Semua mengetahui dunia jurnalisme erat kaitannya dengan profesi wartawan. Profesi yang tidak setiap orang mau dan mampu untuk menjalaninya. Sebagai masyarakat pada umumnya, saya pun masih sangat awam, tentang dunia jurnalisme dan wartawan. 

Apa saja tugas yang mereka emban, dan hal apa saja yang harus mereka lakukan dalam melaksanakan tugas-tugas terkait memburu berita di lapangan. Saya mengira tugas wartawan cuma meliput berita, wawancara, kemudian melaporkan dalam suatu naskah berita, saya “kecele.” Terutama sejak kemajuan teknologi, dunia jurnalis dan pekerjaan wartawan tidak sesederhana itu dan punya sisi gelap terangnya sendiri.

Masyarakat dari masa ke masa tetap selalu membutuhkan informasi terkini mengenai berbagai kejadian-kejadian di luar sana yang tak dapat tertangkap oleh mata. Awak media, jurnalis, pers, wartawan, satu kesatuan yang berperan penting sebagai pilar keempat negara Indonesia. 

Wartawan adalah ujung tombak jurnalisme dan kontrol atas jalannya roda pemerintahan suatu negara. Mereka terus bertarung melewati zaman, berlomba mengemas berita sevalid mungkin.

Dengan demikian, kekuatan besar pers dan wartawan dalam kancah demokrasi suatu negara, tidak perlu kita pertanyakan lagi. Karya jurnalisme yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan adalah salah satu peran strategis mencerdaskan bangsa.

 Jurnalisme digital dan tantangannya 

Anggota Dewan Pers Asep Setiawan melalui nasional.tempo.co  mengatakan, seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, wartawan dan masyarakat memiliki kedudukan yang setara. Alasannya adalah, karena pada saat ini siapa saja dapat dengan mudah membuat naskah artikel, lalu membagikannya secara luas kepada masyarakat. Masyarakat, menjadi tantangan pertama seorang wartawan di masa kini. Sehingga menuntut wartawan untuk terus menjaga kualitas artikel yang dihasilkan.

Masyarakat tidak hanya membutuhkan berita yang aktual, namun juga berita yang jujur dan memiliki nilai. Jika wartawan tidak mampu memenuhi itu semua, maka posisi wartawan tak lagi penting dan meyakinkan bagi masyarakat. Seorang wartawan jangan hanya sekedar mencari berita kemudian menuliskan dan melaporkan saja. 

Profesi wartawan sebagai penyambung aspirasi masyarakat, di era digital seperti hari ini, menuntut kaum wartawan untuk lebih serius dalam mengemas berita. Tidak cukup bermodalkan alat tulis, tape recorder dan kamera saja, melainkan juga harus melek teknologi.

Seorang wartawan di zaman serba digital, ditutut untuk menjadi awak media yang serba bisa, dan multitasking. Suka tidak suka para awak jurnalis harus bersaing dengan orang-orang yang bermodalkan kecanggihan gadget. Akan tetapi sering kali pemberitaan oleh masyarakat awam, tidak dapat dipastikan perihal kebenarannya. 

Berbeda dengan jurnalis dan wartawan, berita berlandaskan kode etik jurnalistik, dan narasumber terpercaya, maka dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Sehingga hal itu menjadi pembeda antara orang biasa dan wartawan yang menyuguhkan informasi dan berita yang lebih akurat. Keakuratan suatu berita mendukung produk-produk jurnalisme lebih bernilai, dan berkualitas.

Berita yang berkualitas sebagai produk nyata hasil liputan seorang wartawan, akan memudahkan masyarakat ketika akan memilih media sebagai sumber informasi yang tidak menimbulkan kesesatan dan keraguan. 

Sehingga secara otomatis kecanggihan teknologi di dunia media tak lagi menjadi tantangan yang harus dikhawatirkan. Justru sebaliknya, kemajuan teknologi dan digitalisasi, akan menciptakan sejumlah instrumen tambahan yang bersifat lebih variatif sekaligus edukatif untuk memudahkan pekerjaan seorang wartawan.

Pada hakikatnya semua pekerjaan itu berat, semua pekerjaan membutuhkan kepiawaian, kompetensi, dan kapasitas untuk menjalaninya. Profesi wartawan sedikit berbeda, katakanlah kamu cukup piawai, pintar dan punya kapasitas yang besar sebagai seorang wartawan, tapi apakah kamu juga punya nyali, keberanian dan komitmen yang sama besarnya? Beberapa orang pernah mengatakan kepada saya bahwa bekerja sebagai wartawan itu sama halnya dengan mengorbankan nyawa sendiri. Tantangan seperti apa sih yang dihadapi oleh setiap wartawan ketika menjalankan pekerjaan mereka di dunia serba hitam putih seperti sekarang?

Dikutip oleh Budlimbad, dari sebuah buku yang berjudul How to Know What’s True in the Age of Information Overload, karya Kovach dan Tom Rosenstiel,  wartawan sebagai authenticator. Mengandung makna, bahwa wartawan harus memiliki kemampuan untuk memeriksa dan memastikan keaslian dari suatu berita.

Pentingnya keaunthetikan berkaitan dengan kebenaran dan keaslian suatu berita, yakni tidak menyajikan informasi-informasi bermuatan hoax. Tidak dipungkiri, bahwa konsumsi publik atas berita-berita hoax yang beredar, sangat berpengaruh pada pola pikir masyarakat, dan mengancam keutuhan negara.

Selain berpedoman dan memegang teguh kode etik jurnalistik saat bekerja, wartawan juga harus memiliki komitmen yang tinggi. Hal ini akan menjadi landasan kuat dalam penyajian berita yang aktual, jujur dan akurat. 

Bekerja di tengah-tengah kurangnya kesadaran masyarakat kita terhadap tugas seorang jurnalis, membuat beban kerja seorang wartawan semakin berat. Dari sekian banyak tugas pokok seorang wartawan salah satunya sebagai investigator, artinya wartawan adalah salah satu pihak yang terus menerus mengawasi jalannya kekuasaan dan dapat membongkar suatu kejahatan.

Peran wartawan sebagai kontrol sosial dalam masyarakat, memunculkan berbagai aksi dan reaksi. Dampaknya membahayakan dan berisiko besar bagi kehidupan seorang wartawan. Nyali dan keberanian seorang wartawan harus tersedia setiap hari, bukan hanya sehari dua hari. 

Tak heran jika wartawan harus menghadapi banyaknya perlakuan tidak manusiawi dan mengancam keselamatan. Maraknya kekerasan yang menimpa sejumlah wartawan, baik itu ancaman, pelecehan, pesan gelap hingga penculikan dan pembunuhan, adalah bukti nyata pekerjaan ini selalu berhadapan dengan kematian.

Wartawan juga harus siap dengan kejadian tidak terduga, di antaranya ketika sedang bertugas di daerah yang sedang kerusuhan atau bencana alam. Membutuhkan tekad kuat dan keberanian yang tinggi untuk seorang wartawan terjun langsung demi mengejar berita. 

Jurnalisme dan wartawan adalah salah satu dari sekian banyak pekerjaan yang patut mendapatkan apresiasi sebesar-besarnya. Wartawan, bekerja tidak semata karena uang, dengan integritas tinggi yang dikandung badan bertaruh nyawa demi liputan.