Kondisi Pelajar saat Pandemi
Pada Tahun 2020 pandemi Covid-19 secara psikologis mempengaruhi kejiwaan pelajar, karena perubahan sistem pembelajaran yang tadinya manual menjadi sistem daring. Hal ini dapat menimbulkan stress karena mahasiswa harus beradaptasi dengan kebiasaan baru. Pelaksaan sistem pembelajaran mengalami perubahan dalam cara mengajar dan operasional yaitu belajar menggunakan zoom, social distancing dan adanya himbauan lockdown.
Dunia pendidikan sejak pandemi mulai memikirkan cara belajar murid dan mahasiswa yang berbeda dan juga memiliki hasil yang berbeda. Dengan sistem belajar online, banyak pelajar yang mengeluhkan tentang pengajar yang kurang memperhatikan mereka, dan sistem belajar yang tidak efektif membuat mereka merasa tidak ‘eksis’. Kurangnya kerjasama dengan teman-teman satu kelas dan kurangnya mengenal satu sama lain membuat para pelajar merasa dirinya tidak ada atau tidak diperhatikan oleh temannya atau pengajarnya.
Teori Eksistensialisme menurut Kierkegaard
Teori hakikat manusia yang saya gunakan adalah Teori Filsafat Eksistensialisme Kierkegaard. Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala bertitik tolak dari eksistensinya. Eksistensi dalam bahasa latin ‘Eks’= keluar dan ‘sistensi’ atau ‘sisto’= berdiri/menempatkan. Menurut Soren Kierkegaard manusia dipandang berdasarkan keberadaanya dalam dunia, bagaimana manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya.
Subjektivitas dianggap sebagai kebenaran. Manusia pada prinsipnya adalah individu yang identik dengan kebebasan, menciptakan diri dan dunianya melalui suatu pilihan bebas yang ditentukan oleh individu itu sendiri. Afeksi dan kehendak bebas, manusia harus dipandang sebagai makhluk yang merasa dan menghendaki secara bebas, adanya afeksi dan kehendak bebas.
Bebas dalam memilih dan mengambil keputusan, manusia pada prinsipnya adalah individu yang identik dengan kebebasan, menciptakan diri dan dunianya melalui suatu plihan bebas yang ditentukan oleh individu itu sendiri.
Kebebasan dan tanggung jawab, kebebasan ini yang selalu diperjuangkan oleh setiap manusia. Bukan kebebasan yang menyenangkan. Kebebasan manusia juga harus selalu disertai dengan tanggung jawab.
Apa itu Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka dibuat untuk menghadapi ketertinggalan dalam belajar akibat pandemi Covid-19. Kurikulum Merdeka adalah bentuk evaluasi dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum 2013. Kurikulum ini diluncurkan secara resmi pada tahun 2022. Nadiem Makarim menilai kurikulum 2013 masih memiliki sejumlah kelemahan dalam penerapannya.
Hubungan Teori Kierkegaard dengan Kurikulum Merdeka
Konsep teori afeksi dan kehendak bebas milik Soren Kierkegaard ini memiliki pandangan yang sama seperti mentri pendidikan Indonesia yaitu Nadiem Makarim. Nadiem menjelaskan Menurutnya, dengan Kurikulum Merdeka, kegiatan belajar mengajar dapat lebih fleksibel bagi satuan pendidikan.
Tujuan Kurikulum Merdeka
Mendorong perguruan tinggi lebih adaptif. Nadiem menyebutkan, perguruan tinggi memiliki potensi untuk mengembangkan sumber daya manusia unggul dengan cepat. Menurutnya, SDM kuliah di perguruan tinggi dapat berkontribusi besar dalam rangka membangun Indonesia yang lebih maju.
Mempercepat inovasi, karena menurut Nadiem, inovasi merupakan tujuan utama dari perguruan tinggi. Inovasi yang bisa dilakukan, lanjutnya, seperti inovasi kurikulum, inovasi pengabdian masyarakat, dan inovasi dalam riset. Menjunjung kemerdekaan/kebebasan. Kurikulum ini juga memberikan para mahasiswa pilihan bebas dalam edukasinya di universitas.
Pengaruh Kemampuan Bersosialisasi Mahasiswa
Mahasiswa di masa pandemi lebih suka menyendiri dan susah beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Maka dari itu, solusi yang dilakukan pada masa pandemi adalah memperbanyak komunikasi dengan teman dan komunitas se-profesi guna membangun jejaring/ komunitas yang dapat menambah ilmu, wawasan, serta informasi yang bermanfaat seperti info lowongan pekerjaan, seminar dan lokakarya dan menciptakan pekerjaan sesuai dengan hobi dan keahlian. Misalnya yang punya hobi membuat kue, dapat menjual hasil masakannya tersebut, yang hobi foto, bisa menjual hasil fotografinya.
Dengan adanya kurikulum ini, maka pelajar akan lebih merasa diberi kebebasan dalam memilih mata pelajaran dan setiap proses yang mereka lakukan dalam studi mereka menjadi lebih menyenangkan dan efektif, karena merupakan pilihan mereka sendiri.
Teori Kierkegaard tentang kebebasan dan bertanggung jawab juga mendukung kurikulum tersebut, yaitu jika kita harus bertanggung jawab dengan pilihan kita sendiri. Pada saat para pelajar cemas maka dibutuhkan kebijaksanaan untuk mampu menentukan pilihan secara bertanggung jawab. Kehendak bebas juga mampu menghasilkan passion, antusiasme, dan semangat dalam setiap sikap dan perbuatan kita.
Kebebasan Pelajar
Program Kurikulum Merdeka ini sangat membantu para pelajar untuk menjadi lebih semangat dalam masa setelah pandemi ini. Pelajar menjadi lebih bebas untuk mengembangkan mimpi dan bakat yang dimiliki dengan dukungan dari universitas.
Teori Kierkegaard tentang kebebasan dan bertanggung jawab juga mendukung kurikulum tersebut, yaitu jika kita harus bertanggung jawab dengan pilihan kita sendiri. Tidak ada lagi pelajar yang merasa dirinya tidak eksis karena pembelajaran yang selama ini dilaksanakan melalui online.
Maka dari itu, dari fenomena pelajar yang merasa tidak ‘eksis’ selama pengajaran online, teori Kierkegaard tentang kebebasan dan bertanggung jawab dapat mendukung program Kurikulum Merdeka yang dikeluarkan oleh Nadiem. Dengan ini maka para pelajar menjadi lebih efektif dalam belajar dan merasa eksis karena para pelajar dapat berdiri sebagai diri sendiri dan pilihannya sendiri.
"Memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai." - Nadiem Anwar Makarim