Gambaran Fenomena
Berbicara mengenai Korean wave di Indonesia memang tidak ada habisnya. Sebagian besar dari kita sudah mulai terjebak dalam "demam" Korea, yang telah menyebar ke segala bidang kecantikan, rambut, bisnis pertunjukan, musik, bahkan makanan dan minuman.
Korea berhasil membuat kita jatuh cinta dengan budaya Korea lima tahun lalu. Korea dan Jepang selalu menjadi trendsetter di Asia, dan kini pengaruhnya semakin berkembang, termasuk di Asia Tenggara.
Salah satu industri yang terkena dampak Korean wave adalah tata rambut. Setiap 5 atau 10 tahun, tren rambut berubah. Sekarang model rambut yang paling banyak digemari oleh masyarakat adalah Korean Hairstyle. Membuat banyak orang mengikuti tren tersebut untuk menciptakan gaya rambut yang menarik dan membuat wanita jatuh cinta.
Gaya rambut yang digemari para pria di Indonesia adalah Korean Hairstyle. Model rambut ini mulai dilirik masyarakat pada tahun 2013, hingga saat ini masih menjadi salah satu referensi anak muda di Indonesia.
Model rambut Korea kebanyakan bernuansa gaya rambut pendek pria, walaupun ada juga yang menyukai gaya rambut pria panjang, dan model rambut Korea terbaru adalah Medium Hair Styles.
Banyak artis Korea yang sebagian besar berasal dari kolektif musik (grup kpop) memiliki gaya rambut pendek yang sedang menjadi trend di kalangan para pria di Indonesia.
Eksistensi manusia menurut Soren Keirgeraad
Filsuf Kierkegaard yang mengilhami pemikiran eksistensialisme menunjukkan fase yang bersifat religius, meskipun sangat berbeda dengan filsuf eksistensi lain. Sören Kierkegaard sangat menekankan pertanyaan ilahi atau ketuhanan di puncak pemikirannya. Berbicara tentang filsafat eksistensialisme pasti memiliki akar silsilahnya.
Eksistensialisme adalah filsafat yang melihat semua fenomena muncul dari keberadaannya.Keberadaan itu sendiri dapat diartikan sebagai bentuk keberadaan. Manusia ada di dunia, atau dengan kata lain, sebagaimana manusia ada di dunia.
Kata ‘eksistensi’ berasal dari kata ‘eks’ (keluar) dan ‘sistensi’, yang diturunkan dari kata kerja ‘sisto’ (berdiri, menempatkan). Oleh karena itu, kata ‘eksistensi’ dapat diartikan manusia yang berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya ( Hadiwijono, 1980: 148).
Sulit dikatakan bahwa Sören Kierkagaard adalah seorang filsuf eksistensialisme, karena namanya tidak tercantum di antara para filsuf eksistensialisme. Dapat dikatakan bahwa dia adalah inspirasi dari apa yang diungkapkan dan diulangi oleh para eksistensialis tentang keberadaan manusia. Pasalnya, pada saat itu tidak ada upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah praktis sehari-hari.
Meskipun filsafat Hegel sudah sangat berpengaruh, namun tidak dapat memberikan solusi atas berbagai persoalan, justru yang terjadi adalah sebaliknya.
Filsafat Hegel hanya mencakup kehidupan konkret karena dia menyadari kehidupan khusus ini hanya melalui proses pengembangan ide. Dia menolak karena akan menciptakan ambiguitas. Manusia tidak bisa lepas dari dirinya sendiri.
Menurut Kierkegaard, bagi manusia keadaan atau keberadaannya sendiri sangatlah penting. Dalam eksistensi ini, eksistensi manusia tidak statis, melainkan berubah secara tidak langsung dan bergerak menuju realitas. Dalam perkembangannya, dinamika keberadaan manusia berlangsung dalam kebebasan dan kemerdekaan.
Dengan demikian, keberadaan manusia berada dalam kebebasan karena manusia dihadapkan pada pilihan dalam hidupnya. Dihadapkan pada pilihan ini,orang tidak dapat menghindarinya. Hal ini karena pada kenyataannya masyarakat selalu dihadapkan pada tuntutan dalam pengambilan keputusan.
Dengan demikian, hubungan antara kehidupan dan sifat keberadaan mulai berfungsi sebagai panggilan bangun bersyarat filosofis . Eksistensi adalah titik archimedes baru tempat manusia menghubungkan dunia dan dirinya sendiri.
Lebih lanjut, Sören Kierkegaard mengatakan bahwa manusia yang dapat mengambil keputusan merupakan suatu bentuk eksistensi manusia yang sebenarnya.
Pada tingkat eksistensi estetis, perhatian manusia diarahkan pada segala sesuatu yang berada di luar dirinya dan kehidupannya dalam masyarakat dengan segala yang dimiliki dunia dan masyarakat. Keinginan yang sepenuhnya puas hanya ada dalam eksperimen emosi dan nafsu. Didorong oleh emosi dan keinginan, dia berpikir bahwa kesenangan yang dicapai tidak terbatas.
Analisis Masalah
Tren ini membuat semua orang mengikuti tren Korean Hairstyle. Tidak banyak dari mereka memiliki model rambut yang berbeda namun meniru model rambut dari artis Korea. Kierkegaard menghadirkan tahapan ini karena visinya tentang keberadaan manusia meningkat.
Dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi. Namun, orang yang telah mencapai level yang lebih tinggi tidak menutup kemungkinan untuk jatuh ke level yang lebih rendah atau biasa disebut masa transisi.
Perubahan gaya rambut menyebabkan perubahan yang mendorong manusia untuk eksis di dunia maya dan dikenal banyak orang. Sehingga terjadi dalam setiap peristiwa yang dialami oleh manusia. Korea Hairstlye yang menjadi salah satu acuan dan menjadikan gaya rambut biasa menjadi luar biasa. Terutama bagi para kaum pria.
Pasalnya, perubahan gaya rambut tidak selalu berdampak langsung pada kehidupan masyarakat. Kondisi ini terlihat ketika seluruh masyarakat yang ikut serta dalam tren rambut dan fashion karena perubahan gaya rambut hanya untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Jadi perubahan gaya rambut tidak berdampak besar pada kehidupan masyarakat.
Kesenangan setiap manusia dalam mengikuti keinginan mereka menjadi sebuah alasan. Namun, mereka terlempar oleh dorongan emosi atau keinginan dan perasaan. Manusia estetik juga menggambarkan mengenai ketertarikan manusia pada keindahan. Mereka menikmati dan mengamati berbagai keindahan dunia tanpa batas, karena mereka dikuasai oleh perasaannya sendiri.
Pada tahap ini, prinsip hidup manusia adalah mengejar kesenangan seketika (hedonis). Itu sebabnya aturan moral tidak berlaku di sini, karena menurut mereka aturan moral mencegah dan mengurangi kesenangan yang bisa dicapai.
Kesimpulan
Melalui fenomena ini, kita melihat bahwa ada kegembiraan dalam hati manusia untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan. Tren gaya rambut memberikan banyak perubahan yang terjadi di kalangan masyarakat. Begitu banyak hal yang membentuk masalah yang sesuai dengan tugas setiap manusia.
Budaya Korea wave juga membawa tren ini masuk ke Indonesia dan banyak digemari khususnya para pria. Mereka menginginkan bentuk atau model rambut sesuai dengan idola atau aktor Korea. Melalui eksistensi manusia yang membahas mengenai persoalan-persoalan konkret sekaligus menyentuh wilayah individu.
Sebab yang real itu bukan individu, melainkan Roh yang menjadi semakin sadar diri melalui individu. Setiap individu menciptakan diri dan dunianya melalui suatu pilihan bebas, yang dipilih dan diputuskan sendiri oleh individu itu sendiri. Tanpa ada paksaan dari keluarga, dari sistem politik yang represif maupun dari sistem sosial budaya yang ketat dan kaku.