Menjadi dermawan di kala lapang itu mudah. Merasa ikhlas di kala bahagia itu biasa. Menjadi lebih baik dan fokus berjuang meraih mimpi saat semua mendukung, yah sudah demikian memang seharusnya. Tetapi, menjadi dermawan di kala kita terhimpit, merasa ikhlas dan damai saat dirundung berbagai musibah dan cobaan menyayat hati, ataupun tetap konsisten berjuang di kala semua terasa mustahil, itu keren luar biasa.
Yah, begitulah hidup. Tidak selamanya kita terus bahagia dan tersenyum, tak selamanya kita terus semangat membara berjuang memperoleh kehidupan yang baik. Adakalanya kita dirundung dera dan masalah yang membuat kita merasa rapuh dan tak berdaya. Di titik-titik terendah itu, sering kali hal yang biasa, terasa sangat berat. Boleh dibilang hanya orang-orang tertentu yang mampu menghadapinya.
Bertahan di saat terpuruk, bukan berarti menyerah dan putus asa. Bertahan bukan berarti tak berbuat apa-apa yang bermakna. Orang lain tidak akan pernah sepenuhnya mengerti apa yang kita rasakan. Kondisi terpuruk setiap orang memang berbeda-beda. Ada yang merasa terpuruk disebab tidak adanya support system dari keluarga dikala kita hendak berjuang mengejar impian kita.
Ada yang merasa terpuruk sebab tak punya daya secara materil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada pula yang merasa jatuh terpuruk tatkala dilanda sakit hingga tubuhnya tak mampu lagi tegak berlari mengejar cita.
Apapun itu, keterpurukan yang dirasa akan selalu didominasi oleh hawa rasa yang negative. Sedih, merasa sendiri, merasa berat, teracuhkan, dan sebagainya. Kalau kita merasakan indikasi seperti ini, bisa jadi kita sedang berada dalam keterpurukan, apapun trigger atau sebabnya.
One thing that we should remember, bahwa keterpurukan itu hal biasa dalam hidup. Hidup ini tidak flat dan berjalan mulus dalam ritme yang sama kan? Siapapun jua di dunia memiliki hidup yang layaknya roller coaster, terkadang berada di atas dan sering kali terjungkal ke dasar. Artinya, kalau kita merasa terpuruk, yah wajar. Itu tandanya kita masih hidup.
Yang menjadi masalah, saat keterpurukan itu malah membuat kita menjadi putus asa. Give up! Keterpurukan itu malah menjadi alasan kita untuk tidak berbuat apa-apa dan justru merusak diri dan hidup kita. No way!
Pemakluman atas keterpurukan yang kita rasa, justru seharusnya menjadikan kita lebih paham bagaimana mengatasinya. Bagaimana untuk bisa bertahan dan bangkit dari rasa terpuruk tadi.
1. Reflection on Our Life
Saat kita sedang down, kecewa, merasa tak berdaya, biasanya disebabkan oleh adanya tujuan yang belum berhasil kita raih. Atau ada hal tak terduga yang mengacaukan target-target kita. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah REFLECTION. Berhenti sejenak dan coba untuk refleksi kehidupan kita.
Jika kita merasa terpuruk akibat gagal meraih sesuatu, reflect on what we have done. Ingat lagi, mungkin ada yang salah dengan ikhtiar kita, mungkin ada niat yang belum lurus, mungkin ada rasa sombong yang menyertai usaha kita. Reflect and noted the wrong things. Bukan kemudian kita jadi membenci diri sendiri, no! Sedih, down, itu tidak masalah. Tapi jangan berlarut! Belajar dari kesalahan, perbaiki yang salah untuk ke depannya.
Juga, please reflect on your life goals. Mau kemana kita bawa hidup kita ini? Apa yang kita cari? Ketika kita merasa terpuruk karena merasa tak seorangpun memahami dan mendukung kita, coba renungkan, apakah itu tujuan kita? Apakah Cuma perhatian dari orang-orang yang kita harapkan? Apakah Cuma pujian yang kita damba? Renungkan kembali. Your life goals seharusnya lebih dari sekedar itu. Tujuan hidup sejatinya harus lebih eternal. Mau kita jadikan seperti apa hidup kita? Yang berkah? Yang penuh manfaat buat orang lain? Cobalah untuk renungkan tujuan hidupmu.
Bisa jadi, keterpurukan yang kita rasa disebab, ekpektasi kita yang begitu tinggi terhadap perlakuan orang lain pada kita. Padahal, diri kita sendiri, sifat kita sendiri belum layak untuk memperoleh ekspektasi yang kita harapkan tadi. So reflect on yourself and revise your live!
2. Remember, Nothing Last Forever
Faedah yang harus kita pegang erat adalah ‘nothing last forever’. Nggak peduli seberapa sedih hatimu hari ini, itu semua tidak akan abadi. Nggak peduli betapa susah hidupmu hari ini, itu tidak akan abadi. Ingat dunia hanya sementara. Bahkan dalam dunia yang sementara ini, keterpurukan yang kita rasakan itu juga hanya temporary. Sementara saja.
Ibarat bola yang terus bergulir, begitu juga dengan arus kehidupan kita. Maka jangan sampai rasa terpuruk yang kita hadapi saat ini membuat hidup kita malah menurun dan lebih buruk. Rasa terpuruk yang kita rasa, adakalanya dihadirkan Tuhan agar kita mengerti dan sadar siapa yang sejatinya kita andalakan dalam hidup kita. Beban berat yang saat ini kita rasa, bisa jadi pelajaran bagi kita untuk sadar betapa banyak kenikmatan yang selama ini kita lalai dan tak menyadarinya. Bisa jadi musibah yang menimpa hidup kita saat ini dihadirkan untuk mengganti keburukan kita dengan sesuatu yang lebih baik.
Jadi, ingat kembali, nothing will last forever. Sedih kita, susah kita, semua akan sirna oleh waktu. Sekarang tinggal bagaimana kita menghadapinya. Tenggelam dan semakin terpuruk, atau bertahan dan maju.
3. Do the right things
Di saat kita terpuruk, mudah sekali untuk tergelincir dalam hal-hal non- faedah yang justru menurunkan kualitas diri bahkan memperburuk hidup kita. Instead bertaha, malah semakin tenggelam. Saat sedih dan drop mencari pelarian pada hal-hal yang salah. Banyak banget contohnya. Keluarga broken home, malah mencari pergaulan bebas di luar.
Gagal memperoleh hasil studi yang bagus, malah semakin tenggelam mencari kebahagiaan semu dalam tontonan yang bikin ketagihan dan non-inspiratif. Merasa terpuruk karena dihina dan direndahkan orang lain, lantas kemudian memborbardir sosial media dengan sumpah serapah. Ahhh tidak berkelas.
Itu bukan cara bertahan yang baik. Kita harus punya filter yang jelas on what is the right things and wrong things. Sayangnya, the right things sering kali tidak memberikan instant soothing pada hati kita, tidak lantas membuat kita happy seketika. Itulah mengapa banyak yang justru saat terpuruk, tenggelam dalam keburukan. Yes, terkadang sulit emang untuk berpikir jernih tatkala terpuruk. Apalagi hati sudah terdominasi dengan perasaan negatif.
Saat kita bingung, apa yang harus kita lakukan ke depan. Satu hal yang pasti, turn to your God. Kembali pada Yang Maha Kuasa, gelar sajadah, luapkan semua rasa di hati. Minta petunjuk dan pertolongan pada-Nya. Kedengaran klise dan ngadi-ngadi? Maybe, but it’s practical. Sangat mungkin kita lakuin. Setelah hati lebih tenang, baru kita bisa pelan-pelan menata apa yang harus kita lakukan.
Jadi, kalau saat ini kalian sedang merasa sedih dan terpuruk. Merasa gagal, stuck, dan merasa hidup kita runtuh sedalam-dalamnya, bertahanlah dear. Kamu pasti kuat, kamu pasti bisa melewatinya.
Jika saat ini kamu merasa tak ada seorangpun yang bisa menolong, ingatlah ada penguasa Langit yang selalu dekat bagi hamba-Nya yang membutuhkan.
Hari ini, boleh jadi kamu merasa paling sedih dan drop sedunia, tapi yakinlah, kalau kamu bisa bertahan dan bangkit, esok kamu akan menjadi orang yang paling bahagia.