Burung Foniks

Burung foniks merupakan salah satu burung legendaris yang sering kali dikaitkan dengan matahari dan api. Ia memiliki beragam warna yang menyelimuti bulu indahnya, mata biru dan bersinar juga menjadi salah satu ciri khasnya. Dalam KBBI burung foniks diartikan sebagai unggas yang hanya ada dalam mitologi yang berkali-kali terbakar menjadi abu, tetapi hidup lagi dalam bentuk yang lebih indah. Burung ini biasanya kerap dijadikan sebagai simbol mitologi Cina yang dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan.

Burung foniks dikisahkan membangun sarangnya sendiri dengan tumpukan kayu, dan menyalakan api dengan satu tepukan sayapnya. Lalu setelah mati ia bangkit dengan keindahan dari abu dan terbang menjauh. 

Kisah lain yang belum banyak diketahui adalah bahwasanya ia mati kemudian membusuk sebelum kelahirannya kembali. Inilah banyak yang menyatakan bahwa burung foniks dikenal sebagai burung mitologi yang melambangkan kemurnian dan kelahiran kembali. 

Burung ini pula dinyatakan sebagai sebuah simbol pembaharuan dan kebangkitan yang dikaitkan dengan matahari, kekaisaran, kehidupan dalam surga hingga manusia yang sangat luar biasa. 

Kepercayaan lain yang mendukung simbol pembaharu kekaisaran adalah jika seorang melihat burung foniks maka hal tersebut merupakan sebuah momen yang menunjukkan pertanda baik karena pemimpin yang arif dan bijaksana telah naik tahta, era baru yang lebih baik akan segera dimulai. 

Dapat kita ketahui bahwa air mata foniks dalam mitos budaya dipercaya memiliki kekuatan penyembuhan yang sangat luar biasa, jika ia mendekat maka tak ada seorang pun yang dapat berbohong. Ia pun menjadi lambang bahwa akhir adalah sebuah awal. 

Kisah terkait burung foniks selalu mengudang sebuah daya tarik. Kehadirannya menjadi sebuah legenda yang melambangkan banyak hal tentang kebaikan dan mampu menghidupkan mitos dalam budaya populer yang berlaku sampai dengan sekarang. 

Kitab Hayatul Hayawan

Kitab hayatul hayawan merupakan sebuah ensiklopedi zoologi (dunia hewan). Kitab ini ditulis oleh Syaikh Kamalu d-Din ad-Damiri. Kitab ini telah diterjemahkan dalam bahasa inggris dan diterbitkan menjadi 2 jilid pada tahun 1906-1908 di London, serta dalam versi arab telah diterbitkan pada tahun 1992 di Damaskus. Kitab ini tidak hanya menjelaskan tentang aspek zoologi saja, namun Ad-Damiri mengaitkan dengan berbagai pengetahuan lain. 

Secara garis besar isi dari kitab ini adalah tentang aspek fisologi nama hewan; deskripsi hewan, kebiasaan serta sifat; kaitannya dengan hadis; hukum memakan menurut perbedaan mahzab; peribahasa dan kisah yang berhubungan dengan hewan; khasiat atau pengobatan dengan menggunakan hewan; serta hubungan hewan dengan mimpi yang disertai takwil. 

Kitab Hayatul Hayawan ini terdiri dari dua juz. Kitab ensiklopedi hewan ini ditulis berdasarkan abjad yaitu dimulai dari huruh hamzah hingga huruf 'ya. Kitab ini kurang lebih membahas sekitar 1000 materi, akan tetapi jumlah hewan tersebut kurang dari jumlah itu, karena terdapat hewan yang memiliki beberapa nama.

Oleh karena itu, dalam kitab ini biasanya disertai saran untuk melihat kembali nama hewan yang sedang dijelaskan, jika pembaca menginginkan keterangan yang lebih rinci. Kitab Hayatul Hayawan kurang lebih membicarakan 731 macam hewan. 

Burung Foniks dalam Kitab Hayatul Hayawan

Lalu, Apakah burung foniks dibahas dalam kitab hayatul hayawan?

Memang dalam kitab hayatul hayawan tidak disebutkan secara gamblang terkait burung foniks. Tetapi, kitab ini menyatakan adanya jenis burung tertentu yang serupa dengan memakan al-bisy (aconite), tumbuhan yang berasal dari Cina. Hal yang menakjubkan dari hewan tersebut adalah ia sangat menikmati api dan tetap berada di dalamnya, sehingga kulitnya menjadi kotor dan tidak dapat dicuci.

Sebagian besar burung ini ditemukan di India. Ia adalah hewan yang berukuran lebih kecil dibandingkan rubah, dengan mata yang menyala serta ekor yang panjang. Adapun pendapat lain bahwa foniks adalah burung yang ditemukan di wilayah India. Ia bertelur dan menghasilkan anak dalam api. Keistimewaan yang dimiliki adalah aman dari api.

Bulunya yang indah dapat ditenun menjadi sebuah sapu tangan. Ketika sebagian dari sapu tangan itu kotor kemudian dimasukkan ke dalam api, maka api tersebut hanya akan menghabiskan kotoran yang berada di sisi sapu tangan tersebut, dan sapu tangan itu tidak lenyap terbakar.

Bukan hanya keistimewaan saja, tetapi burung ini memiliki khasiat yakni jika empedu sebesar satu daniq (koin perak) dicampur dengan rebusan air kacang polong lalu ditapis dengan susu beberapa kali, kemudian diberikan kepada orang yang terkena racun, maka air tersebut akan menghambat racun tersebar serta dapat menyembuhkannya.

Adapun khasiat lain, yakni jika seorang mengalami mata katarak, maka dapat diobati dengan cara mencampurkan otak burung tersebut dengan larutan obat tetes mata. Hal itu akan menyembuhkan serta mencegah pupil mata tersebut terkena penyakit lain.