Tiktok merupakan fenomena terbaru di kalangan anak muda di seluruh dunia. Dari anak-anak hingga remaja, bahkan sebagian orang dewasa pun turut serta menikmatinya. 

Banyak orang yang hanya menjadikannya hiburan di waktu senggang, namun tidak sedikit pula orang yang menjadikannya sebagai media untuk beradu popularitas. 

Di Tiktok, kita bisa menemukan berbagai macam video yang kita inginkan. Dari mulai tutorial, hiburan, musik, ilmu pengetahuan, bahkan sampai video joget-joget pun ada di dalamnya.

Sebelum lebih jauh membahas tentang dampaknya bagi anak muda di Indonesia, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai Tiktok itu sendiri. 

Tiktok merupakan salah satu platform media sosial asal Tiongkok yang berisi video-video pendek dan dilengkapi fitur khusus agar para pengguna bisa berkreasi sesuai dengan keinginannya sendiri.

Aplikasi Tiktok ini mulai diluncurkan pada tahun 2016 dan mulai terkenal pada tahun 2019. Aplikasi Tiktok ini semakin booming saat dunia sedang dilanda pandemi Covid-19. Meningkatnya stress di kalangan anak muda menjadi salah satu penyebabnya. 

Kebutuhan akan hiburan pun akhirnya bisa diatasi oleh hadirnya aplikasi Tiktok ini. Dengan adanya hiburan-hiburan ringan dengan durasi pendek membuat setiap orang yang melihatnya menjadi terhibur dan menghilangkan stres yang dialaminya. 

Selain menikmati hiburan di dalamnya, setiap pengguna Tiktok juga bisa berkreasi sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Hal ini juga didukung dengan adanya berbagai efek dan fitur canggih yang ditawarkan untuk membantu setiap penggunanya untuk mengembangkan kreativitasnya. 

Tidak hanya itu, adanya musik latar yang enak didengar dan juga munculnya tokoh-tokoh ternama seperti artis dan atlet yang berkreasi di Tiktok membuat semakin banyak pengguna baru yang bermunculan.

Terbukti, menurut data yang dihimpun dari DataReportal, terdapat 689 juta pengguna aktif per bulan pada Januari 2021 di seluruh dunia, kecuali di Tiongkok. Sedangkan di Tiongkok, tercatat ada sekitar 600 juta pengguna aktif perbulan. 

Jika ditotal, maka ada sekitar 1,2 miliar pengguna aktif Tiktok pada Januari 2021. Di Indonesia sendiri, pengguna aktif Tiktok telah mencapai angka 92.2 juta pengguna pada Juli 2021, dan jumlahnya pasti akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.

Lalu, bagaimana Tiktok bisa masuk dan terus berkembang hingga sejauh ini di kalangan anak muda? 

Selain karena adanya berbagai macam fitur yang ditawarkan untuk memanjakan penggunanya, ada juga satu faktor lain yang tidak kalah penting, yaitu adanya FOMO atau Fear Of Missing Out yang artinya perasaan takut akan ketertinggalan. 

FOMO sendiri sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan Tiktok, tetapi termasuk juga media sosial lainnya dan juga lingkungan sosial kita sehari-hari. 

Contohnya, saat kita tidak diundang dalam sebuah acara pesta teman kita dan melihat bahwa teman-teman yang lain bergembira di sana, lalu kita menjadi seolah-olah tidak berharga di kalangan teman-teman kita. 

Lalu, saat kita melihat media sosial yang isinya tentang gaya hidup mewah orang lain seperti teman kita yang pergi liburan ke luar negeri ataupun keluarga kita membeli mobil baru ataupun barang mahal lainnya, maka kita pun akan terdorong untuk mengikutinya.

Di Tiktok sendiri, terdapat banyak video tren yang membuat setiap penggunanya terdorong untuk mengikuti hal tersebut. 

Contoh terbaru yang bisa kita lihat yaitu berupa konten salam dari Binjai yang cukup booming beberapa waktu lalu. 

Video yang berisi seseorang memukul pohon pisang dengan cepat sampai pohon pisang tersebut roboh ternyata diikuti oleh banyak oknum yang merupakan pengguna Tiktok dengan melakukan hal yang sama secara tidak bertanggung jawab. 

Seperti contohnya terjadi di daerah Dirung Bajo, Kalimantan Tengah yang merasa kesal karena kebun buah pisang yang dimilikinya sudah hancur oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Bukan hanya itu, ada juga anak-anak yang harus kehilangan nyawanya hanya karena ingin mengikuti tren dengan membuat konten tiktok di tengah jalan.

Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran dari diri kita sendiri dan juga kurangnya kesadaran dari pihak keluarga dan masyarakat untuk mengatasi hal ini. 

Padahal Tiktok memiliki batas minimal usia, namun tetap saja bisa diakses oleh anak-anak.

Oleh karena itu, sebaiknya kita lebih bisa menguasai diri kita dalam hal mengikuti tren ini, tidak semua konten di Tiktok itu baik dan harus diikuti. 

Kita juga harus menjaga anak-anak ataupun adik-adik kita agar terhindar dari penyalahgunaan konten media sosial, terutama Tiktok.

Selain itu, gunakanlah Tiktok dengan bijak dan ambil sisi positifnya. Karena sudah banyak sekali konten bermuatan pendidikan di dalamnya. 

Kita bisa menemukan konten tutorial maupun konten edukasi lainnya yang lebih bermanfaat. 

Semoga kita bisa mengambil sisi positif dari aplikasi media sosial tersebut, setidaknya bisa untuk mengurangi beban pikiran kita di era pandemi ini dengan hiburan-hiburan yang ada di dalamnya.