Berawal dari pernikahan dua orang berbakat Katerine Cook dan Lyman Briggs pada tahun 1886. Katerine seorang pemikir, pengamat yang pendiam tertarik dengan kesamaan dan perbedaan dalam kepribadian manusia pada masa perang dunia I.
Dia mulai mengembangkan tipologinya sendiri yang sebagian besar melalui studi tentang biografi Carl Gustav Jung. Lyman adalah seorang ilmuwan serbaguna yang menjadi tokoh dominan dalam membangun ilmu pengetahuan sebagai kekuatan penting di aula pemerintahan.
Lyman sebagai direktur Biro Standar Nasional (National Bureau of Standards) ia berperan dalam pengembangan penerbangan modern dan energi atom serta dalam eksplorasi stratosfer dan Antartika.
Keluarga Briggs memiliki seorang anak perempuan, Isabel, yang mereka didik di rumah kecuali selama satu atau dua tahun di sekolah umum. Isabel Briggs masuk Swarthmore College pada usia 16 tahun dan lulus pertama di kelasnya pada tahun 1919.
Di tahun pertamanya, ia menikah dengan Clarence Myers. Sampai pecahnya Perang Dunia II, dia berperan sebagai Ibu dan Ibu rumah tangga. Meski demikian ia menemukan waktu untuk menerbitkan dua novel mister yang sukses, salah satunya memenangkan hadiah atas sebuah cerita Erle Stanley Gardner.
Penderitaan dan tragedi perang membangkitkan keinginan Myers untuk melakukan sesuatu yang yang dapat membantu orang memahami satu sama lain dan menghindari konflik yang merusak.
Setelah lama menyerap kekaguman ibunya terhadap tipologi Jung, dia memutuskan untuk menemukan metode untuk membuat teori yang dapat digunakan secara praktis. Maka lahirlah gagasan tentang “type indicator". Melalui kerja ketulusan, kerja keras, tanpa dukungan dan sponsor Myers melakukan uji coba dan penelitian untuk dapat menemukan apa yang saat ini dikenal sebagai Myer-Briggs Type Indicator atau MBTI.
MBTI inilah yang saat ini cukup populer. Sebuah test kepribadian yang membagi tipe kepribadian seseorang menjadi 16 tipe. Tipe kepribadian tersebut antara lain seperti INFJ, INFP, ISFJ, ISTP, INTP, ENTJ, ESTJ, ESFP, ENTP, ESFJ, ENFP, INTJ, ISFP, ISTP, ENFJ dan ESTP.
Barangkali Anda termasuk salah satunya yang tertarik dan telah mengikuti test ini secara daring. MBTI atau Myer-Briggs Type Indicator merupakan tes psikologi yang dirancang untuk mengukur preferensi seseorang dalam menerima informasi, melihat masalah serta membuat keputusan.
Salah satu referensi yang menjabarkan tentang MBTI ini adalah Buku karya Isabel Briggs Myers dan Peter Myers yang berjudul Gift Differing: Understanding Personality Type. Buku ini menjabarkan mengenai tipe kepribadian manusia yang memberikan pengaruh terhadap karier, pernikahan hingga makna kehidupan itu sendiri.
Dasar teori MBTI adalah tipologi yang dikemukakan oleh Carl Gustav Jung dalam bukunya yang berjudul “Psychological Types”. Jung menggambarkan fungsi psikologis manusia berdasarkan 4 kategori, yaitu: Extraversion (e), Introversion (i), Sensing (s), dan intuition (n). Dari teori Jung tersebut Isabel Myers bersama Ibunya, Katharine Cook Briggs dan anaknya Peter Myers bekerja dengan sungguh membuat kuesioner psikometri yang sekarang kita kenal sebagai MBTI.
Isabel berangkat dari pandangan bahwa setiap individu itu unik. Masing-masing adalah produk dari hereditas dan lingkungannya sendiri dan karenanya berbeda dari yang lain. Ia menyampaikan bahwa di setiap keunikan tersebut terdapat "Gift" atau hadiah yang diberikan kepada setiap individu.
Inilah mengapa buku ini berjudul Gift Differing: Understanding Personality Type, yang makna harafiahnya adalah Perbedaan Hadiah, Memahami Tipe Kepribadian. Dengan memahami perbedaan individu, diharapkan dapat meningkatkan rasa kasih sayang, mengenal potensi dan terhindar dari konflik yang dapat merusak.
Buku ini terdiri dari 19 Chapter dengan 4 pembagian.
Di bagian pengantar, Buku ini memberi tulisan tentang bagaimana latar belakang sejarah lahirnya Myer-Briggs Type Indicator itu sendiri.
Part I berjudul Teori yang berisi dua chapter, yakni chapter 1 dan 2. Chapter 1 menjelaskan latar belakang mengapa terdapat perbedaan kepribadian. Chapter 2 menjelaskan ekstensi teori Carl Gustav Jung.
Part II terdiri dari 7 chapter. Part II memiliki judul “Effect of the Preferences on Personality”. Chapter 3 menjelaskan tabel perbandingan dari 16 tipe kepribadian. Chapter 4 menjelaskan efek dari pereferensi EI (Ekstravert/Introvert). Chapter 5 menjelaskan efek dari preferensi SN (Sensing/Intuiting). Chapter 6 menjelaskan efek dari preferensi TF (Thinking/Feeling). Chapter 7 menjelaskan efek dari preferensi JP (Judging/Perceiving). Chapter 8 Membahas perbandingan ciri extravert dan introvert (Sensing, Intuiting, Feeling, Thinking). Dan chapter terakhir, chapter 9 di bagian II berisi deskripsi dari 16 jenis tipe kepribadian.
Part III berfokus terhadap implikasi praktis dari setiap tipe. Chapter 10 menjabarkan tentang pentingnya penggunakan fungsi kebalikan. Chapter 11 berisi penjelasan tipe kepribadian dan pernikahan. Chapter 12 tentang pembelajaran di masa awal setiap tipe. Chapter 13 menjelaskan tentang tipe kepribadian dan cara belajar. Chapter 14 menjelasan tentang tipe kepribadian dan pekerjaan.
Part IV menjelaskan tentang dinamika pengembangan dari setiap tipe kepribadian. Chapter 15 memberikan pengenalan tentang bagaimana seorang tipe berkembang. Chapter 16 menjelaskan tentang bagaimana tipe kepribadian yang baik dikembangkan.
Chapter 17 Memaparkan rintangan dalam mengembangkan tipe kepribadian. Chapter 18 menjelaskan tentang motivasi dalam mengembangkan anak. Chapter terakhir yakni Chapter 19 yang kurang lebih menjelaskan benang mereah dari buku ini.
Penulis menyebutkan bahwa dengan memahami tipe kepribadian sangat berkontribusi besar dalam memudahkan hidup manusia. Selain itu, juga dapat memberikan peta untuk mengembangkan potensi manusia sehingga menjadi manusia yang lebih optimal dalam memaksimalkan apa yang ada di dalam dirinya.
Secara keseluruhan buku Gift Differing: Understanding Personality Type ini cukup lengkap dalam memberi gambaran tentang MBTI itu sendiri. Penjelasan yang diserta dengan cerita dan tabel sangat memudahkan pembaca dalam mencerna poin yang disampaikan.
Meski demikian, buku ini termasuk yang memerlukan usaha lebih dalam membacanya. Terlebih bagi yang tidak terbiasa dengan tulisan berbahasa Inggris. Di samping buku ini merupakan buku teori alias bukan buku populer yang ringan, beberapa kosakata baru barangkali akan menjadi tantangan tersendiri bagi pembaca untuk memahaminya.