Halo sobat semua, kalian pernah tidak ketika sedang berbicara dengan teman, sahabat, keluarga maupun dihadapan khalayak umum lalu merasa kurang percaya diri sehingga bicara terbata-bata, tidak berani menatap mata orang lain, suara kecil dan bergetar, gagap berlebihan, dan lain-lain. Tentu hal itu membuat kita lebih sulit untuk bersosialisasi dan membangun hubungan baik terhadap orang lain. Kira-kira apa ya yang menyebabkan hal itu terjadi?
Jika didunia musik ada yang namanya “buta nada” atau fales, didunia komunikasi pun ada pula yang dinamakan “buta bicara” yaitu orang-orang yang kebingungan untuk mengatakan hal-hal yang ada dihati dan pikiran mereka. Mungkin ada sebagian orang yang melihat kondisi inii cukup aneh “kan tinggal ngomong aja,trus apa susahnya?”.
Nyatanya hal itu benar-benar terjadi, saya sendiri lah salah satu orang yang memiliki kekurangan dalam bidang komunikasi (buta bicara) tersebut. Awalnya saya berfikir bahwa kemampuan berbicara merupakan sebuah bakat terpendam yang dianugerahi oleh tuhan sehingga ketika saya berusaha untuk memperbaikinya maka tetap tidak akan bisa berubah dan hal itu membuat saya malas untuk belajar komunikasi.
Namun pemikiran saya itu ternyata salah, meskipun semua memang merupakan pemberian dari tuhan namun kita masih bisa untuk berusaha memperbaikinya dengan cara terus berikthiar dengan berlatih skill berbicara dan tak lupa diimbangi dengan doa.
Ada beberapa sebab yang memungkinkan seseorang mengalami kesulitan bicara. Namun, yang akan saya bahas cukup 2 saja yaitu akibat trauma dan pengaruh didikan orang tua.
Salah satu penyebab seseorang takut bicara ialah trauma. Trauma tersebut mungkin disebabkan dari luka masa lalu yang membuat mereka menjadi kurang percaya diri dan belum bisa melupakannya. Contohnya : Beni merupakan siswa yang pintar dikelasnya, pelajar SMA tersebut diberi tugas oleh gurunya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok timnya. Namun, saat presentasi dimulai keluarlah banyak kesalahan-kesalahan yang timbul entah disebabkan oleh apa. Hal itu membuat Kelompok Beni mendapatkan nilai yang buruk dan membuat Beni merasa bersalah.
Yang kedua ialah pengaruh didikan orang tua. Kemampuan bicara seseorang sebagian besar ditentukan saat masih kecil. Sehingga, pengaruh apa yang diperoleh anak dari orang tua saat masih kecil sangatlah penting. Orang yang pandai berbicara dapat dikatakan mendapat pengaruh yang baik dari orangtuanya. Orangtua yang memberi pengaruh baik pada anaknya membiasakan diri untuk berbicara yang baik untuk diteladani oleh anaknya.
Sebaliknya, orangtua yang tidak bisa berbicara dengan baik memberi pengaruh buruk kepada anaknya. Semisal ia berbicara terbata-bata, berbicara seenaknya kepada anaknya, tidak pernah mengajak diskusi, dan tidak bisa mengungkapkan sesuatu dengan tepat. Hal tersebut dapat menjadikan batu sandungan bagi sang anak dalam kehidupan sosial mereka.
Ada orang yang mengatakan “Hidup akan berubah jika pemikiran berubah”. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa “Hidup akan berubah jika perilaku berubah”. Keduanya memang benar, akan tetapi masih terdapat satu hal lagi yang tak bisa dipandang sebelah mata yaitu hidup akan berubah dengan mengubah cara bicara. Oleh karena itu kita harus tetap belajar untuk meningkatkan skill komunikasi.
Ada beberapa teknik yang dapat membantu kita untuk melakukan komunikasi, salah satu pakar komunikasi Oh Su Hyang, merumuskan :
C = Q x P x R
Communication = Question x Praise x Reaction
Ada 3 hal yang diperlukan untuk membangun komunikasi yang baik. Yang pertama ialah Question atau pertanyaan, Pertanyaan merupakan dasar yang paling penting dalam komunikasi jkarena menunjukkan ketertarikan pada orang yang kita ajak berbicara. Tanpa adanya pertanyaan maka komunikasi tidak akan berjalan layaknya berbicara dengan tembok.
Saat kita memiliki ketertarikan terhadap lawan bicara maka pertanyaan- pertanyaan itu akan timbul dengan sendirinya, pertanyaan yang paling sederhana misalnya “siapa nama anda?” pertanyaan semacam itu tidak akan pernak muncuk dikepala kita apabila kita tidak memiliki ketertarikan terhadap lawan bicara.
Yang kedua adalah Praise atau pujian, Pujian memiliki efek yang instan dan kuat ketika berbincang dengan orang lain. Manusia kondratnya merasa senang apabila di puji, dengan memuji orang lain dapat mempercepat proses pendekatan kita terhdap orang lain. Memuji juga harus sering dilatih agar disetiap kondisi kita tetap bisa memberi pujian.
Pujian akan lebih efektif dengan menunjuk pada bagian tubuh tertentu, misalnya “model rambutmu keren”, ”Lesung pipimu manis” atau “badanmu seperti seorang atlet”. Kita juga bisa memuji hal-hal yang lain yang dikenakannya semisal baju, celana, tas, kendaraan dan lain-lain.
Yang ketiga adalah Reaction atau reaksi, reaksi sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan mengucapkan “Benarkah?”, “Oh ya?” atau yang lainnya. Saya rasa teknik ini membuat lawan bicara akan terasa lebih nyaman dan membuat mereka bersedia untuk melanjutkan ceritanya karena merasa bahwa ceritanya didengarkan.
Selain dari ketiga teknik diatas, saya akan menambahkan beberapa cara yang tak kalah pentingnya yaitu berpenampilan yang baik, selalu tersenyum,dan menatap mata lawan bicara.
Kesan pertama yang singkat antara seseorang dengan orang lain sebagian besar dilihat oleh seseorang terhadap kita ialah penampilan. Penampilan mencerminkan kepribadian/karakter kita, jadi pilihkan gaya yang menunjukkan kepribadian kalian dan disesuaikan dengan konteks keperluan.
Senyuman dapat membuat wajah kita terlihat cerah dan tenang, tentu orang yang melihatnya pun akan lebih gembira dan sejuk hatinya bila dibandingkan dengan orang yang bermuka datar atau malah sadis. Biasakanlah untuk tersenyum dimanapun dan kapanpun.
Mata adalah jendela hati. Dengan menatap mata orang lain kita dapat memahami isi hati dan keseriusannya tanpa harus berkata-kata. Ketika kita tidak menatap mata orang lain atau bahkan bersikap acuh malah melihat atap, pintu dan lainnya seolah-olah menunjukkan kita tidak memperhatikan lawan bicara.
Tidak ada orang yang terlahir sempurna, pasti ada sisi baik dan buruknya. Namun, semua dikembalikan pada diri kita, mau terus menerus begitu atau bangkit mengubahnya menjadi lebih baik. Saya yakin kemampuan bicara dapat dilatih. Jika jatuh ayo bangkit, kalau jatuh lagi ya bangkit lagi. Semangat teman-teman. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.