Di zaman sekarang, sudah banyak orang yang menggunakan media sosial. Media sosial mempermudah kita dalam berkomunikasi dengan orang lain. Media sosial memang membawa manfaat yang besar. Manfaat media sosial bisa dirasakan apabila bijak dalam menggunakannya, namun banyak orang yang salah dalam menggunakan sosial media, seperti berkomentar buruk di akun sosial media seseorang. Padahal orang yang berkomentar beluk tentu kenal dengan pemilik akun itu.

Tentu saja komentar tersebut menjadi tanda tanya besar bagi seseorang yang dikomentarinya. Misalkan saja ada orang yang memposting foto, lalu orang lain ada yang mengomentari, seperti “coba kalau kurus dikit pasti cantik”, “ih kok sekarang gendutan”. Komentar itu membuat orang menjadi minder. Tidak hanya pemilik akun saja yang minder, tetapi orang lain yang membacanya mungkin merasakan hal yang sama.

Komentar pedas netizen sering kali membuat orang tidak nyaman, apalagi jika sudah menyangkut kondisi tubuh. Mungkin bagi seseorang yang berkomentar itu adalah hal yang biasa, karena mereka berniat membuat lelucon, iseng, mengundang gelak tawa, atau memang berniat menghina. Padahal bagi korban sendiri itu adalah hal yang serius, metrka menjadi tidak bersyukur dengan keadaannya sekarang.

Maraknya body shaming memang menjadikan  seseorang menganggap dirinya kurang sempurna, padahal kenyataannya tidak seperti itu. Body shaming merupakan tindakan seseorang yang mencela atas suatu bentuk tubuh individu lain di mana bentuk tubuh tersebut tidak ideal atau tidak seperti bentuk tubuh pada umumnya. Body shaming bisa menyasar pada kondisi fisik seperti bentuk tubuh, warna kulit, berat badan, ukuran tubuh, tinggi badan, dan lainnya.

Dampak yang ditimbulkan bagi korban body shaming juga cukup serius. Efek pertama yang dapat dialami korban adalah mengalami gangguan mental. Gangguan mental bisa dialami siapa saja terutama pada remaja. Ketika seseorang mengalami gangguan mental, maka orang itu akan putus asa, menjadi tidak bisa menerima dirinya sendiri, menganggap dirinya selalu kurang bahkan bisa saja melakukan self-herm atau melakukan hal yang bisa menyakiti dirinya sendiri.

Penderita self-herm sebenarnya bukan termasuk gangguan mental, tetapi kegagalan seseorang dalam menghadapi stress. Penyebab umum self-herm adalah adanya tekanan dari sekolah, lingkungan pertemanan maupun di tempat kerja. Penyebab yang lain seperti mendapatkan intimidasi dari pihak tertentu, merasakan kesedihan yang panjang serta memiliki trauma di masa lalu.

Seseorang yang mengalami gejala self-herm sangat membutuhkan bantuan dari orang lain. Beberapa cara yang dilakukan untuk berhenti dari self-herm adalah dengan cara berkonsultasi dengan pihak kesehatan, menceritakan sebuah permasalahan dengan orang terdekat seperti keluarga dan teman.

Body shaming juga meningkatkan risiko bunuh diri. Meski tidak ada hubungan antara body shaming dengan bunuh diri, gangguan mental yang ditimbulkan dirinya tentu berkaitan. Gangguan mental salah satu penyebab utama seseorang melakukan bunuh diri.

Selain mengalami gangguan mental, mereka melakukan hal yang nekat seperti tidak makan seharian dan akhirnya jatuh sakit. Tentu hal seperti itu akan merugikan orang lain, karena orang lain juga berpikir apakah dengan memiliki tubuh yang gendut itu tidak cantik dan yang memiliki tubuh langsing itu cantik. Padahal setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengubah bentuk tubuh. Tentu saja dengan cara yang benar, seperti mengubah pola makan dengan memilih makanan yang bergizi, ber olahraga secara teratur, dan mengatur waktu tidur yang baik.

Jika dilihat dari sisi korban, kita sebagai manusia juga harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki serta menerima keadaan kita. Mungkin kita ingin tubuh kurus, tetapi banyak orang yang menginginkan tubuh seperti kita. Jadi jika orang lain berkomentar jadikan komentar itu sebagai motivasi untuk hidup yang lebih sehat.

Sedangkan dari sisi pelaku, seharusnya orang itu lebih bijak dalam menggunakan sosial media, yaitu dengan cara menggunakan sosial media sesuai dengan kebutuhan. Menjaga sikap dan etika dalam berinteraksi dengan pengguna lain. Jangan asal berkomentar buruk di akun orang begitu saja, karena hal itu adalah hal yang fatal. Serta menghindari akun-akun provokatif serta memaksimalkan manfaat penggunaan sosial media.

Cara mengatasi body shaming di dunia maya juga bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan kebijakan dan sistem di sosial media yang sesuai, berhenti mengomentari penampilan orang lain, menyadari bahwa adanya perbedaan dari dunia maya dengan dunia nyata, mendekatkan diri pada keluarga, atau teman. Jika ada hal yang ingin diceritakan, ceritakan saja kepada mereka.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan menyadari adanya kekurangan, karena setiap manusia pasti memiliki kekurangan.

Jika menjadi korban body shaming tidak ada salahnya jika mengatakan kepada mereka, maaf tapi aku kurang nyaman dengan apa yang kamu ucapkan”. Kita bisa saja diam dengan ucapan mereka, tetapi dengan kita  diam bukan berarti mereka berhenti mencela.

Apapun yang orang lain katakan, cukup jadikan omongan tersebut sebagai motivasi untuk hal yang lebih baik. Serta syukuri dengan apa yang kita miliki sekarang.