Bencana nuklir terbesar dalam sejarah terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl. Badan Tenaga Atom Internasional memperkirakan bahwa Chernobyl melepaskan radioaktif 400 kali lebih banyak ke atmosfer daripada bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945.
Malapetaka ini mengakibatkan Uni Soviet menguras miliaran biaya pembersihan, juga menyebabkan hilangnya sumber energi primer dan memberikan pukulan serius pada kebanggaan nasional.
Setelah ledakan tersebut, area seluas lebih dari 4.000 kilometer persegi harus ditinggalkan. Pihak berwenang Ukraina mengatakan bahwa tidak aman bagi orang-orang untuk hidup di Zona Eksklusi Chernobyl selama lebih dari 24.000 tahun. Meskipun masih tidak bisa dihuni oleh manusia, otoritas Ukraina membuka Zona Eksklusi Chernobyl untuk pariwisata pada 2011.
Karena Chernobyl merupakan suatu tempat di mana terjadinya bencana nuklir terbesar dan terparah dalam sejarah, maka atraksi wisata semacam itu disebut dengan Dark Tourism. Chernobyl pun menarik wisatawan dengan jumlah yang tidak sedikit. Para wisatawan mengunjungi Chernobyl karena berbagai alasan.
Bagaimana Bencana Chernobyl Terjadi
Pada pukul 1:23 dini hari pada 26 April 1986, sebuah alarm berbunyi di Chernobyl ketika para petugas sedang melakukan pengujian. Panel kontrol menandakan terjadi krisis besar di reaktor nomor empat. Terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba yang membuat reaktor terlalu panas dan akhirnya meledak. Diperkirakan, daya ledaknya setara dengan 500 bom nuklir.
Saat udara tersedot ke dalam reaktor yang hancur, itu memicu gas karbon monoksida yang mudah terbakar. Akibatnya, kebakaran terjadi di Chernobyl selama sembilan hari. Atap reaktor yang meledak itu melepaskan debu partikel radioaktif ke atmosfer.
Menurut data resmi setelah kecelakaan, sekitar 60% zat radioaktif jatuh di Belarusia. Hujan beracun merusak tanaman dan menyebabkan mutasi hewan di sana. Petugas pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian dalam beberapa menit dan mulai melawan kobaran api tanpa peralatan untuk melindungi mereka dari radiasi.
28 dari mereka tewas karena paparan radiasi akut. Hingga 30 persen dari uranium 190 metrik Chernobyl saat itu berada di atmosfer, dan Uni Soviet akhirnya mengevakuasi 335.000 orang, membangun "zona eksklusif" seluas 19 mil di sekitar reaktor.
Dampak dari Bencana Nuklir Chernobyl
The United Nations Scientific Committee tentang Efek Radiasi Atom telah melaporkan bahwa lebih dari 6.000 anak-anak dan remaja menderita kanker tiroid setelah terkena radiasi dari insiden tersebut, meskipun beberapa ahli menentang klaim itu. Lebih dari 572 juta orang di antara 40 negara berbeda mendapatkan setidaknya sedikit paparan terhadap radioaktivitas Chernobyl.
Selain manusia, alam liar Chernobyl juga terkena dampaknya. Tidak ada yang mengetahui dampak langsung dari ledakan terhadap alam liar karena pada saat itu, pemerintah lebih fokus kepada penduduk yang bermukim di sekitar Chernobyl.
Namun, dampak paling nyata terhadap alam liar dapat dilihat di Hutan Merah (Red Forest). Tempat itu merupakan salah satu tempat yang paling terkontaminasi radioaktif karena begitu banyak pohon berubah warna menjadi cokelat kemerahan dan mati setelah menyerap radiasi tingkat tinggi.
Selain itu, paparan radiasi telah menyebabkan kerusakan genetik dan peningkatan mutasi pada beberapa organisme di wilayah Chernobyl. Pada 1990, sekitar 400 hewan lahir dengan cacat. Beberapa dari mereka lahir dengan anggota badan ekstra, warna yang abnormal, dan ukuran tubuh lebih kecil.
Mirip dengan manusia yang berhasil selamat dari bom atom Hiroshima dan Nagasaki, burung dan mamalia Chernobyl mengalami katarak pada mata mereka dan otaknya mengecil. Itu adalah dampak langsung dari paparan radiasi yang memengaruhi udara, air, dan makanan.
Apa itu Dark Tourism
Dark tourism umumnya didefinisikan sebagai kegiatan pariwisata yang melibatkan perjalanan ke tempat-tempat yang secara historis terkait dengan kematian, kekejaman atau tragedi.
Istilah dark tourism mencakup praktik dan kegiatan yang sangat berbeda. Misalnya, wisata cagar budaya, wisata edukasi, wisata film, wisata petualangan.
Dark tourism memuat sejumlah tema menurut situs kunjungannya, seperti: tempat eksekusi dan kematian di depan umum, tempat pemusnahan massal, pembunuhan, medan perang atau tempat-tempat di mana orang terkenal meninggal (James Dean, John F. Kennedy), situs interniran atau tempat pengasingan (makam, monolit perang dan kuburan), situs yang berkaitan dengan perbudakan, situs yang terkena dampak bencana lingkungan seperti angin topan, tsunami, penjara, simulasi peristiwa yang terkait dengan kematian dan bencana.
Wisatawan yang tertarik dengan pengalaman dark tourism datang dari berbagai kelompok umur, termasuk manula dan siswa. Beberapa dari mereka tertarik karena aspek budaya dan sejarah dari tempat-tempat itu, sedangkan yang lain ingin mencari lebih banyak informasi yang terkait dengan alam.
Beberapa destinasi wisata yang paling terkenal dari dark tourism, yaitu Kamp Konsentrasi Auschwitz di Polandia, Penjara Alcatraz di San Fransisco, Katakomba di Paris, dan Chernobyl merupakan salah satunya. Indonesia juga memiliki destinasi untuk dark tourism, seperti penjara bawah tanah di Museum Fatahillah, Museum Tsunami Aceh, kawasan Lumpur Sidoarjo, Lubang Buaya, Bunker Kaliadem.
Dark Tourism di Chernobyl
Chernobyl telah berada di dalam peta dark tourism sejak Zona Eksklusi radioaktif yang mengelilingi reaktor yang hampir 36 tahun lalu meledak dibuka untuk pengunjung pada 2011. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Chernobyl mengalami lonjakan berkat penayangan miniseri populer dari HBO yang juga berjudul “Chernobyl”.
The Washington Post menyatakan bagaimana perusahaan perjalanan melaporkan kenaikan 30% hingga 40% pengunjung ke Zona Ekskulsi Chernobyl sejak miniseri itu ditayangkan, makin menekankan daya tarik publik dalam mengunjungi destinasi wisata baru dan tidak biasa itu.
Chernobyl hanya dapat dikunjungi bersama pemandu wisata yang berlisensi. Perjalanan ke Chernobyl ini memungkinkan para wisatawan untuk mengunjungi kota hantu Pripyat, di mana para pekerja di Chernobyl dengan cepat dievakuasi 36 jam setelah bencana, dan desa Paryshiv untuk bertemu dengan para self-settlers, yaitu orang-orang yang memilih untuk kembali ke rumah mereka setelah evakuasi. Bahkan di dalam Zona Eksklusi terdapat juga hotel.
Kunjungan diatur dengan pemeriksaan keamanan dan dengan tur yang dipandu dengan ketat. Kunjungan satu hari rata-rata ke Chernobyl dimulai dan diakhiri dengan melewati pos pemeriksaan resmi untuk kontrol dosimetri, atau pengukuran radiasi, dan ada pos pemeriksaan radiasi tambahan di tengah tur.
Wisatawan tidak boleh menyentuh benda atau tumbuh-tumbuhan atau memindahkan apa pun dari zona itu, dan mereka dilarang duduk atau meletakkan peralatan kamera apa pun di tanah.
Tetapi, apakah aman mengunjungi Chernobyl? Radiasi bertahan untuk waktu yang sangat lama, dan Zona Eksklusi tidak aman dihuni oleh manusia selama lebih dari 20.000 tahun ke depan. Namun, radioaktivitas sebagian besar dapat dianggap tidak berbahaya dalam dosis kecil (seperti ketika melakukan x-ray, atau bahkan mengambil penerbangan jarak jauh), dan wisata sehari ke Zona Eksklusi berarti bahwa wisatawan hanya terpapar radiasi tingkat rendah hanya dalam beberapa jam.
Namun demikian, wisatawan dibatasi untuk berpergian ke daerah tertentu dan tidak diizinkan untuk berkeliaran sendiri.
Lalu, apa yang membuat Chernobyl berbeda dari destinasi dark tourism yang lain? Kunjungan ke Zona Eksklusi Chernobyl mungkin menarik bagi pengunjung karena berbagai alasan. Daerah ini seperti kapsul waktu Soviet yang sebagian besar tidak tersentuh selama 30 tahun, yang sangat unik bagi mereka yang tertarik dengan sejarah modern.
Bagi mereka yang mencari pengalaman perjalanan yang tidak biasa, ini merupakan kasus yang menarik. Dan bagi mereka yang tertarik untuk mencari tahu apa yang terjadi dengan mengunjungi tempat kejadian secara langsung daripada belajar dari acara TV atau artikel online, itu bisa menjadi pengalaman perjalanan yang mengedukasi.
Bencana Nuklir Chernobyl memang mengakibatkan berbagai macam dampak maupun bagi dunia, manusia, ekonomi, lingkungan, ataupun satwa liar. Bahkan adapun dampak yang masih bisa dirasakan sampai sekarang.
Akan tetapi, setelah menjadi “kota hantu” selama puluhan tahun karena sudah tidak berpenghuni, Chernobyl dijadikan sebagai suatu destinasi wisata. Chernobyl menyimpan banyak cerita, namun yang kebanyakan orang ketahui adalah tentu bencana yang pernah terjadi di sana, karena itulah Chernobyl merupakan bagian dari dark tourism.
Chernobyl sendiri menawarkan beberapa daya tarik tersendiri sehingga wisatawan berminat untuk mengunjunginya terlepas dari radioktivitas yang masih ada di sana meski dianggap sudah tidak berbahaya. Motivasi para wisatawan untuk ke sana beragam, mulai dari karena penasaran, ingin mengalami pengalaman baru dengan mengunjungi situs bersejarah di mana bencana nuklir terbesar terjadi, tertarik dengan sejarahnya, sampai dengan karena tertarik setelah menonton miniseri tentang tempat itu.
Akan tetapi, bagi para wisatawan yang berencana untuk mengunjungi Chernobyl disarankan agar mempelajari tentang sejarah situs tersebut, orang-orang yang pernah ada ada di sana, kisah-kisah tragedi yang terkuak. Oleh karena itu, wisatawan harus mengedukasi diri mereka sendiri sebelum memulai perjalanan, selama mereka siap untuk mempelajari apa yang terjadi, dan menghormati pentingnya situs tersebut.
Sumber referensi:
- History, Chernobyl
- National Geographic, Bencana Chernobyl: Apa yang Sebenarnya Terjadi 32 Tahun Lalu?
- The Conversation, Forget Fukushima: Chernobyl still holds record as worst nuclear accident for public health
- National Geographic, Yang Terjadi Pada Alam Liar Chernobyl Setelah Bencana Nuklir
- Forbes, Dark Tourism: Are These The World's Most Macabre Tourist Attractions?
- Tourism, Dark Tourism Growing in Popularity
- Washington Post, Ukraine wants Chernobyl to be a tourist trap. But scientists warn: Don't kick up dust
- Live Science, Is It Safe to Visit Chernobyl?
- Forbes, What To Consider If You Plan On Visiting Chernobyl-And Is It Safe?