Pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia selama hampir dua tahun. Sejak awal pandemi, pemerintah berupaya menerapkan berbagai kebijakan guna menanggulangi wabah “pemakan jiwa” tersebut. Kebijakan untuk membatasi pergerakan masyarakat yang dilakukan mulai dari kebijakan 5M, PSBB, PSBB Transisi, PPKM Darurat, hingga PPKM level empat.
Dampak pembatasan kegiatan tatap muka pun turut berpengaruh di dunia pendidikan. Kemudian per tanggal 16 Maret 2020, pemerintah mulai menerapkan metode pembelajaran dalam jaringan (daring) yang dilakukan dari rumah, sebagai bentuk tindak lanjut dari kebijakan work from home (WFH).
Dengan adanya kebijakan tersebut, peserta didik dapat tetap melaksanakan kegiatan pembelajaran yang diberikan oleh sekolah, hanya saja terbatas melalui jaringan dunia maya dan perangkat komunikasi elektronik. Alhasil, beberapa kebiasaan siswa yang sering dilakukan pada masa sekolah pun tidak pernah lagi dirasakan selama kegiatan pembelajaran daring.
Nah, apa saja kebiasaan-kebiasaan itu? Mungkinkah kalian juga pernah mengalaminya? Langsung saja, simak ulasan berikut.
Sumber gambar: sdn1tanjungpecinan.sch.id
1. Berdoa
Sudah menjadi kebiasaan yang umum bagi sebagian besar sekolah di Indonesia bahwa sebelum memulai kegiatan pembelajaran, para siswa melakukan kegiatan berdoa bersama satu kelas. Biasanya ketua kelas akan mengisyaratkan teman-teman untuk tenang dan memulai berdoa.
Namun, pada masa pandemi ini, pembelajaran tidak dilakukan secara bersama-sama dalam satu kelas, melainkan secara terpisah dari tempat tinggal masing-masing. Sebab itu, tidak ada yang memimpin kegiatan doa bersama. Tidak jarang pula banyak siswa yang bahkan tidak mengawali kegiatan pembelajaran daring dengan berdoa karena lupa. Benar, bukan?
Sumber Gambar: blog.goo.ne.jp
2. Piket
Karena pembelajaran yang tidak dilakukan di dalam ruang kelas, kebiasaan piket kelas pun hiatus sampai waktu yang belum ditentukan. Akibatnya tidak ada lagi aksi-aksi berebut menghapus papan tulis karena malas menyapu atau lelahnya menyapu seisi kelas sambil membungkuk karena gagang sapu yang patah.
Selain peralatan kebersihan yang minus, di kelas pasti ada teman yang “minus”, alias klub anti-piket. Kebiasaan yang sering dilakukan anggota klub ini yaitu menyelinap keluar kelas paling awal tepat setelah bunyi bel pulang sekolah atau menggunakan jurus seribu alasan bagi mereka yang tertangkap penanggung jawab kebersihan kelas.
Sumber gambar: pinterest.com/Mandy
3. Berebut Spidol
Guru biasanya akan menguji pemahaman siswa dengan mengenai materi pelajaran dengan memerintahkan siswa menjawab soal. Tidak jarang soal dituliskan di papan tulis dan siswa yang tahu dapat menuliskan jawabannya langsung di papan tulis. Akibatnya, dengan jumlah spidol kelas yang terbatas, siswa akan berebut untuk mendapat spidol.
Strategi yang biasa digunakan para siswa untuk mendapat spidol yaitu menemukan jawaban soal cepat-cepat, duduk di dekat tempat spidol diletakkan, berlari secepat mungkin ke tempat spidol berada, atau cara yang cukup tricky yaitu dengan menyembunyikan spidol dari sebelum pelajaran dimulai.
Sumber gambar: ricemedia.co
4. Tidur Di Kelas
Kebiasaan satu ini pasti pernah kalian lakukan semasa sekolah tatap muka dulu. Setidaknya satu kali, kalian pasti pernah memanfaatkan waktu luang di sekolah untuk tidur di kelas. Entah karena jam kosong, kurang tidur akibat begadang mengerjakan tugas, lembur bermain games, atau malah pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Sumber gambar: brainly.co.id
5. Teriakan Bendahara
Buku kas yang kosong menjadi alergi tersendiri bagi bendahara. Setidaknya seminggu sekali, kelas akan ramai dengan teriakan bendahara yang menagih uang kas. Bukan tanpa alasan, sering kali ada saja anak yang malas membayar kas, bahkan sampai menunggak berminggu-minggu.
Jenis-jenis nasabah yang dilayani bendahara pun berbeda-beda. Ada anak yang selalu tepat waktu, ketika ditagih langsung membayar. Ada yang membayar di awal muka, langsung membayar dalam jumlah besar untuk beberapa minggu ke depan. Terakhir, yang membuat bendahara harus ekstra sabar menghadapinya, kaum penunggak dengan berbagai alasan.
Oleh karena itu, saat pemilihan pengurus kelas, bendahara menjadi jabatan yang harus dipertimbangkan dengan baik. Karakteristiknya perlu diperhatikan. Seorang bendahara haruslah siswa yang bertanggung jawab, sabar, tegas, berani, bersuara lantang, serta disegani oleh seisi kelas. Barulah keuangan kelas dapat berjalan lancar.
Sumber gambar: akpopworld.wordpress.com
6. Jam Kosong
Istilah jam kosong sudah tidak asing bagi para siswa. Beberapa mungkin menganggap jam kosong atau jamkos sebagai salah satu karunia indah selama masa sekolah. Jam kosong merupakan waktu di mana tidak ada kegiatan pembelajaran diakibatkan guru absen mengajar karena suatu hal dan tidak memberi tugas bagi para siswa.
Jamkos terasa seperti kebebasan bagi para siswa. Mereka akan memanfaatkan waktu emas tersebut untuk melakukan hal yang mereka inginkan. Ada yang tetap belajar, mengerjakan tugas lain, nonton film, karaoke, bahkan beberapa siswa menyelinap pergi ke kantin.
Sumber gambar: ila-france.com
7. Berdesak-desakan di Kantin
Kebiasaan ini mungkin dilakoni hampir setiap hari oleh para siswa. Perjuangan yang harus ditempuh setiap jam istirahat sekadar untuk mendapatkan makanan dari kantin. Pasalnya jumlah kantin yang terbatas, tidak mampu menampung jumlah siswa yang datang bersamaan di satu waktu. Akibatnya, desak-desakkan pun tak terhindarkan.
Hanya ada dua pilihan saat bel istirahat berbunyi. Pertama, ke kantin di awal waktu istirahat meskipun harus desak-desakkan agar tidak kehabisan camilan favorit dan waktu istirahat. Atau pilihan kedua, ke kantin di akhir waktu istirahat, dengan konsekuensi kehabisan camilan dan bahkan kehabisan waktu istirahat.
Sumber gambar: pinterest.com/Bethy Higgins
8. Jastip Kantin dan Ruang Guru
Kalau yang satu ini merupakan alternatif bagi mereka yang malas antre dan desak-desakkan di kantin. Jastip atau jasa titip, melalui layanan ini biasanya para siswa akan membuat daftar titipan apa saja yang ingin dibeli dari kantin melalui perwakilan kelas.
Selain jastip kantin, ada juga layanan kelas yang dinamakan jastip ruang guru. Eits, ini bukan merek bimbel online itu ya. Melainkan jasa untuk mengumpulkan tugas ke ruangan guru.
Sumber gambar: pinterest.com/Gtech
9. Nonton Film
Sudah banyak sekolah yang menyediakan fasilitas layar proyektor. Tujuannya agar memudahkan penyampaian materi pelajaran dan presentasi dari perangkat komputer atau laptop. Namun tidak jarang layar proyektor yang menganggur digunakan oleh para siswa untuk menonton film bersama saat jam kosong atau jam istirahat.
Apalagi jika di kelas terdapat bandar film dan drama, yaitu siswa yang biasa membawa laptop dan selalu menjadi “gudang persediaan” tontonan satu kelas. Ditambah camilan dari kantin, lengkap sudah amunisi untuk nobar di bioskop dadakan ala anak sekolah.
Itu dia kebiasaan-kebiasaan masa sekolah yang saat ini jarang dilakukan akibat pembelajaran daring pada masa pandemi. Paling tidak dengan membaca artikel ini, kita dapat bernostalgia mengenang masa-masa sekolah offline. Kita berdoa saja agar pandemi Covid-19 lekas hilang dan kegiatan pembelajaran dapat kembali normal seperti sebelumnya. Salam hangat! >3<