Ada yang bisa menghentikan bullying? Kalau ada, bagaimana?
Stop bullying. Just words.
Mulai terkenal dengan penampilan segerombolan anak SMP yang menganiaya anak lainnya hanya agar bisa bergabung dengan grup kumpulan anak-anak keren. Dividiokan kemudian terkenal. Dan berlanjut hingga terlalu banyak dan tidak lagi menarik dimata publik kemudian dilepas begitu saja. Meski hal tersebut terjadi dimanapun di seluruh Indonesia bahkan Dunia.
Saya yakin, akan selalu ada orang dalam sebuah kelompok bermain, sekolah dan sebagainya, yang akan menjadi tempat pelampiasan kebencian, dengan entah itu dikarenakan penampilan fisiknya, keluarganya, atau ekonomi yang berbeda.
Mirisnya, kita tidak memiliki kekuatan atau sekedar keberanian untuk merubah apa yang sudah menjadi BUDAYA mengerikan. Kenapa mengerikan? Dan kenapa harus dihentikan?
Akibat yang ditimbulkan bullying bukan sekedar hal-hal parah yang langsung kelihatan hanya dari fisiknya. Bukan. Tapi juga mental dan kejiwaan.
Tumbuh kembang seorang anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan karna orang tua meski merupakan tempat pembelajaran pertama, akan terganti dengan teman bermain dan lingkungan. Bullying di anggap sebuah kewajaran dimana seorang anak pasti akan menjadi bulan-bulanan karna kekurangannya.
Tidak ada yang membela dan membiarkan semuanya terjadi begitu saja. Padahal bagi korban sendiri, bullying bisa menjadi sebuah kecacatan yang akan dibawa seumur hidup, bahkan banyak pula yang berakhir dengan kematian.
Batasan bullying itu sendiri hanya bisa dirasakan oleh korbannya. Karna jika ia tidak mengalami masalah apapun dengan bullying yang ia terima, maka itu tidak bisa dikatakan sebagai sebuah bullying.
Yang ingin saya sampaikan adalah, bukan masalah sinetron dimana seorang berhati baik akan di siksa dengan sebegitu kejamnya oleh orang-orang jahat tapi keadaan nyata yang dialami pemuda-pemuda Indonesia dan tidak ada tindakan apapun untuk menghentikannya. Semua hanya dilihat dari luka luar yang diderita korban tanpa peduli dengan kesehatan mentalnya. Seolah itu hal biasa dan baru menjadi tidak biasa ketika ada yang terluka.
Memikirkan bagaimana masa depan Indonesia ketika seluruh pemudanya adalah seseorang dengan budaya mengerikan dan tidak bisa dihentikan menimbulkan keprihatinan paling dalam. Karna jika sistem ini berlanjut, berkembang, apa yang akan terjadi? Berani bertaruh kalau justru semuanya akan bertambah semakin baik lagi?
Mungkin, sebagian besar bukan seorang pem-bully, tapi mereka yang hanya berdiri di luar garis tanpa mau peduli.
Selama itu tidak terjadi padanya maka ia akan baik-baik saja. Kekerasan, pelecehan, pembullyan secara verbal yang dilakukan pemuda-pemuda Indonesia, apakah hanya sebuah fase menuju kedewasaan?
2013. seorang anak dari desa, yang berniat menuntut ilmu di kota. Sendirian tanpa teman. Dan tidak punya uang. Penampilannya hitam dan kumuh karna sering ke sawah. Dan sekolah elit bertaraf RSBI yang ia masuki serta orang-orangnya yang kaya. Nyaris bunuh diri karna dikucilkan dan di anggap menjijikkan.
Tidak ada yang mau dekat dengannya. Ketika menyentuh barang yang dipakai gadis itu mereka akan berteriak jijik kemudian menjauhinya. Tertawa dan menjadikan gadis itu guyonan dengan melemparkan barang-barangnya. Setiap diberi tugas kelompok mereka menghindarinya. Duduk sejauh mungkin darinya meski dia tidak bau, tidak pula rusuh bajunya. Tidak pernah di ajak bicara, atau menjawab ketika sang anak bertanya.
Kepintarannya hilang ketika mentalnya berantakan. Anak desa yang bermimpi membahagiakan orang tuanya harus berakhir menyedihkan dengan nilai terburuk di kelasnya. Tapi tidak mau terlihat sedih di depan kedua orang tuanya dan menambah kekhawatiran mereka.
Maka ia berpura-pura semuanya baik-baik saja. Hanya saja ia menjadi sering melamun. Nyaris gila. Dan tidak bisa melakukan apa-apa. Seluruh guru di sekolahnya tahu. Tapi tidak ada yang mau membantu. Justru mereka memperlihatkan wajah tidak suka yang sama. Wajah mencemooh dan meremehkan.
Dan itu terjadi tiga tahun lamanya.
Apa itu hanya sebuah pandangan dari korban? Atau mengatakan semua itu normal dan sebuah bagian menuju kedewasaan?
Kalaupun iya. Saya ingin merubah itu semua. Semua anak seharusnya tidak mengalaminya. Karna kenyataannya, kejadian sebenarnya selama tiga tahun itu lebih menyakitkan dari apa yang bisa ditulis lewat kata-kata. Ada pula ketika si gadis benar-benar takut untuk pergi ke sekolahnya. Sangat ketakutan.
Trauma yang dibawa seumur hidup. Dan orang tua, yang meski si anak berpura-pura, mereka tahu kalau anaknya tidak baik-baik saja. Tapi tidak tahu harus berbuat apa.
Saya hanya mengambil sebuah contoh kecil dari banyaknya peristiwa pem-bully-an yang lebih parah dan mungkin, sudah termasuk dalam tindak kriminal. Sadari bahwa bully bukan hanya sekedar luka luar. Dan harus dihentikan!
Sedikit saran untuk menghilangkan bully yang sudah terlalu membudaya di Indonesia.
Menurut saya, sebagai seorang guru atau dosen, orang tua di sekolah, adalah wajar untuk mendekati anak yang menjadi korban bully. Mendengarnya bercerita dan membuat si anak memiliki tempat bersembunyi yang baik, sebelum terjerumus dalam pelarian yang buruk. Dan sebagai orang tua, jangan takut untuk berkonsultasi dengan guru-guru disekolah, serta terbuka dengan si anak itu sendiri.
Serta pemuda-pemuda calon pemimpin bangsa, tumbuhkan pengertian, saling menghormati, yang mungkin itu semua bisa ditanamkan pemerintah lewat pendidikan masa kecilnya.
Pada akhirnya, bully hanya bisa dilawan dengan bersama-sama memeranginya. Tolong jangan ada anak lain yang menderita seperti mereka yang sebelumnya harus berjuang sedirian dengan tujuan Cuma dua, selamat dengan trauma, atau menjadi gila, bunuh diri adalah opsi ketiganya.
#LombaEsaiKemanusian