…kondisi dunia pertanian, perkebunan, kehutanan dan kelautan nasional yang relatif masih terbelakang…
Beradaptasi Agar Bertahan dan Tetap Tumbuh
Turut menyimak perkembangan perguruan tinggi nasional, pandangan tertumpu pada satu nama, yakni IPB University.
Institut Pertanian Bogor, IPB, bukan lagi sebuah Institute, Institut/Lembaga/Wadah, terkait ilmu-ilmu Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Kelautan?
Oh, usut punya usut, ternyata IPB University merupakan hasil proses panjang berupa rebranding terhadap IPB, yang ditetapkan sejak 2019.
Sehingga kedepannya, IPB tak hanya fokus dalam mengelola proses belajar dan mengajar dalam lingkup kurikulum pendidikan tinggi dibidang Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Kelautan semata, namun lebih luas selayaknya sebuah Universitas, yang mencakup baik saintek maupun non saintek.
Bisa jadi, rebranding dimaksud dengan mempertimbangkan kondisi dunia pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan dan kelautan nasional yang relatif masih terbelakang, jika tak boleh dikatakan gagal.
Namun, hal tersebut bukan karena kalangan cendekia dan akademisi sekaliber IPB telah gagal. Bukan. Melainkan lebih karena dipengaruhi oleh pengambil keputusan, baik strategi pun kebijakan politis dari pemerintah, juga lembaga perwakilan rakyat.
Para lulusan hasil tempaan proses pendidikan khas kampus IPB, itu asli keren. Alumnusnya banyak menekuni berbagai sektor yang tak hanya dibidang Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Kelautan semata, namun luwes, sanggup beradaptasi pada bidang dimana mereka menekuni guna meraih prestasi.
…dilingkup Pertanian, Peternakan Kehutanan dan Kelautan. Ranah ilmu pengetahuan telah menjadi keunikan tersendiri…
Kurikulum Unik Berdasar Sejarah Panjang dan Nama Besar
Dengan berlakunya IPB University maka upaya untuk memenuhi kaidah bertahan dan bertumbuh, survive and growth, bagi Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus Berbadan Hukum (PTNBH), maka kekhawatiran akan terjadinya kehilangan pasar akibat mindset keliru terkait peran tak maju-majunya sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan kehutanan nasional, bisa diantisipasi.
Tentunya, nama IPB menjadi merk dagang yang tak perlu dibaca kepanjangannya ketika menjadi brand; IPB University. Hampir semua orang Indonesia, bahkan masyarakat akademisi global, sudah familiar dengan nama IPB.
Sehingga, tak perlu diperpanjang singkatannya menjadi Institut Pertanian Bogor University, namun cukup IPB University. Bukan pula Universitas IPB. Malah wagu bacanya.
Kelak, bisa jadi bakal tumbuh Program-Program Studi, sebagai cikal bakal Fakultas, di IPB University, selayaknya sebuah Universitas. Secara umum, ada satu fakultas yang selalu ada baik di Institut maupun Universitas, yakni ilmu-ilmu dasar dalam bidang sains, sebagai fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, MIPA.
Juga tentunya, kemasan kurikulum yang diusung masih terkait dengan ilmu pengetahuan dilingkup Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Kelautan. Ranah ilmu pengetahuan telah menjadi keunikan tersendiri, sejak perguruan tinggi tersebut berkiprah dalam menjalankan proses belajar dan mengajar pendidikan tinggi sejak awal tahun 1960-an di kawasan Dramaga kota Bogor Jawa Barat, setelah mandiri sebagai bagian dari fakultas pertanian Universitas Indonesia.
Kiprah IPB University pada awal bulan Maret tahun 2022 ini, diawali dengan pembukaan fakultas baru, yaitu; Kedokteran, Medicine Faculty.
Strategi yang bijak dan cerdas dari satu perguruan tinggi favorit yang pada tahun 1970-an disebut SKALU, Sekretariat Kerjasama Antar Lima Universitas, yakni; Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada dan Universitas Airlangga.
Lalu berkembang pada tahun 1980-an menjadi Proyek Perintis, dimana IPB menjadi pelopor sistem masuk perguruan tinggi tersebut melalui jalur prestasi bagi calon mahasiswa, sesuai akumulasi prestasi akademik yang berhasil diraih, selama menempuh pendidikan SMA.
Sehingga, waktu itu tanpa sempat dilakukan penelaahan mendalam, sebagaimana proses rebranding jaman sekarang…
Jaman Sekarang Proses Rebranding, Jaman Dulu Sekedar Studi Banding
Berbeda dengan proses rebranding IPB University, maka pada masa lalu, ironis itu nasib Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan, IKIP. Tak pernah ada proses rebranding, hanya patuh sama pengambil keputusan penyelenggara negara dan suara wakil rakyat menjelang akhir tahun 1990-an.
Waktu itu, mindset berprofesi menjadi Guru kurang diminati oleh anak lulusan SMA. Juga, ada pendapat kalangan wakil rakyat bahwa lulusan IKIP kudu berstandar Universitas.
Sehingga, waktu itu tanpa sempat dilakukan penelaahan mendalam, sebagaimana proses rebranding jaman sekarang, maka IKIP pun berubah menjadi Universitas Negeri, ditambah nama kota sebagai lokasi belajar dan mengajar.
Universitas Negeri, bukan IKIP University.
Dengan menyandang status Universitas, maka Universitas-Universitas Negeri eks IKIP tentunya masih terdapat fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, FKIP, mengakomodasi ranah kompetensi inti dari perguruan tinggi tersebut ketika pertamakali ditetapkan.
Padahal, IKIP kurun awal tahun 1960 hingga menjelang akhir 1980-an telah menggurat prestasi mengesankan. Bahkan menjadi barometer perguruan tinggi dalam ranah keguruan dan ilmu pendidikan tingkat asia.
Banyak program-program unggulan produk inovatif IKIP seperti SMA PPSP (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), yakni sekolah menengah atas dengan cara belajar dengan meraih target berupa pencapaian skor kelulusan mata pelajaran tertentu. Sehingga seorang siswa/siswi SMA PPSP bisa menyelesaikan masa pendidikan selama 2 tahun saja.
…sebagai upaya untuk menyesuaikan sudut pandang para pemangku kepentingan.
Kepuasan Pelanggan Tujuan Utama Rebranding
Sekarang, dengan adanya sistem PTNBH maka perguruan tinggi negeri yang berstatus berbadan hukum, dituntut untuk memacu dirinya agar selalu berinovasi, berintegritas pada dunia belajar mengajar agar mampu bersaing, guna mendapat kepercayaan dari para pemangku kepentingan, stakeholder, antara lain yakni; mahasiswa dan orang tuanya.
Kelak. proses rebranding sebagaimana yang pernah dilakukan oleh pengelola IPB menjadi IPB University bisa menjadi sebuah studi yang menginspirasi perguruan-perguruan tinggi lainnya, apakah yang berstatus swasta pun negeri, apabila statusnya negeri apakah telah berstatus berbadan hukum ataukah belum, guna melakukan adaptasi atas terjadinya suatu perubahan yang secara langsung maupun tak langsung bisa memengaruhi eksistensi perguruan tinggi tersebut, terutama sebagai upaya untuk menyesuaikan sudut pandang para pemangku kepentingan, stakeholders.
Benar memang, profesi yang menumbuhkan proses pembelajaran agar banyak pihak sama-sama meraih keuntungan, itu pedagang.