Author-nya -Fumio Sasaki- bukan ahli dalam hal minimalisme, ia hanya pria biasa yang mudah tertekan di tempat kerja, tidak percaya diri dan terus menerus membandingkan diri dengan orang lain. Hingga suatu hari ia memutuskan untuk mengubah hidupnya dengan mengurangi barang yang ia miliki. ia memberi kesaksian soal manfaatnya yang langsung ia rasakan tanpa semua "barang-barangnya" itu. Sasaki akhirnya merasakan kebebasan sejati dalam versinya seperti kedamaian pikiran, penghargaan terhadap momen-momen yang ia lewati saat ini. 

Dalam buku ini, Sasaki secara sederhana berbagi pengalaman hidup minimalisnya, menawarkan tips-tips khusus untuk proses hidup minimalis dan bahkan mengungkap fakta bahwa menjadi seorang pribadi/individu yang minimalis bukan hanya mengubah kamar (rumah) kita saja tapi juga memperkaya hidup kita seperti menambah daftar prioritas dari segi materi. 

Manfaat hidup minimalis ala orang Jepang ini bisa dinikmati oleh siapapun, dari berbagai latar belakang yang berbeda seperti ras atau kesukuan, bahasa, bangsa, negara, agama dan perbedaan-perbedaan lainnya. Yang mengejutkan adalah bagaimana definisi bahagia yang sejati dalam perspektif Sasaki ini akan membuka mata kita terhadap apa yang bisa dihadirkan oleh hidup minimalis.

Di bagian awal (Bab 1) buku ini, kita akan mempelajari definisi atau pengertian minimalisme dan apa maknanya jika kita sendiri memutuskan untuk memilih hidup dengan menjalani gaya minimalis ini. Kita juga akan melihat lebih dalam soal alasan mengapa penulis-nya percaya bahwa pengikut minimalisme semakin bertambah jumlahnya dalam beberapa tahun belakangan.

Pada bagian selanjutnya (Bab 2) dari buku ini, akan muncul dalam kepala kita pertanyaan "mengapa kita mengumpulkan begitu banyak barang (benda)?", kita akan menimbang-nimbang (mempertimbangkan) antara kebiasaan dan keinginan yang kita miliki sebagai manusia serta arti dari semua barang/benda yang telah kita miliki.

Pada bagian berikutnya (Bab 3) dari buku ini, isinya ialah meliputi beberapa aturan dasar dan teknik untuk mengurangi barang (benda) yang kita punya. "The Author" membuat susunan metode untuk menyingkirkan (membuang, mengeluarkan atau menjual) berbagai barang, termasuk di dalamnya adalah sejumlah metode tambahan bagi mereka yang ingin melangkah lebih jauh, juga menyiapkan "terapi" bagi mereka yang merasakan "ketagihan" dalam membuang barang.

Di bagian keempat (Bab 4) buku ini, penulisnya berbagi pengalaman tentang perubahan yang terjadi pada dirinya, tentang apa-apa yang ia alami secara pribadi dalam proses mengurangi benda kepemilikan ke arah jumlah yang paling minimum namun tidak sampai menjadikan "tidak punya sama sekali".

Uniknya, selain hasil dari aspek-aspek psikologis, proses ini pun memberikan Sasaki pandangan yang lebih positif mengenai pilihannya menjadi seorang minimalis serta rasa bahagia yang lebih dapat dirasakan.

Pada bagian terakhir (Bab 5) buku ini, kontennya ialah penjelasan tentang alasan-alasan mengapa semua perubahan tersebut membuat Sasaki lebih merasa bahagia serta apa saja yang bisa dipelajari secara umum tentang kebahagiaan. 

Buku ini seperti berisi harapan penulisnya untuk menyebarkan jika apa yang ia tulis itu bermanfaat, namun menghentikan pada diri kita jika itu terasa berbeda, memaksa atau tidak membuat bahagia. Ia menyarankan untuk pembaca agar memulai bacaan dari awal hingga akhir secara berurutan, namun tidak menutup kemungkinan dan tidak masalah untuk memulai membaca dari bagian yang paling disukai.

Boleh saja langsung ke Bab 3 jika itu perlu, bagi orang yang ingin langsung praktik dalam mengurangi barang-barang yang telah dimiliki, sebab isinya pedoman langsung dalam teknik menyingkirkan barang berlebih yang ternyata bukan prioritas dalam hidup orang tersebut.

Minimalisme, sebagaimana dimaknai oleh penulis buku ini, ialah proses mengurangi barang (benda) kepemilikan kita sendiri hingga sampai pada jumlah yang paling minimum dan mencegah membeli atau menambah kepemilikan benda yang jauh dari manfaat serta di luar prioritas sesungguhnya.

Minimalisme juga bisa diartikan sebagai hidup hanya dengan barang-barang tertentu agar kita dapat memfokuskan diri pada hal-hal yang sungguh penting dan bermanfaat bagi diri kita sendiri, orang yang hidup dengan jalan yang demikian itulah dapat disebut sebagai seorang pribadi atau individu minimalis.

Sebelum masuk pada bagian awal buku ini (Bab 1), dilengkapi juga dengan prakata dari sang Author serta beberapa Quotes dari sejumlah tokoh yang menurutnya bagus tentang tema kebahagiaan. Kutipan kata-kata itu, di antaranya;

"Kita lebih sibuk meyakinkan orang lain bahwa kita bahagia, ketimbang benar-benar merasakan bahagia itu sendiri", ~Francois De La Rochefoucauld~.

"Diri kita tidak ditentukan oleh pekerjaan kita, oleh uang yang kita miliki di bank, oleh mobil yang kita kendarai, oleh isi dompet kita sendiri, ataupun juga tidak ditentukan oleh celana 'khaki' norak yang kita kenakan", ~Tyler Durden~.

"Kebahagiaan bukanlah memiliki apa-apa yang kita inginkan, melainkan menginginkan apa-apa yang kita miliki", ~Rabbi Hyman Schachtel~.


Identitas Buku;

Judul Buku: GoodBye Things, Hidup Minimalis ala Orang Jepang

Penulis: Fumio Sasaki, Penerbit: Gramedia Pustaka Utama.

Kota Terbit: Jakarta, Tahun Terbit: 2018.

ISBN: 978-602-03-9840-2, Jumlah halaman: 247 halaman.