Dalam kongres NU yang ke- 3, para ulama mendiskusikan sikap umat islam zaman itu terhadap Indonesia, apakah mendirikan Negara Islam atau Negara Damai. Dalam kongres itu disepakati, masyarakat NU akan mengusung negara damai di bumi Nusantara ini. Padahal saat itu, peluang untuk mendirikan negara islam sangat terbuka, tapi para ulama memilih untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang damai.

Dalam kongres itu pula, para ulama mendiskusikan simbol pakaian yang cocok untuk muslim (Jawa) Indonesia karena tidak mungkin untuk menghilangkan budaya yang sudah ada lebih dulu daripada Islam di Nusantara ini. Dan pakaian-pakain itu sebagaimana berikut :

1. Kopiyah

Kopiyah berasal dari bahasa arab Kufiah yang mempunyai arti menutupi. Dalam tradisi Jawa, kita tidak suka kalau ada orang yang sombong ataupun marah kepada kita, tapi kita akan lebih menghargai orang yang sopan santun kepada kita. Dalam istilah Jawa "wong Jowo iku biso mati amergo di pangku" (orang Jawa itu akan mati jika dipangku).

Jadi kopiyah disimbolkan untuk menutupi kepala (otak). Otak diibaratkan dengan kepintaran, sehingga makna kopiyah mempunyai simbol untuk tidak sombong dengan (menutupi) kepandaiannya.

2. Baju Takwa.

Baju Takwa atau sekarang sering disebut dengan baju koko karena adanya akulturasi budaya Jawa dengan Tiongkok. Baju takwa muncul dari sebuah ayat: “wa libas al-taqwa dzalika khair”.(Q.S. al-A’raf [7]:27).

Secara literal “Libas” berarti pakaian (busana). Ia adalah kain yang digunakan untuk menutup tubuh, sebagian atau seluruhnya. Jadi, “libas al-taqwa” berarti: pakaian/busana taqwa. Maka makna “wa libas al-taqwa dzalika khair”, ialah “dan pakaian/busana taqwa itu lebih baik”.

Para ahli tafsir generasi awal Islam memaknai “libas al-taqwa” sebagai “moralitas atau kehormatan seseorang bukan ditentukan oleh pakaian dalam bentuk/konsep fisik atau material, melainkan konsep mental dan spiritual.

Dengan demikian, ketika kita sudah iman tetapi belum bertakwa, diibaratkan kita belum pakai baju, sehingga aurat kita masih kelihatan dan itu bisa menimbulkan rasa malu.

3. Sarung

Sarung berasal dari kata Sar'un yang mempunyai makna selalu melaksanakan syariat Allah. Sarung disimbolkan untuk menutupi segala kejelekan (kemaluan) dan kekurangan juga untuk menjaganya dengan syariat (agama).

4. Sandal Bakiak

Sandal bakiak adalah sandal yang dibuat dari kayu. Bakiak berasal dari dua kata baqo dan yakin. Baqo berarti tetap atau tidak ke mana-mana dan yakin bermakna keyakinan.

Sandal, selain sebagai alas, juga sarana untuk menghindari najis atau hal-hal yang kotor, sehingga kesucian kita terjaga. Sandal Bakiak disimbolkan untuk menjaga keteguhan hati kita dalam melangkah juga menyakini apa yang kita kerjakan (ibadah), sehingga kita menjadi teguh dalam perjalanan spiritual kita.