Mensyukuri nikmat Allah adalah suatu bentuk pengakuan terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah dengan disertai ketundukan kepadanya dan menggunakan nikmat tersebut dengan baik sesuai kehendak Allah.

Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kasadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat.

Dengan melalui hati, berupa kesaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.

Bulan suci ramadhan, pada bulan ini adalah kenikmatan besar yang wajib kita syukuri, pada bulan ini kewajiban menunaikan ibadah puasa wajib ditunaikan oleh setiap kaum muslim.

Disitu kita harus menahan lapar dan haus sejak pagi hingga menjelang terbenamnya matahari, dan itu bukan perkara yang mudah dilakukan.

Berpuasa juga membutuhkan keimanan dan pemaham yang benar dalam beragama, para ulama' menjelaskan bahwa ilmu merupakan syarat diterimanya amal. Sebab ilmu lah yang akan meluruskan niat seseorang dalam melakukan amal kebaikan.

Jika ingin menunaikan kewajiban ibadah puasa dengan benar, maka kita tidak boleh bosan belajar tentang bagaimana cara menunaikan ibadah puasa.

Banyak sekali orang yang mengerjakan suatu amalan dan dia mengira bahwa amalnya itu suatu bentuk mendekatkan diri kepada Allah, tetapi malahan semakin menjauhkan dia dari Allah.

Amal-amal itu memiliki keutamaan yang bertingkat-tingkat karena disebabkan adanya sesuatu yang tersimpan didalam hati berupa keimanan dan keikhlasan.

Bulan ramadhan itu begitu istimewa bagi kaum beriman, mereka tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas dibulan ramadhan ini untuk menggali pahala sebanyak-banyaknya.

Adanya ibadah-ibadah hati yang perlu kita benahi di dalam ibadah puasa ini adalah, bentuk rasa cinta kita kepada Allah SWT, dan selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT  semata. 

Dalam ibadah puasa itu pun pada hakikatnya tersimpan ibadah hati yang sangat penting yaitu keikhlasan hati dalam melakukan suatu tindakan atau perbuatan. 

Banyak sekali yang mengharapkan ampunan Allah SWT atas dosa-dosanya yang telah mereka perbuat, mereka juga takut akan azab yang akan mereka terima di akhirat kelak.

Oleh sebab itu, berpuasalah, tetapi jangan pernah menganggap atau berfikir dengan adanya puasa sebagai bentuk ibadah hanya dengan menahan lapar dan haus.

Tetapi dengan adanya puasa menjadikan kita menumbuhkan rasa ketaqwaan dan keimanan kita dalam memperdalam ilmu agama agar lebih mendekatkan diri kepada Allah.

Berpuasa juga harus membutuhkan iman yang kuat dan pemahaman yang luas dalam agama, oleh sebab itu meluruskan niat itu sangat penting dalam diri seseorang.

Ada sebuah dalil yaitu: "Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami, maka amal tersebut tertolak" (HR.Muslim).

Dari dalil diatas menerangkan bahwa ibadah kepada Allah tidak boleh hanya berdasarkan perasaan dan logika, tapi juga harus berdasarkan oleh keimanan yang cukup juga.

Jangan terlalu serius memikirkan urusan dunia, karena manusia kebanyakan lebih suka mengejar suatu yang kasat mata, padahal keinginan meraih dunia seringkali mendatangkan kekecewaan disaat kita tidak bisa mendapatkannya.

Sedangkan keinginan meraih akhirat seringkali dijadikan sampingan, padahal ketika hati dan logika kita sedang tidak bekerja dengan baik yang kita butuhkan adalah pertolongan Allah. 

Disaat seperti itulah kita baru datang kepada Allah meminta segalanya, apa kabar disaat kita bahagianya kita melupakan Allah dan hanya mementingkan urusan dunia saja, dan disaat kita jauh kita langsung datang kepada Allah meminta segalanya.

Ini semua menegaskan kepada kita bahwasanya yang menjadi pokok agama yang sebenarnya adalah perkara-perkara batin berupa ilmu dan amal hati.

Hati yang menginginkan akhirat tidak mudah galau dan bersedih hati ketika terluput dari dunia, ia hanya menggantungkan pengharapan kepada sang pencipta.

Ia memandang dunia sebagai sesuatu yang hina, sehingga ketika dunia mendatanginya, ia tidak tertipu bahkan ia khawatir akan beratnya hisab pada hari kiamat. Sungguh indah hati seperti ini.

Apabila kamu menginginkan negeri akhirat, maka Allah akan mengumpulkan kekuatannya, menjadikan hatinya kaya dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.

Dan apabila kamu menginginkan dunia, Allah akan mencerai-beraikan urusan dunianya, menjadikan kefakiran di pelupuk matanya, dan dunia yang berhasil diraih hanyalah apa yang ditetapkan baginya.

Jangan pernah menjadikan dunia sebagai puncak keinginan kamu dan puncak pengetahuan kamu, karena itu semua akan menjadikanmu lalai akan dunia yang hina ini.

Ada sebuah hadits: "Dan jangan engkau jadikan musibah itu menimpa kami. Dan jangan engkau jadikan dunia sebagai puncak keinginan kamu dan puncak pengetahuan kami. Dan jangan engkau jadikan orang yang tidak menyayangi kami sebagai penguasa kami."(HR. At Tirmidzi).

Semoga Allah memberikan Taufik kepada kita untuk mensyukuri nikmat datangnya bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya. Allah yang menguasai hal itu dan Allah lah yang maha mampu atasnya.