Menerima takdir Allah yang tidak sesuai dengan keinginan dan mimpi kita memang sulit. Rasa sakit, kecewa, marah dan menyalahkan takdir. Pasti hal itu yang kamu rasakan ketika harapan tidak sesuai dengan kenyataan.
Kali ini aku akan membahas kisah seorang gadis yang memimpikan bunga merah. Ya bunga merah. Pasti kamu sudah bisa membayangkan, bagaimana indah dan harumnya bunga merah. Dimana setiap orang pasti ingin memilikinya. Entah itu buat hiasan rumah atau apapun itu.
Seperti kisah seorang gadis dibawah ini. Dia ingin memiliki bunga merah yang cantik, indah dan harum untuk dapat disematkan di telinga kanannya.
Memiliki bunga merah yang cantik dan indah merupakan keinginan yang didambakan setiap malam. Dia berencana akan menyematkan bunga merah di telinga kanannya. Agar dia terlihat cantik seperti cantiknya bunga merah yang didambakannya.
Tapi apa daya, dia hanya bisa berencana dan berusaha. Ternyata keinginan tidak sejalan dengan takdir-nya. Mungkin untuk saat ini Allah belum meridhoi dia untuk bisa menyematkan bunga merah yang didambakannya itu di telinga kanannya.
Saat itu memang dia menerima bunga. Tetapi, bukan bunga merah yang di impikannya melainkan bunga kaktus kecil berduri. Dia kecewa, sedih, marah, menyalahkan takdir dan keadaan.
Padahal dia sudah membayangkan bahwa dia akan menerima bunga merah yang begitu cantik dan harum, yang akan disematkan di telinga kanannya.
Tapi ternyata Allah menghendaki dia harus merawat bunga kaktus kecil itu, sebelum dia dapat mencium harumnya bunga merah.
Dan kaktus kecil yang dirawatnya itu tidak akan melukai tangannya jika dia tak menggenggamnya dengan erat. Tapi tetap, kaktus itu bisa melukai telinganya jika disematkan ditelinga kanannya.
Sejak menerima kaktus kecil itu, dia merasa dunianya hancur. Semua mimpi-mimpi dan rencana-rencana yang disusun dengan penuh harap, cinta dan sayang seperti patah begitu saja. Hati dan perasaannya begitu sakit dan sulit untuk menerima bunga kaktus kecil itu.
Dia berusaha ikhlas untuk menerima bunga kaktus kecil itu, tetapi sulit baginya. Setiap hari dia selalu berdo’a agar hatinya diberi keikhlasan untuk menerima kaktus kecil itu hadir dalam hidupnya. Tapi kenyataanya dia masih sangat sulit untuk menerimanya.
Air matanya mengalir terus hingga membuat matanya bengkak, emosi yang tidak stabil dan rasa kecewa karena mampu memiliki bunga merah yang cantik itu. Dan belum lagi jika teringat kaktus, rasa ingin marah kecewa dan menyalahkan keadaan.
Tetapi orang-orang terdekatnya seperti keluarga dan teman-teman selalu memberi semangat, nasihat dan motivasi. Agar dia selalu bersabar, ikhlas dan tetap mau menerima dan merawat kaktus itu dengan sepenuh hati.
Dengan adanya dukungan keluarga, kerabat, teman dan orang-orang terdekat lainnya. hal ini membuat dia tetap kuat dan sabar.
Dia tetap berusaha untuk merawat kaktus kecil itu dengan baaik seperti ditempatkan pada tempat yang kering dengan pencahayaan yang cukup, memberi pupuk dengan baik, menyiram kaktus dengan benar dan diletakan pada pot yang memiliki lubang.
Terkadang dia juga sering sekali berbicara di dalam hati “Kapan kaktus kecil ini akan berubah menjadi bunga merah yang begitu cantik dan indah agar ku dapat mencium harumnya ”. Kata-kata itulah yang setiap hari dia ucapkan.
Tetapi dibalik kekecewaannya, dia tetap yakin bahwa rasa sayang dan cinta yang tulus, doa serta kesabaran akan mampu membuat kaktus kecil itu tumbuh dan memberikan bunga merah yang cantik dan indah.
Memang sebagai insan hanya bisa berusaha dan berdoa. Semua Allah yang menentukan. Kita berusaha dan berdoa sekuat apapun tapi jika Allah belum menghendaki. Sebagai insan bisa apakah kita?
Betapa sering kita berburuk sangka pada-Nya. Menyalahkan takdir-Nya, jika keinginan tidak segera terkabul. Marah ketika minta A diberi B. Padahal Allah yang lebih tahu mana yang terbaik untuk hambanya.
Bertanya-tanya kenapa harus aku? “Aku tidak menginginkan ini”. “Aku tak sanggup menerima ini semua”. “Jangan berikan kepadaku, orang lain saja”. “Betapa tidak adilnya hidup ini”
Kalimat-kalimat itu yang sering keluar dari lisan. Ketika harapan tak sesuai dengan kenyataan. Itulah yang dirasakan gadis dalam cerita ini. Tapi disisi lain dia selalu percaya bahwa Allah memberi apa yang dia butuhkan bukan yang dia inginkan.
Ketika terpuruk dan mengingat kaktus kecil yang belum kunjung berbunga. Dia selalu mengingat QS. Al-Baqarah, ayat 216 yang berbunyi bahwa boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu.
Bersabar dan menerima dengan ikhlas, sampai tiba saatnya nanti kesabaran itu berubah menjadi kebahagian yang tak pernah terbayangkan oleh kita sendiri. Yang begitu indah dan senyum ceria terpancar di wajah kita.