian terbesar dari Uni Soviet, membutuhkan uang untuk keluar dari krisis.
Salah satu cara yang digunakan adalah menjual kepada Iran bahan-bahan utama yang dibutuhkan untuk memproduksi senjata nuklir. Selain itu Iran adalah salah satu pangsa pasar terbesar Rusia dalam perdagangan senjata.
Rusia sendiri merupakan pengekspor senjata terbesar kedua dunia setelah AS dengan 26% ekspor senjata. Pada tahun 2006 saja, Rusia mengekspor 4 pesawat tempur multi peran Su 30MK2 Flanker dan 18 helikopter (6 Mi-17B-5 Hip, 3 Mi-172, 8 Mi-35 dan 1 Mi-26T, serta mengimpor 29 sistem pertahanan udara Tor-1 dari Iran, jumlah senjata yang diekspor ke Iran juga terus meningkat setiap tahunnya.
Dalam bidang keamanan, Rusia mendapatkan aliansi baru yaitu Iran. Jika suatu saat pecah perang, Rusia sudah memiliki sekutu, yaitu Iran. Aliansi Rusia dengan Iran bisa disebut cukup kuat, yang ditunjukkan oleh Rusia dan Iran melalui peningkatan kerja sama militer di bidang pertahanan udara.
Selain itu Rusia mendapat keuntungan politik berupa pandangan dunia terhadap Rusia sebagai rival dari aliansi Amerika serikat atau blok barat serta negara nuklir lainnya, sehingga negara-negara tersebut akan mempertimbangkan posisi Rusia sebagai negara yang kuat ini.
Rusia juga memiliki dilema tersendiri dalam kebijakannya membantu Iran dalam pengembangan nuklirnya. Tekanan Barat telah membuatnya menjadi masalah. Sementara ada banyak tekanan pada Iran untuk berhenti mengembangkan nuklir.
Menurut keputusan Dewan Keamanan PBB setelah sesi VII tahun 2006, Iran harus menangguhkan pengembangan nuklirnya untuk penyelidikan lebih lanjut oleh IAEA. Obama menekan Rusia untuk membatasi transfer teknologi nuklir ke Iran dan bahkan memaksanya untuk mengakhiri kesepakatan yang dicapai antara Iran dan Rusia tentang keinginan Rusia untuk mengirimkan teknologi nuklirnya.
Seperti hubungan Rusia dengan Iran dan Amerika. Keputusan untuk menjual rudal ke Iran dan hubungan dekat Rusia dengan Iran dan Timur Tengah berbahaya bagi Amerika.
Rusia akan terus memperluas pengaruhnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Rusia, terlepas dari kepentingan AS, setelah sanksi Barat yang dijatuhkan terhadap Rusia membuat ekonomi Rusia terhenti.
Sebagai negara yang dulu, Rusia berhak menciptakan keseimbangan kekuatan yang akan menyeimbangkan Amerika. Memperluas ikatan dan pengaruh di Timur Tengah merupakan landasan kemakmuran nasional Rusia.