Fenomena kamu nanya

Masih ingatkah Anda dengan slogan “Murah Banget” yang membuat banyak milenial menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Slogan ini melekat di dalam benak para milenial, di beberapa kesempatan saya  bertemu dengan anak-anak sekolah yang sedang berkerumun menuju ke sebuah pusat perbelanjaan.

 Di sana mereka berteriak riang sambil menunjuk nunjuk sebuah toko handphone dengan kata “murah banget” saya melihat dari kejauhan, mereka hanya bercanda dari luar toko, tidak berani masuk, mungkin masih ngumpulin uang jajan.

Mudah Lupa

Namun sudah akhir tahun 2022 setiap kali saya ke pusat perbelanjaan, rumah kopi, santai di tepi pantai dan mengunjungi tempat ramai, kata itu sudah tidak lagi terdengar oleh milenial.

Padahal kata “murah banget” hampir sering saya dengar setiap hari ketika membuka sosmed. Sudah beberapa bulan setelah kata “murah banget” mulai luput dari pendengaran.

Pada siang itu saya berniat untuk mencari warteg yang dekat dari kantor saya. Namun sesampai di tempat di sana, ternyata pak haji tempat biasa saya makan tutup, saya bingung, kok tumben tutup ? .

Saya pun berkeliling di sekitar dan bertanya kepada anak mudah yang sedang asik main gadget di bawah pohon, dek numpang nanya dong, tau nggak tempat makan dekat sini?, “kamu nanya” jawab adik itu sambil melap ingusnya. Iya saya mau nyari tempat makan dekat sini, “kamu nanya, kamu bertanya tanya” saya berpaling dan mencari jawaban di tempat lain.

Dasar bocil. Saya pun bingung sambil mencari informasi tentang rumah makan itu, sambil mencari  saya kepikiran, eh itu bukannya bocil kemarin yang berkerumun di pusat perbelanjaan, sekarang  sudah punya gadget ternyata mereka, hebat.

Namun sepertinya beberapa orang masih men- Switch Of penyimpanan dalam otaknya, hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor yaitu ingatan yang kuat akan kejadian tersebut.

Oleh  karena kata “murah banget” bagi beberapa orang adalah sekedar kata candaan atau sekedar kata penghubung, namun bagi beberapa yang lain adalah sebuah penyesalan, kedengkian, revenge dan bahkan sumpah serapah.

Bagaimana tidak, mereka sudah tertipu puluhan sampai ratusan juta rupiah, ada yang jual rumah, korbanin uang sekolah, mengambil dana darurat, semua itu mereka lakukan agar dapat berkata sama seperti Indra Kens ketika melihat barang mewah.

Singkatnya, Indra Kens adalah seorang trader, entrepreneur dan musisi. Konten Indra sering memuat tentang aktivitas tradingnya, yang mana dalam platform trading tersebut Indra mengajarkan para pengikutnya untuk belajar trading.

Menurut saya, dia tidak menipu. Sebentar. Sebentar, jangan marah dulu, menurut saya prinsip dasar yang berulang kali Indra  ajarkan dalam materi tradingnya pada dasarnya baik.

Dia mengajarkan kepada para penontonya untuk mengatur uang dalam trading, tidak tamak dalam mengambil keuntungan dan tidak pula all in seluruh uangnya dengan tujuan mendapat keuntungan dengan cepat dan banyak.

Singkatnya sering di sebut para trader adalah MM (Money Mangement)  Anda bisa cek sendiri pada youtubenya, bahkan bukan hanya itu, Indra Kens kerap memberikan  giveaway pada para subscribernya. Namun dari sisi mana kita bisa melihat bahwa indra kens bersalah?

Indra Kens baik baik saja?

Apa salahnya Indra Kens, “dia kan baik, dermawan dan sering bagi bagi duit”. Letak kesalahan Indra Kens bukan dari penyampaiannya seputar trading, namun sistem trading itu sendiri.

Karena Indra dijerat pasal  tindak pidana pencucian uang, mengapa demikian?, karena sistem trading yang Indra jalani memungkinkan para penggunanya mengalami kerugian yang dibuat secara sengaja, berdasarkan keterangan para korban yang menyebut sistem “Afiliator” .

Afiliator adalah singkatan dari para pengikut Indra Kens yang mengikutinya berdasarkan link yang diberikan olehnya, maka setiap keuntungan dari hasil trading akan dibagikan kepada afiliator sebagai bentuk komitmen antara “platform” dan “afiliator”.

Namun yang janggal  adalah ketika trader yang mengalami kerugian, justru menjadi keuntungan bagi afiliator, kok bisa?.

 Karena “platform” menghasilkan uang bukan dari hasil jual beli nilai mata uang/komoditas forex (Foreign Exchange Market) yang banyak orang menganggap sama seperti sistem forex, padahal sistem tersebut berbeda. Broker mendapatkan keuntungan melalui kerugian para membernya.

Sehingga hadirnya influencer trading tujuan agar semakin banyak user yang top up sehingga platform mendapat lebih banyak kentungan. Banyak keluhan dari berbagai pihak karena sudah merusak kehidupan pribadi mereka. Bahkan tidak segan membuat video viral,hadir di podcast terkenal dengan tujuan menarik perhatian publik.

Film Bodong

Ternyata, bila kita lihat dengan detail, bahwa Indra Kens adalah seorang aktor yang luar biasa,.

Peran yang dimainkan pun sangat baik, “platform berhasil menjadi sutradara yang hebat karena menciptakan panggung yang luar biasa, private jet, koleksi mobil sport, jam tangan Rolex,bagi bagi uang secara gratis dan rumah mewah merupakan sebuah scene yang di ciptakan sutradara untuk menarik para penontonnya.

Produser film sadar bahwa penontonya adalah para masyarakat instan, ingin cepat kaya, tidak mau bersusah payah, terbiasa main togel dan mudah tersinggung sehingga berseri seri film ini laku keras di pasaran.

Banyak pasang mata berbondong-bondong menonton film ini, bukan hanya trailernya saja namun penonton tersebut mengusahakan pergi ke rentenir,koperasi, leasing dan bank untuk  meminjam ratusan juta demi menonton film tersebut.

Setelah film selesai para penonton kecewa dengan film tersebut, sementara rumah produksi tersebut?, meraka sedang merayakan keberahasilan film mereka di sebuat suite room hotel bintang lima sambil berpesta semalam suntuk.

Setelah film berhasil menarik juataan pasang mata, ahirnya pada 25 Februari 2022, Indra Kens ditahan di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.

Kesimpulan

Masyarakat Indonesia memiliki Indeks Literasi keuangan yang masih sangat rendah mengutip data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bahwa literasi keuangan di bidang Investasi dan Pasar Modal bahwa pada 2016 pada angka 4,40% dan pada 2019 4,92%.

Itu artinya, selama tiga tahun, pengetahuan masyarakat Indonesia terkait investasi hanya naik 0,5%. Sementara untuk bidang perbankan masih terbilang jauh yaitu 2016 28,90% dan 2019 36,12 % untuk total keseluruhan Index Literasi keuangan adalah 30,03 % dan inklusi keuangan pada angka 76,19 % ,masih jauh dibandingkan Singapura 98%, Malaysia 85% dan Thailand 82%.

Akhir kata, ada sebuah pepatah yang bagus dari seorang Arthur Wellesley mantan perdana menteri Brithania tahun 1828 sampai 1830 berkata: “Wise People Learn when they can, follsh learn when they must. Orang bijak belajar saat mereka bisa, sementara orang bodoh belajar saat mereka harus belajar.

Film selesai, silahkan kembali ke rumah masing masing.