Federasi Rusia merupakan negara terluas dan terbesar di dunia yang memiliki pembentukan sejarah yang sangat panjang.

Rusia juga dikenal sebagai negara yang memiliki kekayaan alam berupa minyak bumi dan gas alam yang sudah tersebar di seluruh negara-negara lainnya, yang membuat Rusia sebagai salah satu negara dengan penghasil minyak terbesar di dunia.

Pada saat ini Rusia dikenal sebagai negara pecahan Uni soviet terbesar dari antara negara merdeka lainnya.

Dimana dalam sistem dunia modern itu memiliki kapasitas dalam negeri yang cukup untuk menjadikan negara superpower di level internasional.

Dari hal ini dapat dilihat dari kekuatan sektor perekonomian, yang ditandai dengan kekayaan hasil alam berupa minyak bumi dan gas alam yang membuat Rusia sebagai salah satu negara pengekspor yang terbesar di dunia, sistem politik, militer dan luas wilayah yang dimiliki Rusia.

Beberapa perusahaan MNCs itu yang bergerak di bidang energi seperti Gazprom dengan produksi gas alam terbesar di dunia, kemudian Lukoil dengan perusahaan minyak terbesar kedua di negara Rusia serta yang memonopoli pipa minyak dan gas di Rusia dan negara tetangga di Rosneft dan Transneft.

Hal inilah yang menjadi hasil dari concern pemerintah Rusia akan kebutuhan minyak serta gas alam di negaranya.

Oleh karena itu kebijakan luar negeri Rusia sangat dibutuhkan pada pengamanan akses untuk minyak mentah dan gas alam, di mana mereka menjadi memanfaatkan mobilitas dari MNCs mereka untuk dapat mengeksplorasi di wilayah yang membutuhkan atau berkekurangan akan sumber daya alam termasuk dalam minyak mentah dan gas alam.

Pemerintah Rusia sangat paham akan potensi salah satu wilayah kebijakan strategis berupa kekayaan sumber daya alam berupa minyak mentah dan gas alam yang terletak di wilayah Kaukasus Selatan.

Kaukasus dibagi menjadi dua bagian yaitu Kaukasus Utara dan Kaukasus Selatan, Kaukasus Utara merupakan wilayah yang seluruhnya adalah penduduk yurisdiksi Federasi Rusia, sedangkan Kaukasus Selatan merupakan wilayah yang sangat dekat dengan Laut Kaspia yang didiami oleh tiga negara yaitu Negara Georgia, Azerbaijan, dan Armenia.

Negara Kaukasus diperkirakan memiliki cadangan minyak mentah sebesar 25 miliar barel.

Dan 4% cadangan minyak dunia yang terpendam di dalam Laut Kaspia dan terdampar di negara seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Azerbaijan dan Turkmenistan. Dimana ini juga diperkirakan mirip dengan apa yang ada di Kuwait dan lebih besar daripada di Laut Utara Alaska.

Hal inilah membuat kawasan tersebut menjadikannya isu sentral dalam politik pasca Perang Dingin.

Selain itu adanya keterlibatan Rusia dalam konflik Chechnya, sengketa Ossetia dan Barat dalam perselisihan yang terjadi di Armenia dan juga Azerbaijan yang secara keseluruhan guna memperebutkan titik tertentu yang dianggap sebagai sumber minyak mentah dan juga gas alam.

 

Kepentingan Rusia

Rusia memiliki kepentingan dalam mengamankan akses terhadap sumber minyak mentah di dalam negerinya.

Rusia sebagai salah satu power projection dimana dari keterkaitan mereka atas wilayah itu menganggap kekayaan alam berupa sumber minyak mentah yang terdapat di Kaukasus Selatan sebagian merupakan hak mereka.

Rusia juga memiliki strategi untuk memastikan bahwa pihak barat tidak ikut campur dalam permasalahan yang terjadi di kawasan mereka.

Namun yang paling penting adalah aset yang dimiliki Rusia dengan kekayaan alam berupa pipa minyak sebagai alat transportasi hasil dari minyak mentah dan gas bumi yang sudah berada di Uni soviet.

Gas bumi yang menyebar ke seluruh kawasan tersebut yang menuju Eropa yang tentunya menghasilkan devisa yang sangat besar bagi negara.

 

Strategi Foreign Policy Federasi Rusia Terkait Isu Kaukasus Selatan

Vladimir Putin adalah pemimpin negara yang memiliki kekuasan yang bersifat overlap yang dapat mengintervensi urusan kenegaraan apapun termasuk tidak terkecuali urusan politik luar negeri Rusia.

Hal ini tidak lepas dari pengaruh politik pada masa Uni Soviet yang menempatkan presiden sebagai pemimpin utama negara yang memiliki kekuasaan yang sangat besar.

Oleh karena itu, pendekatan untuk menganalisa politik luar negeri Rusia sangat cocok apabila menggunakan Level of Analysis level Individu.

a)      LoA Level Individu: Vladimir Vladimirovich Putin

Vladimir Putin adalah presiden Rusia saat ini, yang dikenal dengan Karier Putin yang terus meningkat salah satunya beliau dengan melewati banyak dimana masa kekuasaan Uni Soviet sangat superior hingga pada masa Uni Soviet runtuh dan terpecah menjadi beberapa negara.

Putin dikenal juga sebagai penyandang yang menjabat sebagai Ketua Partai United Russia sebelum menjabat sebagai presiden Rusia yang menggantikan Boris Yeltsin tahun 2000 dan dibantu oleh Dmitry Medvedev setelah sebelumnya pernah bertukar posisi selama satu periode.

Vladimir Vladimirovich Putin yang di juluki sebagai  siloviki atau “men of power”, dimana dalam hal ini kecenderungan Putin mempercayai militer diyakini sejumlah orang akan membawa negaranya ke arah berbahaya dengan menekankan ketertiban dan kontrol atas demokrasi.

b)     Commonwealth of Independent States (C I S)

Commonwealth of Independent States atau CIS merupakan bentuk regionalisme yang dilatarbelakangi pada situasi yang bersifat security dilemma.

Hal ini ditandai pasca merdeka dari Uni Soviet, negara-negara baru yang tergabung dalam CIS membutuhkan pengakuan kedaulatan dan menghindari keberlanjutan konflik terkait atas hak dan kewajiban sebagai negara pecahan Uni Soviet.

CIS berdiri pada 8 Desember 1991 atas gagasan dari negara-negara yakni Belarusia, Rusia, dan Ukraina yang diikuti juga oleh negara seperti Azerbaijan, Armenia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Turkmenistan, Tajikistan, Moldova, Uzbekistan.

Pada saat ini CIS telah mendeklarasikan berbagai kerjasama di sektor ekonomi hingga budaya yang memiliki tugas khusus di bidangnya tertentu.

CIS adalah regionalisme yang masih bersifat regionalization dimana pembahasannya masih pada kalangan elit politik pejabat tinggi tanpa mengikutsertakan masyarakat level grassroots.

Karena itulah Rusia di bawah pimpinan Vladimir Putin sangat berambisi untuk mengamankan kekayaan alam di wilayah potensi minyak mentah di wilayah Kaukasus Selatan tersebut.

Tujuan Rusia untuk mengontrol wilayah itu begitu kuat dengan menggunakan strategi seperti “memerintah” dan mengontrol langsung dari Rusia atas wilayah Kaukasus Selatan.

Maka hal ini kebijakan Rusia didasari pada prinsip kekuatan regional dan memiliki hegemoni atas wilayah, untuk menjamin keinginan imperialistik negara Kaukasia harus menjadi anggota Commonwealth of Independent States, di bawah kuasa pemimpin Rusia.

Kebijakan luar negeri Putin terhadap CIS didorong atas dasar untuk membangun kembali “Rusia yang besar”.