...UMKM sebagai kegiatan usaha yang terbukti telah bolak-balik menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Berbagi Pengetahuan dan Pengalaman Pegiat UMKM di UGM
Kemarin siang sampai sore, atas rekomendasi saudara sepupu, saya sempat ikut seminar tentang kiprah Usaha Mikro Kecil dan Menengah, UMKM, yang diselenggarakan oleh Universitas Gajah Mada, UGM.
Kegiatan rutin yang dinamakan Pemikiran Bulaksumur ini, telah terselenggara hingga yang ke-22, tepat kemarin, 21 Pebruari 2023, pukul 13:00 - 15:30 WIB.
‘Kebertahanan UMKM D.I. Yogyakarta’, demikian judul seminar dalam kegiatan Pemikiran Bulaksumur ke-22 kali ini.
Gak tanggung-tanggung, seminar yang membahas kegiatan UMKM ini, tak hanya dihadiri oleh kalangan pegiat UMKM namun juga rektor, guru besar, beserta Sivitas Akademika UGM yang terkait dengan pengembangan UMKM khususnya di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY.
Juga para peminat UMKM yang berada di luar daerah DIY, apakah para praktisi maupun para pembelajar yang mencoba menelaah fenomena UMKM sebagai kegiatan usaha yang terbukti telah bolak-balik menyelamatkan perekonomian Indonesia.
Acara berlangsung tertata, terdapat protokol resmi seperti menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, berdoa, sambutan rektor UGM, sambutan guru besar fakultas ekonomi UGM dan paparan narasumber yang berkesempatan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman perihal pengelolaan UMKM, khususnya di DIY, dalam lingkup akademisi maupun praktisi.
Terdapat tiga narasumber yang menyampaikan materi paparan dengan durasi 20 menit, dipandu oleh moderator, Prof. Catur Sugiyanto, guru besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis, UGM.
Kesempatan pertama menyampaikan materi adalah Prof. Alva Edy Tontowi, dengan paparan tentang perlunya kegiatan UMKM menjadi penyangga ekonomi DIY bahkan berkembang secara nasional, dengan memasukkan unsur kemajuan teknologi informasi dan segmen pasar tertentu, serta memicu gairah bagi generasi milenial untuk turut menekuni dan mengembangkan UMKM, sebagai bagian tuntutan revolusi industri 4.0.
Pemateri berikutnya adalah Ibu Sofiatun Gudono, pengusaha wanita asal kota Kediri yang sukses mengembangkan usaha bidang produk busana dengan sentuhan batik tradisional dengan segmen pasar tak hanya nasional namun juga internasional.
Lalu terakhir ada Pak Wisnu, pegiat sistem informasi/teknologi informasi yang memroduksi sebuah aplikasi yang sangat membantu pegiat UMKM di wilayah DIY khususnya, dalam pengiriman produk baik dalam hingga luar negeri, bernama SiBakul.
Sibakul, sebuah platform buatan lokal yang menyentuh semangat pelaku usaha UMKM dalam penyediaan layanan kiriman gratis ongkos kirim, baik lokal, nasional, regional bahkan global bekerja sama dengan layanan jasa kurir nasional.
...mampu mengajak peserta seminar daring ini menjadi tergugah sekaligus terinspirasi.
Membangun Sikap Meraih Keberhasilan
Semua materi menarik dan membuka wawasan, bahwa kegiatan UMKM itu tak hanya menjadi peluang, namun juga menumbuhkan harapan. Merupakan kegiatan yang bakal mengasah kemampuan agar usaha, bisnis yang dilakukan tak hanya mampu bertahan namun juga terus bertumbuh kembang.
Dalam kesempatan ini, saya tertarik dengan materi serta cara penyampaian yang disampaikan oleh Bu Sofiatun Gudono. Karena tak hanya memikat, namun juga inspiratif. Selayaknya guratan gagasan seorang wanita yang memang tercipta sebagai makhluk penuh inspirasi.
Tampil dengan tatanan penyampaian materi power point dan penjelasan yang efektif serta powerful, mengajak peserta menjadi pemirsa yang bukan sebagai obyek untuk membaca materi paparan, namun lebih ke memaknai ungkapan gagasan, kata-kata yang disampaikan.
Efektif, karena materi paparan dalam format Microsoft Power Point terdiri dari 8-10 kata-kata penting, yang ramah tatapan mata, mudah disimak dan dibaca, eye catch.
Powerful, karena Bu Sofiatun mampu menggarisbawahi setiap kalimat gagasan yang tersaji dalam 8-10 kata-kata pada paparan, menjadi ungkapan kata-kata lemah lembut dan santun, yang mampu mengajak peserta seminar daring ini menjadi tergugah sekaligus terinspirasi.
Mulai penyampaian gagasan, pengetahuan dan pengalaman hingga sesi tanya jawab, apa-apa saja yang tersampaikan oleh Bu Sofiatun yang pernah melalui proses perjuangan menghidupi keempat putra dan putrinya sepeninggal suami tercinta, menyiratkan pesan dan teladan tentang bagaimana seorang yang mengembangkan usaha, dalam dirinya telah terbangun sikap yang melekat kuat, yakni;
- Kerja keras,
- Percaya diri,
- Pikiran terbuka,
- Inovatif, Konsisten,
- Pengembangan kualitas produk,
- Komunikasi dan konsultasi,
- Berjejaring dengan kolega sevisi dan sefrekuensi.
Lalu, akumulasi sikap-sikap tersebut dalam menjalani kegiatan UMKM, maka pelan namun pasti bakal membuahkan satu kata, yakni; Sukses.
...mengelola perubahan, yang diawali oleh langkah membangun suasana mendesak...
Mengelola Pengetahuan Menapak Perubahan
Diskusi dalam seminar ini dilakukan baik menjawab pertanyaan via chatting daring maupun peserta yang mengangkat tangan kanannya.
Acara pun selesai pukul 15:30 WIB, dihadiri oleh 200-an peserta.
Luar biasa memang, merupakan satu kegiatan rutin dari Sivitas Akademika UGM bertajuk Pemikiran Bulaksumur, mencakup banyak hal selayaknya luasnya ilmu pengetahuan yang digali serta ditebar oleh perguruan tinggi berstatus Universitas, yang diselenggarakan periodik serta terukur, yang diharapkan bisa memberi pengaruh nyata dalam upaya menuju kebaikan, yang tak hanya di lingkungan DIY namun juga nasional.
Ibaratnya, seminar Pemikiran Bulaksumur menjadi bagian dari 8 Langkah Kotter dalam mengelola perubahan, yang diawali oleh langkah membangun suasana mendesak, Create Sense of Urgency, hingga diakhiri oleh langkah melembagakan pengelolaan perubahan sebagai budaya, Institute of Change.
Menjadi pengejawantahan nyata akan penerapan pengelolaan pengetahuan, pada sebuah kampus yang memiliki semboyan; 'Mengakar kuat dan menjulang tinggi’. Suatu ungkapan yang memaknai tekad untuk mengakar ditingkat lokal dan dihargai pada tingkat dunia.
...kedua kaki tetap berpijak di atas bumi.
Intelektual Lokal Penghargaan Global
Selama seminar berlangsung, penyampaian materi dan diskusi dalam bahasa Indonesia tentunya dengan dialek Jawa Tegah yang kental.
Tak saya dengar ada istilah-istilah yang campur-campur bahasa Inggris macam;
Which is, Literally, Let say, Basically, Actually, It depends on, It doesn't work, We been knew, So what?
Apalagi? … Oh iya sama; Sugar coating.
Gak ada itu semua campur-campur Inggris-Inggrisan. Bener-bener bahasa Indonesia berdialek Jawa yang berkesan ndeso markeso. Tapi sama sekali gak ndesit kampungan, tetap elegan.
Benar-benar mencerminkan suatu forum yang dikelola oleh orang-orang yang pinternya sundul langit, namun kedua kaki tetap berpijak di atas bumi.
Sebuah kegiatan memfasilitasi gagasan yang perlu menjadi teladan bagi lembaga-lembaga pendidikan tinggi, tempat anak-anak muda menimba banyak ilmu pengetahuan, agar kisi-kisi ruang pengetahuan yang masih kosong bisa terisi.
Bisa penuh terisi?
Tentulah tidak, karena menggali ilmu pengetahuan itu ibarat gelas yang tak pernah sepenuhnya terisi.
Selalu masih ada kekosongan, biar gelas terisi lagi, lagi dan lagi dan tetap tak bakal penuh terisi.