Beberapa waktu ini, kita sibuk dengan rekonsiliasi antara Jokowi dengan Prabowo. Sampai politisi TKN Jokowi pun sudah mengirimkan utusan, namun tidak ketemu kata sepakat.
Para pengamat juga demikian, di mana agar Jokowi dan Prabowo segera bertemu dalam waktu dekat ini. Momen pertemuan itu pun diharapkan sewaktu Lebaran kemarin, namun tetap juga gagal.
Padahal, para petinggi partai politik sudah ketemu, salah satunya adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Megawati Soekarnoputri dan dengan Jokowi serta mantan presiden lainnya.
Hal itu pertanda rekonsiliasi sudah dilakukan antarpetinggi partai politik. Namun, kurang pas ketika momen Lebaran tidak mempertemukan Jokowi dan Prabowo. Sial sekali!
Padahal yang dinantikan adalah pertemuan kedua capres tersebut. Tetapi, belum ada hatinya mencair dan bergerak sendiri untuk bertemu. Ada dugaan setelah putusan Mahkamah Konstitusi mereka baru bertemu. Itu lama sekali.
Segera bertemu
Saya ingin mengatakan bahwa Prabowo Subianto bisa jadi dipengaruhi oleh pihak ketiga. Prabowo bertakziah ke kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah Ibu Ani dimakamkan.
Dan, sewaktu di pemakaman, tidak terlihat juga melalui layar televisi kader Gerindra maupun Prabowo sendiri. Harapannya, ketika para petinggi partai dan mantan Presiden datang bertakziah maupun di acara pemakaman Ibu Ani, maka saat itu bisa pertemuan terjadi antara Jokowi dan Prabowo.
Lihatlah begitu sejuknya pertemuan antara Bu Mega dan Pak SBY. Tidak ada kesan aneh-aneh dalam pikiran kita.
Harapannya, secepat itu pertemuan dapat dilakukan agar kita tidak menunggu lama-lama lagi hanya dalam bertemu saja. Padahal, melakukan pertemuan tidak perlu pakai waktu yang panjang. Tinggal beri jadwal pertemuan dan kapan waktu yang pas untuk bertemu. Cuma itu saja, tetapi sulit sekali terjadi.
Kita menantikan pertemuan saja sulit, sehingga timbul pikiran negatif adanya pihak ketiga yang mencoba untuk memengaruhi. ‘Kecerdikan’ dari pihak ketiga begitu mantap, sehingga Pak Prabowo terpengaruh dan sulit bertemu.
Memperkeruh suasana
Takziah dari Prabowo bahkan memperkeruh suasana. Bagaimana tidak, Prabowo mengungkit pilihan politik Bu Ani, padahal keluarga Pak SBY sedang berduka. Tak tahu apakah itu sengaja atau bentuk kegembiraan beliau. Namun, Pak SBY tidak senang dengan hal itu sembari memaafkan beliau.
Terjadi kontroversi dari ungkapan Prabowo tersebut yang membuat kita sedikit komentar dan nyinyir akibat ungkapan tersebut. Memang tak layak politik diumbar ketika masih dalam suasana duka. Mungkin Pak Prabowo tidak menyadari itu. Sungguh kita kecewa dan tak mengerti apa yang dipikirkan Prabowo waktu itu.
Kemungkinan beliau keceplosan, sehingga tak mengetahui bahwa keluarga SBY sedang berduka. Terkait itu pula, bisa jadi pernyataan Prabowo tentang pilihan politik Bu Ani dipolitisasi, tetapi hal itu tak terjadi akibat keluarga SBY dan Partai Demokrat meminta agar tidak dibesar-besarkan lagi masalah tersebut.
‘Kecerdikan’
Ada hal yang bagi saya sebagai ‘kecerdikan’ dari Prabowo. Kecerdikan itu ketika di momen Lebaran diketahui bahwa Prabowo tidak datang halalbihalal ke kediaman petinggi partai lainnya maupun pejabat negara lainnya.
Dalam sebuah pemberitaan bahwa Prabowo halalbihalal ke rumah adik dari ayahandanya, yaitu Sukartini Djojohadikusumo. Selain itu, halalbihalal di kediamannya di Hambalang dengan masyarakat sekitar dan petinggi serta politisi partai Gerindra.
Begitu aneh mengapa Prabowo tidak halalbihalal ke petinggi partai politik lainnya? Sebagaimana kita lihat bagaimana AHY ke istana negara bertemu Jokowi, ke kediaman Megawati, ke kediaman istri Gusdur, dan ke kediaman BJ Habibie.
Banyak juga petinggi lembaga negara yang hadir halalbihalal ke kediaman Bu Megawati, seperti Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Ketua DPR Bambang Soesatyo, dan banyak lagi petinggi partai dan pejabat negara.
Tetapi mengapa Prabowo tidak hadir? Ini menjadi pertanyaan sebenarnya. Dalam benak saya, bisa jadi ini ‘kecerdikan’ juga untuk tidak bertemu dengan Jokowi dan dengan partai pengusungnya. Tidak ada juga pemberitaan yang mengabarkan Prabowo halalbihalal ke kediaman partai pengusung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Sungguh ini penampakan yang tidak asyik atau tidak enak, karena di momen Lebaran tidak dimanfaatkan sebaik mungkin menjalin tali silaturahmi. Apakah ini akibat ‘kecerdikan’ pihak ketiga juga memengaruhi Prabowo agar halalbihalal dilaksanakan di Hambalang saja, bersama keluarga dan politisi Gerindra?
Dengan demikian, pertemuan dengan Jokowi gagal dan pertemuan dengan partai pengusung Jokowi juga gagal.
Kemungkinan besar Prabowo akan bertemu selesai putusan MK sebagaimana Fadli Zon mengatakannya.
Dikutip dari detik.com, (5/6), Menurut Fadli, pertemuan itu tergantung dengan proses gugatan di MK. Tetapi, itu sebenarnya sudah terlalu lama. Kita meyakini bahwa keinginan Pak Prabowo tidak demikian.
Pihak ketiga juga berperan untuk membatasi jarak pertemuan tersebut, sehingga rekonsiliasi sulit dilakukan. Rasa kecewa dan belum bisa move on kemungkinan besar masih membekas di hati Prabowo dan kader partai, sehingga menghasilkan ‘kecerdikan’ yang menggagalkan pertemuan tersebut.
Sayang sekali pertemuan sulit dilakukan, padahal rakyat sudah menjerit agar rekonsiliasi segera terjadi dan kehidupan normal kembali.