Nusa Dua, Bali merupakan tempat diselenggarakannya Kelompok dua puluh atau G20 pada November 2022. Group of Twenty adalah kelompok yang terdiri 19 negara dengan perekonomian besar di dunia ditambah dengan satu organisasi antarpemerintah dan supranasional yaitu Uni Eropa. 

Kelompok ini dibentuk tahun 1999 sebagai forum antar pemerintah yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia, salah satu anggotanya adalah Indonesia.

Tahun 2022, Indonesia secara resmi memegang Presidensi Group of Twenty (G20) selama setahun penuh, dimulai dari 1 Desember 2021 hingga KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) G20 di November 2022. Serah terima presidensi dari Italia (selaku Presidensi G20 2021) kepada Indonesia sudah dilakukan secara langsung pada 31 Oktober 2021 di Roma, Italia.

Presidensi G20 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema ini, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Puncak acara KTT G20 di Nusa Dua Bali pada tanggal 15-16 November 2022 dari seluruh serangkain acara selama setahun Indonesia sebagai Presidensi. Melalui konferensi pers Presiden Jokowi bahwa yang sudah konfirmasi kehadiran ada 17 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.

Malam 13 November, berbagai kepala Negara dan Kepala Pemerintahan sudah mulai berdatangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Bahkan ada yang menarik dari kedatangan Joe Biden yakni tidak memakai mobil Listrik yang disediakan oleh pemerintah Indonesia sebagai Kendaraan Resmi G20 dengan alasan Keamanan.

Presiden Rusia Vladimir Putin dipastikan tidak menghadiri Puncak acara KTT G20 di Nusa Bali dengan alasan Keamanan. Putin bahkan mengutus Menteri Luar Negerinya untuk Mewakili Rusia. 

Sejumlah Kepala negara menantikan Putin sekaligus membahas konflik Rusia dan Ukraina namun putin sama sekali tidak peduli. Para pengamat Luar negeri menyebut putin sebagai pengecut dan tidak ada itikat baik untuk menyelesaikan Konflik, meskipun Forum G20 bukan forum politik.

KTT G20 merupakan Forum ekonomi namun tak menutup kemungkinan Konflik antara Rusia dan Ukraina akan dibahas mengingat konflik tersebut mengakibatkan kondisi perekonomian dunia tidak stabil terlebih khusus kawasan Indo Pasifik, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak yaitu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

Sejumlah Negara yang tergabung dalam G20 selama ini berupaya untuk terlibat dalam penyelesaian Konflik Rusia-Ukraina namun masih buntuh alias gagal total. Amerika dan China dianggap sebagai pihak yang dapat menyelesaikan masalah tersebut pada Forus G20 di Nusa dua. Biden di duga melobi Xi Jinping untuk mengdakan pertemuan Bilateral kedua Negara.

Para diplomat Amerika sedang melobi beberapa negara anggota G20 untuk terlibat membahas penyelesaian Konflik Rusia-Ukraina. Bahkan beberapa isu yang berkembang bahwa Amerika akan memboikot Menteri luar Negeri Rusia pada saat menyampaikan pandangan Umum. 

Amerika dan china merupakan Juru kunci pada G20. Kedua negara akan saling beradu gagasan sebagai negara Ekonomi terbesar di dunia. Xi Jinping dianggap dekat dengan Putin oleh karena melalui Xi Jinping Putin melalukan lobi untuk pertemuan bilateral kedua negara. 

Biden ingin menyelesaikan Konflik sekaligus cuci tangan. Xi Jinping tentu akan tersinggung dengan sikap Biden yang terlalu bermanuver lalu lupa dengan persoalan Taiwan yang secara sepihak diakui oleh Amerika. Kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat ke Taiwan beberapa waktu lalu dianggap mengganggu kedaulatan dan stabilitas di kawasan.

Sebagai negara Super Power saat ini, China dan Amerika sangatlah menjadi penentu dalam berlangsungnya KTT G20 dari sisi Ekonomi. Konflik Rusia-Ukraina sangat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi Global saat ini, termasuk negara-negara di Eropa. Eropa membutuhkan Suplai gas dari Rusia, sedangkan Rusia secara sepihak membatasi gas ke Eropa. 

Belum lagi saat Biden menjatuhkan sanksi Ekonomi terhadap Rusia akibat dari invasi yang dilakukan Putin ke Ukraina. Putin tak tinggal diam, Minyak dan gas dibatasi ke Eropa yang bisa berdampak pada krisis pada negara-negara sekutu Amerika. Putin melakukan serangan balik dengan cerdas dan cermat, yang membuat Amerika dan sekutunya ketar-ketir.

Oleh karena itu, dalam KTT G20 di Nusa Dua bali Negara-negara anggota termasuk Indonesia sebagai tuan rumah mesti sepakat untuk berbicara mengenai konflik Rusia dan Ukraina. 

Amerika dan China adalah negara yang paling memungkinkan untuk bertanggungjawab atas penyelesaian Konflik Rusia dan Ukraina dengan mengesampingkan masalah pribadi. Dalam pertemuan Bilateral dengan China yang digagas oleh Amerika akan menjadi pertemuan yang bukan biasa karena akan menyinggung mengenai Konflik Rusia-ukraina dan juga Intervensi Amerika di Kawasan Taiwan yang dianggap China masih bagian dari kedaulatan Negaranya.

Biden dan Xi Jinping merupakan Juru Kunci pada KTT G20 dalam menentukan kondisi ekonomi Global pada 2023, Apakah jatuh ke dalam kegelapan ataukah menuju pada kebangkitan setelah Dunia dilanda Pandemi selama dua tahun.

Sedangkan Indonesia menanti di Muara.