Sektor pendidikan Indonesia 2 tahun terakhir tengah diuji oleh gelombang kehadiran pandemi. Kondisi yang belum terprediksi membawa berbagai konsekuensi sosial di seluruh penjuru negeri.
Lembaga pendidikan kita yang menghadapi tantangan mendesak untuk segera responsif terhadap fenomena ini, hanya untuk satu tujuan melindungi keberlanjutan iklim belajar agar tetap berlangsung tanpa menghentikan laboratorium pencetak generasi emas.
Era disrupsi menciptakan perubahan secara komunal dan menyeluruh yang mempengaruhi tatanan kehidupan manusia. Tatanan kehidupan yang baru menggantikan tatanan lama karena sudah dianggap tidak sesuai dengan tuntutan zaman.
Lebih jauh Disrupsi menyebabkan terjadinya digitalisasi di berbagi aspek kehidupan. Digitalisasi merupakan respon terhadap Perkembangan teknologi secara terus menerus sehingga menjadi hal yang tidak bisa di pungkiri, arus zaman menuntut kita untuk segera melakukan penyesuaian bukan terlena dengan keadaan.
Transformasi digital menjadi sebuah evolusi radikal yang perlu segera terpenuhi, melibatkan sumber daya yang dimiliki termasuk memanfaatkan teknologi digital yang ada.
Saat situasi berubah menjadi situasi yang lebih menitik beratkan pada pemanfaatan teknologi digital, maka transformasi digital / Digital Transformation (DT) merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat dihindari.
Siap atau tidak, pemerintah harus menyongsong transformasi digital dengan baik agar dapat bertahan dan bersaing.
Transformasi digital menjadi sebuah awal terciptanya cara baru yang lebih efektif dan efisien untuk menggantikan proses yang telah lama hadir dalam melakukan sesuatu tentunya dengan pemanfaatan teknologi .
Indonesia di beberapa daerah sudah mulai beralih ke aplikasi alternatif belajar, hal tersebut memudahkan para siswa dalam belajar.
Wahana maya yang menjadi media transfer ilmu telah digandrungi oleh generasi sekarang , variasi aplikasi seperti ruang guru, google clasroom, zoom, google meet , youtube sebagai media belajar.
Mendikbudristek Menciptakan Platform Merdeka Mengajar
Transformasi teknologi yang dilakukan kemendikbudristek melalui platform merdeka mengajar (PMM) cukup banyak membawa dampak nyata yang bisa dirasakan oleh stakeholder pendidikan.
Platform merdeka mengajar harapannya mampu membantu guru, kepala sekolah dan dinas untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Platform ini menjadi wadah bagi guru untuk saling berkreasi, belajar dari guru disekolah atau daerah lainya, dan mendapatkan konten pembelajaran yang lebih menarik.
lebih dari 1.6 juta guru telah menggunakan platform merdeka mengajar yang memberikan kesempatan pengembangan diri dengan mandiri sesuai dengan kondisi.
"Terbentuknya 3.500 komunitas belajar guru pengguna akun belajar.id sudah mencapai 100 ribu teraktivasi, 29 ribu guru pengguna sudah mengakses platform merdeka mengajar ” kata kepala pusat data dan informasi Kemndikbudristek
PMM diluncurkan bersama dengan kurikulum merdeka pada awal 2022. membantu lebih dari 1,8 juta guru untuk belajar, mengajar dengan lebih baik dan berkarya.
PMM tidak hanya mendapatkan antusias guru perkotaan namun juga guru yang berada didaerah 3T (tertinggal, terbelakang, terdalam). Fitur yang disediakan juga beranekaragam mulai dari bukti karya, perangkat ajar berbasis kurikulum, fitur assasment murid.
Fitur bukti karya menghadirkan referensi untuk guru dalam penyampaian konten pembelajaran, tidak hanya itu guru juga bisa membagikan kreativitas diri nya untuk mengisnpirasi guru lainya. Fitur ini memperbesar peluang untuk menciptakan pemerataan konten ajar di penjuru negeri.
Fitur assasment murid akan membantu guru dan tenaga pendidikan dengan cepat melakukan analisis diagnostik terkait kemampuan peserta didik dalam literasi dan munerasi sehingga pembelajaran yang diterapkan sesuai dengan tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
Guru dari Nusa tenggara Timur (NTT) berbagi kisahnya tentang platform merdeka mengajar yang membantunya dalam proses pembelajaran, fitur “bukti karya” yang dihadirkan membuatnya mendapat inspirasi bahan ajar yang bisa digunakan di kelas sesuai kebutuhan.
PMM juga memberi kesempatan untuk guru se Indonesia untuk berkreasi menciptakan konten yang bisa di lihat oleh guru se Indonesia lainya , sehingga sangat memungkinkan jika daerah tertinggal bisa menggunakan bahan ajar yang digunakan di perkotaan.
Dari manokwari Papua Barat juga mengatakan bahwasanya fitur pelatihan mandiri membuat dirinya konsisten untuk berlatih tanpa adanya paksaan atau tekanan.
“saya juga belajar dari para guru hebat lainya melalui video inpirasi, karya nyata, dan komunitas belajar melalui ponsel, ini juga menjadikan saya semakin tertantang untuk menggerakan komunitas di daerah” ucapnya.
Kisah serupa juga dari guru NTT bahwa guru di kabupaten timor tengah selatan, provinsi nusa tenggara timur sangat terbantu dengan adanya platform merdeka mengajar ,karena menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan kurikulum merdeka.
Dewasa ini, kemampuan menyesuaikan , menguasai dan mengembangkan teknologi menjadi salah satu komponen penting dimasa ini yang harus dimiliki pemerintah untuk agar mampu berinovasi dan menyesuaikan diri.
Selaras dengan perkataan Albert Einstein, “The measure of intelligence is the ability to change”. Penyesuaian pemerintah melalui program ini harapannya mampu mewujudkan pendidik terbaik untuk generasi emas bangsa.