Di pagi hari yang sangat cerah, suara burung terdengar sangat merdu dan indah. Ketika saya dan teman-temanku sedang berjalan jalan untuk menikmati udara yang sejuk di pagi hari. Bagaikan nikmat tuhan yang tiada habisnya.
Di pagi hari itu saya melangkahkan kaki untuk melepaskan penatku sejenak untuk menikmati udara sejuk dan melihat betapa asri lingkungan di desaku. Tidak sengaja aku melihat seorang pemuda yang masih sekolah SMA itu membantu bapaknya mencangkul di sawah. Dia adalah tetanggaku yang sangat rajin dan ramah.
Pada saat itu saya bersama teman-teman sedang asik bermain di tepi sawah. Namun, salah satu teman saya mengejek pemuda itu. Dia berkata “Gelem wae dikon tandur ing sawah” dengan nada yang mengejek. Tetapi, pemuda itu cuma tersenyum hambar karena sudah biasa dia mendengar kata-kata itu.
Dia tak menghiraukan apa kata teman-temannya dan melanjutkan aktivitasnya. Pemuda itu orangnya sangat pekerja keras. Dia tidak hanya membantu bapaknya di sawah tetapi dia juga bekerja untuk mencari uang. Setiap pulang sekolah dia akan bekerja di sebuah toko. Dan pada saat sekolah libur dia akan membantu bapaknya ke sawah.
Tak terasa cahaya matahari pun mulai terasa panas di kulit. Pertanda bahwa waktu sudah memasuki siang hari. Saya dan teman-temanku kembali ke rumah masing-masing.
***
Setelah saya sampai di rumah saya merenungi sejenak sikap dan tindakan dari pemuda yang mau membantu bapaknya di sawah tadi. Pemuda itu sangat menginspirasi saya karena dia tidak malu dan gengsi untuk membantu orang tuanya di sawah.
Pada umumnya pemuda seumuran beliau sedang asyik-asiknya bermain, banyak pemuda yang membantah perintah orang tuanya karena malu jika disuruh membantu bekerja di sawah. Namun, pemuda itu sangat langka pada zaman sekarang.
Banyak pemuda zaman sekarang yang tidak tertarik dengan sektor pertanian. Menjadi petani tidak lagi menarik minat generasi muda saat ini sehingga banyaknya petani berusia lanjut. Nyatanya kata gengsi apabila terjun ke dunia pertanian karena dianggap kurang menjanjikan dan penghasilan yang tidak sebesar apabila bekerja di pabrik atau perkantoran.
Tidak hanya itu menjadi petani bukanlah hal yang mudah karena banyak sekali petani yang gagal panen yang disebabkan oleh kurangnya wawasan tentang cara bertani. Sehingga banyak pemuda yang tidak minat terhadap pertanian. Karena tidak ingin mengalami kegagalan tersebut. Jika tidak ingin mengalami kegagalan dalam bertani, Sebelumnya kita sebagai generasi muda yang cerdas harus memiliki wawasan yang luas agar bisa menjadi petani yang sukses.
***
Bertemu dengan pemuda tadi saya bisa mendapatkan banyak sekali pembelajaran yang sangat berarti tentang cara mengatasi rasa gengsi, malu serta tidak terlalu banyak memikirkan hinaan orang lain. Sudah seharusnya kita sebagai manusia hidup sesuai apa yang ada.
Jangan malu atas apa yang dimiliki saat ini. Tidak hanya itu sebagai anak yang baik kita sepatutnya berbakti kepada orang tua. Dalam agama juga dijelaskan bahwa perilaku taat kepada kedua orang tua memang menjadi sebuah kewajiban bagi seorang anak.
Sebagai wujud Birrul Walidain, taat kepada orang tua adalah bagian dalam etika islam yang menunjukkan tindakan berbakti kepada orang tua. Perilaku hormat dan taat kepada orang tua bisa dilakukan dengan banyak hal seperti membantu meringankan pekerjaan orang tua seperti yang dilakukan pemuda tadi.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan melalui surat Al-Isra’ ayat 23 tentang larangan seorang anak membantah ataupun membentak orang tua. Berikut bunyi suratnya:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
Melalui surat Al-Isra' ayat 23, Allah Swt. menegaskan tentang perintahnya seorang anak wajib untuk berbuat baik kepada orang tuanya. Terlebih jika orang tua sudah lanjut usia, janganlah sekali-kali berbuat kasar dan melontarkan kata-kata yang tidak berkenan di hati mereka. Karena jika seorang anak membantah perintah orang tuanya itu merupakan perbuatan tercela.
Maka dari itu kita sebagai pemuda harus berbakti kepada kedua orang tua. Jika orang tua kita meminta tolong sesuatu kepada kita. Jangan biasakan untuk menjawab “nanti saja” kata-kata tersebut sering diucapkan anak-anak pada zaman sekarang. Padahal sudah jelas di surat Al-Isra dijelaskan bahwa berkata “ah” saja dilarang oleh agama.
Tetapi, sekarang ini banyak sekali pemuda yang lebih mematuhi perintah pacarnya atau orang asing daripada perintah kedua orang tua. Ketika kita dimintai tolong oleh orang tua ada aja alasan yang digunakan tetapi jika itu yang meminta tolong teman atau pacarnya pasti lebih cepat untuk menolongnya.
Ketika kita dimintai tolong dari seseorang saja bisa langsung kita iyakan. Dan mengapa jika orang tua meminta tolong ada aja seribu alasan untuk menolaknya? Mari kita bersama-sama menjadi pemuda milenial yang selalu taat kepada orang tua.
Sungguh, kenangan terhadap pemuda yang membantu bapaknya di sawah itu, akan jadi salah satu inspirasi yang paling saya ingat agar tidak malu, gengsi juga tidak terlalu memikirkan perkataan buruk orang lain. Doa terbaik untukmu. Semoga Allah melancarkan segala urusanmu.