Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya untuk kenyamanan hidupnya. Kenyamanan hidup selain untuk dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih hidup serta diharapkan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.
Daya dukung alam dapat berkurang dengan berputarnya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kemajuan industri. Seiring dengan berjalannya waktu sampai sekarang ini manusia untuk memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan, cenderung memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengambil hasil kekayaan alam yang tersedia dengan sebanyak-banyaknya dan secepatnya.
Perkembangan teknologi dan industri yang pesat ini ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, dampak terhadap lingkungan yaitu dapat mengurangi daya dukung alam yang akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidupnya manusia serta akan menimbulkan pencemaran daratan.
Pencemaran daratan relatif lebih banyak terjadi karena faktor eksternal yaitu pencemaran yang diakibatkan daratan karena perbuatan dan aktivitas manusia. Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah.
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik industri maupun domestik yang akan menimbulkan penumpukan pada limbah terutama pada limbah padat. Limbah padat itu terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun non-organik.
Salah satu limbah organik yang dihasilkan oleh pencemaran daratan adalah kertas. Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia membutuhkan kertas untuk menulis, mencetak maupun untuk membungkus sesuatu.
Kertas telah menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan kertas mutlak diperlukan untuk para pelajar dalam berbagai keperluan. Konsumsi kertas bagi para mahasiswa merupakan hal yang tidak banyak diperhatikan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff bidang kebersihan di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan bahwa jumlah timbunan sampah yang dihasilkan di daerah Tangerang Selatan tahun 2015 adalah 808 ton/per hari. Sedangkan sampah yang ditangani oleh DKPP Tangerang Selatan sebanyak±200 Ton/hari, 750 m3/hari.
Jumlah konsumsi kertas Indonesia di tahun 2006 adalah 5,96 juta ton. Konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram perkapita tahun atau sekitar 220.000 ton. Dalam sebuah program Cleaning Day yang diadakan oleh sebuah perusahaan sumber energi di daerah bisnis Kuningan, Jakarta, terkumpul sampah kertas tak terpakai sebanyak 2 ton kertas, selama kurun waktu lima tahun menghuni gedung tersebut.
Jumlah sampah yang dihasilkan 30-40% merupakan sampah kertas. Maka dari itu perlu adanya inovasi baru untuk menyelesaikan masalah limbah kertas tersebut dengan memanfaatkannya.
Pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan resue (penggunaan kembali) serta recycle (daur ulang). Resue adalah penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan dapat dimanfaatkan tanpa dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan recycle adalah daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat dimanfaatkan, tetapi harus diberikan pengolahan tertentu sehingga hasil akhirnya menjadi barang yang berbeda dan fungsi yang sama atau berbeda seperti limbah kertas.
Di Indonesia, pemanfaatan limbah kertas lebih banyak dilakukan dengan cara didaur ulang agar jumlah sampah dapat dikurangi dan sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat terselamatkan serta memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu memberikan nilai tambah.
Dengan kebutuhan seperti sandang, pandang, dan papan manusia yang secara terus-menerus meningkat sehingga manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya demi keberlangsungan hidup.
Salah satu cara yang dilakukan agar kebutuhan manusia terpenuhi untuk kehidupannya yakni menciptakan penghasilan sendiri melalui menciptakan usaha sendiri yaitu dengan berwirausaha. Proses kewirausahaan diawali dengan adanya tantangan.
Dari tantangan tersebut timbul gagasan untuk berinisiatif, sehingga tantangan awal tadi dapat terpecahkan. Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah disebut tahap kewirausahaan. Dan kunci dari kewirausahaan adalah melakukan inovasi-inovasi baru.
Inovasi-inovasi baru bisa diciptakan melalui perubahan bentuk, yaitu mengubah bentuk benda yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi bentuk benda yang lebih berguna, hal ini akan memberikan hasil dari benda tersebut. Salah satunya dengan mengubah limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain yaitu dengan membuat kreasi enigami.
Kreasi enigami merupakan kreasi yang berasal dari limbah kertas yang sudah tidak terpakai yang dapat dijadikan sebuah karya seni berupa boneka, tempat pensil, lampu tidur dan lain-lainnya dengan berbagai banyak karakter yang dikolaborasikan dengan imajinasi dan kombinasi berbagai teknik kertas.
Kreasi enigami ini diciptakan pada tahun 2010 oleh dua orang mahasiswa UINSyarif Hidayatullah Jakarta yang keduanya mempunyai tujuan untuk melakukan pengolahan limbah terutama limbah kertas dengan cara mendaurulang kertas bekas dan menjadikannya barang yang bernilai jual serta bermanfaat yang kemudian menjadikan kreasi enigami sebagai suatu usaha bagi kedua mahasiswa tersebut untuk menambah penghasilan bagi mereka pribadi.
Komunitas Enigami tergerak untuk mengumpulkan kertas-kertas bekas pembuatan skripsi lebih berdaya guna. Muhammad Sarudi mengatakan dirinya dan seorang teman tergerak mengolah kertas bekas setelah mengikuti program sosial enterprise yang diadakan salah satu lembaga dakwah pada 2013.
Alasan awal menciptakan kreasi limbah kertas melalui enigami adalah alasan keuangan bagi pendiri komunitas enigami, seiring berjalannya waktu komunitas enigami mengembangkan kreasi enigami untuk alasan pelayanan. Komunitas enigami memfokuskan pada GAS(Green ArtSocial) yaitu menciptakan karya seni yang dihasilkan dari kepedulian lingkungan yang bernilai bisnis sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat.
Awalnya komunitas ini hanya bertujuan untuk memberdayakan kertas bekas. Tetapi setelah mengikuti ajang Bank Indonesia Entrepreneur (BIPreneur) dan Greenpreneurship Challenge tahun 2012, kedua mahasiswa (FEB) ini membulatkan tekad terjun ke masyarakat. Mereka memberikan pelatihan soft skill dalam mengelola kertas.
“Kami juga mengajak mereka bekerjasama guna mengangkat perekonomian mereka,” jelas Rofiq. Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk melakukan pelatihan melalui kreasi limbah kertas yang diberikan pada anggota sanggar yang dinamakan kegiatan sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tim inti komunita senigami banyak dampak yang diterima ketika bergabung menjadi komunitasenigami tersebut terutama dampak dari pemberdayaan yang dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga di wilayah Jombang.
Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan mereka mendapatkan keuntungan dari hasil produksi kreasi limbah kertas enigami yang mereka buat sendiri. Berdasarkan pernyataan salah satu tim inti komunitas enigami dalam sebulan mereka bisa memproduksi 20-30 kreasi enigami dalam bentuk boneka dengan harga jual Rp 75.000 satu boneka.
Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami ini bukan hanya memberikan dampak yang nyata berupa keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tetapi memberikan dampak lainnya bagi kehidupan anggota komunitas setelah mendapatkan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan tersebut.