Saat duduk di bangku kelas 12, ada kabar bahwa sekolah ini kedatangan siswa baru. ia sangat tampan dan terlihat friendly kepada semua orang, sehingga Alleta merasa dirinya tertarik kepadanya. tetapi Alleta belum mengetahui siapa nama anak laki-laki tersebut.
Pada saat bel masuk tiba, siswa tersebut masuk ke kelasku dan harus memperkenalkan dirinya di depan kelas. kemudian, siswa itu maju dan memperkenalkan dirinya. ia bernama Reyga Salazar, orang-orang biasa memanggil ia dengan sebutan Rey.
Setelah ia memperkenalkan dirinya di depan kelas, ibu guru meminta Rey agar duduk bersama Alleta.
"Hai! Salam kenal, siapa namamu?, Tanya Rey. "Hai Rey! Senang bertemu denganmu. aku Alleta Aurora, teman-teman biasa memanggilku Alleta", jawab Alleta dengan senang gembira. Karena ia bisa duduk bersama orang yang ia kagumi.
Tak lama kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Alleta membuka bekal yang ia bawa dari rumah dan memakannya, sementara Rey dan temannya pergi ke kantin. Ketika Alleta sedang makan, tiba-tiba Rey mendekati Alleta dan berkata "aku ingin berbicara denganmu setelah pulang sekolah" ujar Rey. Alleta yang sedang makan pun bingung, "ada apa ya?, apa yang ingin dia bicarakan", dalam hati Alleta.
Sepulang sekolah, Rey mengajak Alleta untuk pergi ke parkiran motor dan berbicara dengan Alleta. Rey mengajak Alleta agar besok ia yang mengantarkan Alleta pulang ke rumahnya, Alleta pun setuju dengan apa yang Rey katakan. dalam perjalanan pulang hati Alleta sudah tidak karuan, "OMG!!! Rey mengajakku pulang bersama besok".
Keesokan harinya, setelah pulang sekolah Rey dan Alleta pulang bersama. Alleta memberi tahu arah jalan pulang ke rumahnya, ternyata rumah ia tidak jauh dengan rumah Rey yang hanya berbeda komplek saja.
sesampainya di rumah ibu Alleta bertanya, "Siapa anak laki-laki yang mengantarkan kamu pulang?" kata ibu. Alleta menjawab dengan rasa takut dan cemas "D-dia Rey, anak baru di sekolah. ia teman sebangku ku". ibu menjawab sambil memuji Rey "Anak baru, pantas saja ibu baru melihat anak itu, dia sangat ramah ya. ya sudah kamu pergi ke kamar dan ganti bajumu", Alleta pun pergi ke kamar untuk mengganti seragamnya.
Pagi pun tiba waktunya berangkat sekolah, pada saat jam pelajaran kedua Rey memberanikan diri untuk meminta nomor telepon Alleta. "Alleta bolehkah aku meminta nomor teleponmu?" ucap Rey. "B-boleh kok", Alleta menjawab dengan gugup. Akhirnya setelah Alleta memberi nomor teleponnya, mereka melanjutkan pelajaran.
Pada malam hari, ketika Alleta sedang membaca novel, ada telepon masuk ke handphone Alleta. orang itu adalah Rey. Alleta dengan gugup mengangkatnya, ternyata Rey hanya menanyakan apakah ada tugas sekolah untuk besok, hati Alleta senang sekali dan tersipu malu. sampai akhirnya mereka hampir setiap malam hari melakukan teleponan hingga larut malam.
Sudah di semester dua, setiap hari Rey dan Alleta semakin dekat. Dan pada Akhirnya, Rey menyatakan cintanya kepada Alleta pada saat berada di kantin. "Alleta, bolehkah aku berbicara denganmu?", ucap Rey dengan tegang. "Boleh, berbicara apa?" Tanya Aletta. "S-sebenarnya... Aku mencintaimu pada awal masuk ke kelas ini, A-aku mengagumi mu", ucap Rey dengan hati yang takut cintanya ditolak dengan Alleta. Alleta kaget dan menerima cintanya Rey kepadanya. "sebenarnya jika aku boleh jujur, A-aku juga mengangumimu pada saat kamu masuk di kelas ini", Alleta menjawab dengan tersipu malu.
Bel masuk sudah berbunyi, pada saat jam pelajaran agama islam berlangsung, seluruh siswa diminta pergi ke masjid sekolah untuk melaksanakan pengambilan nilai sholat. Alleta bertanya kepada Rey "Rey! mengapa kamu tidak ke masjid sekolah?, itu teman-temanmu sudah pada pergi kesana". Rey pun menjawab "Maaf Alleta, a-agamaku non-islam". Alleta pun kaget, karena selama ini Alleta mengira Rey adalah orang Islam. Alleta pun memberi tahu ibu. Karena bukan hanya Alleta saja yang mengira Rey Islam tetapi ibunya juga.
Pada Akhirnya, mereka pun jalan berdua pada malam Minggu. mereka saling tukar cerita satu sama lain dan mendengarkan musik favorit mereka.
Tiga bulan sudah mereka bersama. mereka merayakan tiga bulannya ini dengan saling tukeran kado dan nongkrong di warung kopi bersama, pada saat itu juga adalah ujian terakhir di Kelas 12. berarti tidak lama lagi akan ada yang namanya PERPISAHAN.
Alleta menelepon Rey malam-malam untuk bertanya warna baju yang akan dipakai pada saat perpisahan nanti. Alleta ingin memakai baju yang sama dengan Rey. akhirnya, mereka memutuskan untuk memakai baju warna Hitam-Putih pada saat perpisahan nanti.
Hari perpisahan tiba, mereka datang sangat cantik dan tampan dihadapan guru dan teman-temannya. setelah itu, mereka melanjutkan acaranya hingga selesai.
Setelah kembali ke rumahnya masing-masing, ibu berbicara dengan Alleta "Alleta, ibu mohon tolong jauhi Rey", ucap ibu memberitahu Alleta. "M-mengapa aku harus jauhi dia bu?, dia adalah laki-laki yang baik, dia adalah laki-laki yang aku sangat sukai" Alleta menjawab dengan rasa sedikit kesal dan takut. "Ya ibu tahu, walaupun dia adalah tipe kamu, tetapi cinta beda agama juga tidak benar nak", ibu berkata menasehati dan mencoba memberi pengertian kepada Alleta. "Tetapi bu....", ujar Alleta. "Nak, ibu merestui hubungan kalian, tetapi tuhan belum tentu merestui... ibu mohon ya nak jauhi dia, tolong jangan menambah dosa", ucap ibu.
Alleta pergi ke kamar dan menangis hingga larut malam. Alleta menelepon Rey "Rey, apakah kamu sudah tidur? aku ingin bertemu denganmu besok sore di taman, apakah kamu bisa?, ucap Alleta sambil menangis. "Al... mengapa kamu menangis?, besok sore aku bisa Al", ucap Rey dengan bingung mengapa Alleta menangis. "Okey Rey sampai ketemu besok sore ya", ucap Alleta sebelum menutup teleponnya.
Sebelum pergi ke taman Alleta izin terlebih dahulu kepada ibu. sesampainya di taman, ternyata Rey sudah duluan berada di sana. Alleta memanggil Rey dan langsung menceritakan apa yang akan diceritakan kepada Rey. "Rey... aku ingin menyampaikan apa yang ibu sampaikan saja tadi malam", ucap Alleta. "Memangnya ibumu bicara apa Al?", sahut Rey. "Ibu bilang... aku harus menjauh darimu, ibu memohon kepadaku tadi malam", ucap Alleta sambil menangis. "A-aku harus menjauh darimu?, jika itu mau ibumu, aku akan melakukannya dengan ikhlas....", Rey menjawab sambil menahan nangis dan sesak di dadanya. "Kita sudah bersama 1 tahun, dari awal masuk dibangku kelas 12. dan sekarang waktunya kita putus dan meninggalkan satu sama lain", ucap Rey yang semakin berkaca-kaca matanya. "Maafkan aku... jika aku ada salah dan belum memberikan yang terbaik untukmu", ujar Alleta yang masih menangis dihadapan Rey. "Kita adalah dua orang yang saling mendoakan, tetapi tak bisa dipersatukan oleh tuhan", ucap Rey. "Aku mau ketika kita putus nanti, kita tetap terjalin pertemanannya tidak langsung lost contact Rey..." Alleta berkata. "Baik Al... aku akan menjadi teman yang baik untukmu, dan memjagamu setiap saat", ucap Rey.
Waktu sudah semakin sore, akhirnya mereka putus dan saling mencoba untuk ikhlas meninggalkan satu sama lain demi agamanya masing-masing. walaupun ini berat...
~END
Kita di bentengi oleh banyak hal.
Antara adzan yang berkumandang.
Dan lonceng yang berdentang.
Antara kiblat yang menuntunku pulang.
Serta salib yang membuat mu tenang.