Harus adalah kata yang bermakna wajib, sehingga tidak ada alasan untuk kalah dan menyerah.
Usia muda menjadi alasan wajib untuk memilki semangat positif menentukan masa depan yang cerah. Sekitar 10 atau 15 tahun lalu, masa depan yang dianggap menjajikan adalah sebagai orang kantoran, dengan jadwal teratur dan seragam, mulai hari Senin sampai Jumat.
Saat ini, pergeseran terasa jelas, orang sukses itu bisa berprofesi sebagai youtuber, content creator, desainer grafis, social media specialist, content writer, dan lain-lain. Penghasilan yang besar bahkan mengalahkan gaji orang kantoran yang masih dianggap nyaman karena keteraturan penghasilan setiap bulannya. Para calon mertua, dahulu bertanya kepada calon menantu dengan pertanyaan yang serupa, kerja di mana?
Harus kaya bukan slogan, namun sebenarnya bisa menjadi kenyataan jika melihat dari kisah-kisah seperti Bill Gates yang mengawali kariernya membangun Microsoft sejak usia 19 tahun bersama temannya Paul Allen yang masih berusia 20 tahun. Ada inspirasi juga dari berdirinya Wendy’s Restaurant, yaitu dirintis Dave Thomas sejak usia masih 15 tahun.
Selalu ada kisah atau sejarah nyata yang mampu memberi energi terbarukan untuk setiap generasi memiliki semangat dan impian untuk kaya. Hidup tidak hanya sekadar pilihan, namun juga keputusan, keberanian, bahkan kerja cerdas dan kerja keras.
Pendiri Dell Computer, yaitu Michael Dell, merintis bisnis setelah drop out dari Universitas Texas, yaitu sekitar umurnya masih 20 tahun. Sang inspirator lainnya, yaitu Valentino Rossi, pada usia 23 tahun, berbagai rekor dunia otomotif diraihnya
Buku "Ngapain Nunggu Tua Kalau Mau Kaya" karya Ari Chandra Kurniawan menjelaskan beberapa hal yang disinyalir menjadi penyebab gagalnya orang menjadi orang kaya. Kenyataan yang sering terjadi adalah takut: takut gagal dan takut mengambil risiko menjadi sampah yang menjadikan semangat berubah menjadi tidak bergairah dalam berkarya.
Ketakutan makin parah jika ditambah dengan doktrin. Doktrin bisa saja berupa anggapan yang terbentuk dalam pikiran, misalnya kaya harus memilki modal besar, pendidikan tinggi, harus punya banyak relasi, bahkan kaya itu keturunan.
Tidak tahu cara kaya menjadi penyebab kegagalan. Ilmu tentang uang, strategi sukses berwirausaha, minimal menjadi dasar untuk mengawali impian.
Dunia nyata, yaitu dunia pendidikan, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, bahkan sekolah menengah atas dengan waktu 12 tahun mengenyam dunia pendidikan, secara nyata tidak mengajarkan cara mencari uang. Waktu mata pelajaran akuntasi saat SMA belajar mengatur dan mengelola uang, namun ketika ditanya, “Ini duit siapa?”, tidak ada yang bisa menjawab.
Mentalitas menjadi penentu utama. Ada yang jelas menggambarkan mentalitas rendah yang dimiliki oleh banyak orang, yaitu mudah nyerah, tidak jujur, tidak disiplin, pesimistis, tidak memiliki integritas. Istilah NATO (No Action Talk Only) cocok disematkan kepada pribadi orang-orang yang memiliki integritas rendah.
Socrates punya kalimat, “Gnothi teauton”, yang berarti kenalilah dirimu, mungkin menjadi tips atau solusi untuk setiap orang bisa sukses dan kaya. Biasanya, jika terkait kenali diri, seringnya berkutat dengan nama, alamat, asal daerah, almamater, nama orang tua, dan lain-lain.
Padahal, saat melakukan penelusuran diri, setiap pribadi sedang mengenal sifat-sifat Tuhan. Agama Islam menngambarkan manusia sebagai khalifah. Manusia sebagai hamba Allah sepatutnya memiliki kepercayaan diri karena ada Yang Maha Menuntun, sehingga pertolongan dari Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang akan selalu ada.
Jika merujuk kembali kepada Socrates, ada semboyan: "Belajar yang sesungguhnya pada manusia adalah belajar tentang manusia". Maknanya, setiap individu manusia wajib mengetahui dirinya sendiri sebelum memahami hal lainnya.
Socrates, dalam kesehariannya, memilih berjalan-jalan dan berkeliling di pasar-pasar untuk berbincang dengan setiap orang yang dijumpai. Tujuannya adalah menggali jawaban yang tersimpan mengenai berbagai persoalan yang ada.
Seorang aktor, sutradara, dan penulis naskah film berkebangsaan Amerika Serikat, Sylvester Stallone mengatakan, “Saya percaya ada kekuatan dari dalam yang menentukan seseorang menjadi pemenang atau pecundang. Para pemenang adalah mereka yang benar-benar mendengarkan suara hati mereka.”
Kenyataannya, masih saja ada orang yang menolak kondisi sebenarnya bahwa sebagai manusia yang diberikan berbagai kelebihan, karunia akal yang sehat, fisik yang baik, bukanlah hal yang mustahil mewujudkan sesuatu. Manusia gagal selalu saja berlindung dari kehadiran hal-hal yang membawa efek buruk dalam pikiran dan menjadi batu besar yang menghalangi cahaya kebenaran.
Seorang penulis Amerika Serikat, Napoleon Hill, mengatakan, "Jangan menunggu; tak ada waktu yang tepat untuk memulai. Mulailah dari titk di mana Anda berdiri dan kemampuan yang Anda miliki. Kemampuan yang lebih baik akan muncul dalam perjalanan."
Sesungguhnya, banyak orang memiliki ketakutan yang berlebihan dan terkesan FM (Fokus Masalah). Berjalan membuat setiap orang belajar. Makin berjauh berjalan, maka akan banyak hal yang dijumpai sehingga membuat kisah yang menarik untuk dijadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan.
Kesimpulannya adalah ayo bertindak dari sekarang. Ketika Anda membaca tulisan ini, mungkin ini bukan tulisan pertama, atau bahkan tulisan kesekian kalinya bicara tentang semangat dan motivasi, namun jangan pernah lelah dalam memberi semangat untuk terus yakin akan perubahan yang baik, yaitu sebagai aktor bukan hanya sekadar penonton. Ingat, harus kaya tidak mustahil, namun kenyataan.