Siapa di antara teman-teman yang merasa kalau waktu 24 jam itu singkat? Rasanya seperti baru tadi pagi kita bangun tidur dan beraktivitas seperti biasa. Namun, tiba-tiba hari sudah menjelang malam saja. Atau merasa sepertinya kemarin baru hari Senin, dan tak terasa sudah memasuki masa weekend yang tandanya itu waktu untuk teman-teman bersantai setelah lima hari yang padat dengan aktivitas.

Iya, seperti itu. Kita sering merasa kalau waktu berjalan sangat cepat. Setahun seperti sebulan, sebulan terasa seperti seminggu, seminggu seperti sehari, dan sehari rasanya hanya terlewati dalam beberapa jam saja.

Namun di sisi lain, bukankah sebenarnya waktu itu relatif? Orang-orang yang sibuk bergelut dengan pekerjaannya akan merasa waktu berlangsung singkat. Dan sebaliknya, bagi mereka yang tidak memiliki aktivitas untuk dilakukan pasti akan menganggap 24 dalam sehari rasanya sangat lama.

Banyak dari kita yang mungkin sering mengeluhkan tentang 24 jam dalam sehari itu kurang. Perlu ditambah. Mungkin jadi 30 jam dalam sehari? Atau bahkan lebih.

Dan tak sedikit pula yang merasa bahwa semua pekerjaan yang kita lakukan, tidak bisa diselesaikan dalam satu hari saja. Butuh tambahan waktu agar pekerjaan-pekerjaan itu bisa dituntaskan. ‘Pekerjaan’ yang kita bicarakan di sini bukanlah pekerjaan yang berat dan rumit sebetulnya, melainkan pekerjaan kita sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat kerja.

Sekarang pertanyaannya adalah,

“Mengapa pekerjaan itu tidak bisa diselesaikan dalam satu hari? Apa penyebabnya?”

“Apa karena saking banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan, atau malah kita yang justru menunda-nunda hingga pekerjaan itu menumpuk?”

“Atau ini perihal kita yang tidak pintar dalam membagi waktu?”

Sebetulnya kalau aktivitas kita diurutkan satu per satu mulai dari bangun hingga tidur lagi, mungkin mulai dari olahraga ringan, kemudian dilanjut berberes-beres rumah, memasak, lalu pergi ke kantor atau ke kampus kalau teman-teman adalah seorang mahasiswa, dan setelah itu pulang ke rumah atau kos di sore harinya, kita mungkin berpikir kalau padatnya aktivitas ini membuat kita sering dihadapkan dengan kesulitan membagi waktu.

Mana yang harus dipentingkan terlebih dulu?

Apakah itu pekerjaan rumah atau tugas kuliah?

Dan apakah kita akan menyempatkan waktu istirahat di sela-sela kesibukan di tempat kerja?

Sudah sepatutnya kita merenungkan kembali hal yang mungkin kelihatan sepele seperti ini. Hal sepele yang sebenarnya mampu mengubah hidup kita menjadi lebih tertata.

Jikalau teman-teman ada waktu senggang, ada baiknya langsung kerjakan saja tugas-tugas yang ada, entah itu tugas sekolah, kuliah, bahkan pekerjaan rumah sekalipun. Lakukan pekerjaan yang bisa kita lakukan saat itu juga. Kurangilah hal-hal yang tidak terlalu penting, seperti terlalu sering rebahan. Apalagi disambi dengan scroll sosial media yang bisa memakan waktu hingga berjam-jam lamanya.  

Coba jawab dengan jujur, berapa lama teman-teman bisa menghabiskan waktu dengan scrolling sosial media?

Sikap menunda-nunda pekerjaan juga perlu dihilangkan. Ini mungkin sulit untuk sebagian teman-teman yang belum terbiasa. Tetapkan mindset ‘kalau kita bisa melakukan pekerjaan sekarang, kenapa harus nanti?’ Bukankah itu juga akan membuat teman-teman mempunyai banyak waktu luang untuk melakukan pekerjaan lain atau digunakan untuk beristirahat?

Di saat yang lain sedang dikejar deadline hingga rela untuk begadang semalaman, teman-teman bisa menggunakan waktu untuk tidur lebih awal dan bangun dengan fresh di pagi harinya.

Teman-teman juga bisa menetapkan skala prioritas. Tentukan pekerjaan mana yang harus dilakukan terlebih dahulu. Mana yang sekiranya penting dan mana yang kurang penting untuk dikerjakan. Kerjakan tugas yang lebih dekat dengan deadline. Ini tentunya akan meminimalisir keterlambatan dalam pengumpulan tugas itu sendiri.

Kemudian, yang menjadi masalah berikutnya adalah teman-teman yang mungkin masih kesulitan dalam mengatur mood dan menghilangkan rasa malas. Untuk rasa malas ini agak sulit sebetulnya. Karena sepertinya jarang atau bahkan tidak ada orang yang tidak pernah sekalipun merasakan malas dalam hidupnya. Semua pasti pernah merasa malas. Namun, bedanya adalah apakah orang tersebut mampu mengendalikan rasa malasnya atau tidak.

Sebab, malas merupakan sifat normal dan manusiawi. Tidak apa-apa kalau teman-teman ingin malas sesekali. Tetapi ingat, jangan dilakukan berkali-kali dan jadi kebiasaan, ya.

Teman-teman pasti lebih tahu dan paham tentang bagaimana harus mengontrol rasa malas itu. Sekarang tinggal pengimplementasiannya saja sebetulnya. Apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak.

Lalu untuk mengatasi mood yang sering berubah-ubah dan biasanya lebih sering dialami oleh perempuan, cara yang bisa dilakukan teman-teman, yaitu dengan mengembalikan mood terlebih dahulu.

Mungkin di antara teman-teman ada yang kalau mood-nya sedang kurang baik, lebih memilih untuk tidak melakukan suatu pekerjaan sampai mood baiknya kembali. Karena cara mengembalikan mood setiap orang berbeda, sesuaikan saja dengan yang biasa teman-teman lakukan. Jalan-jalan sejenak dan membeli makanan yang disukai, misalnya.

Atau mungkin di antara teman-teman ada yang memilih untuk tidur guna mengembalikan mood. Tentu tidak masalah. Lakukan hal-hal yang sekiranya membuat teman-teman merasa nyaman dan mampu mengembalikan mood. Apabila mood sudah membaik, pasti pekerjaan bisa kita kerjakan dengan maksimal.

Jadi, bagaimana? Apakah kiranya kalau teman-teman menerapkan cara-cara di atas dalam aktivitas sehari-hari, 24 jam dalam sehari itu masih ingin ditambah?

Kunci utamanya di sini adalah jangan malas dan menunda pekerjaan yang ada. Selagi kita bisa dan ada waktu luang, kerjakan apa saja yang bisa kita kerjakan. Bukankah kalau pekerjaan sudah selesai, kita bisa bebas bersantai dan melakukan hal-hal lain yang lebih bermanfaat?

Teman-teman juga bisa beristirahat dan melakukan me time. Ingat, ya kalau kesehatan dan kebahagiaan teman-teman juga tidak boleh dilupakan. Justru itulah hal yang terpenting sebetulnya. Dan cara-cara mewujudkannya adalah dengan melakukan hal-hal tersebut di atas.

Tidak perlu instan dan ingin langsung terlihat hasilnya. Pelan-pelan saja. Mulai dengan langkah kecil setiap harinya dan itu akan menjadi kebiasaan dengan sendirinya.

Jadi teman-teman, kesimpulannya adalah kita tentu tidak perlu menuntut untuk menambah jumlah waktu menjadi 30 jam dalam sehari. Bukankah ini hanya perihal tentang bagaimana kita pintar-pintar dalam membagi waktu?

Just step by step.

Keep it up!