Hidup di tengah kemajuan zaman membuat kita semakin hari lebih memilih yang  serba instan. Apa-apa maunya pengen cepat, murah-meriah baik itu dalam membeli makanan, memamakai suatu produk dan tanpa membuang sampah pada tempatnya yang dapat menimbulkan dampak negatif dari perbutaan kita sendiri. 

Kendati begitu, sikap egois, induvidualis dan konsumerisme semakin hari semakin membudi-daya dalam setiap hidup kita. Hal ini tentunya akan merusak ekosistem lingkungan hidup apabila pemakaian barang-barang produksi secara berlebihan tanpa mendaur ulang.

Dewasa ini pula sampah bukanlah hal yang biasa lagi di bumi pertiwi. Tanpa kita sadari, sampah menjadi masalah yang serius bagi bumi hijau. Semakin banyak sampah yang dihasilkan oleh umat manusia tanpa pengeolahan yang tepat maka semakin cepat bumi ini hancur karena timbulnya berbagai bencana alam karena perbuatan manusia. 

Oleh sebab itu, pentingnya pemanfaatan sampah dengan mendaur ulang kembali sangat penting untuk mencegah bumi ini kita dari wabah penyakit bahkan bencana alam. Karena ada pepatah yang mengatakan Mencegah Lebih Baik Pada Mengobati”.

Sampah merupakan hasil kegiatan manusia yang sekiranya sudah tidak dimanfaatkan kembali. Kurangnya kasadaran dari manusia itu sendiri, banyak sampah yang dibuang sembarangan, ada yang di sungai, selokat, jalanan bahkan setiap melangkahkan kaki kemana saja sampah selalu saja kita temukan. 

Hal ini akan menyebabkan polusi akibat pencemaran sampah, baik itu sampah kertas, plastik,dan sampah jenis lainnya. Sungai akan banjir, parit-parit/selokan-selokan akan bau busuk dan pemandangan menjadi terganggu. Nilai estetika dan ramah lingkungan akan menghilang karena dibanjiri oleh sampah.

Sampah pada dasarnya adalah suatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai atau bahkan tidak digunakan lagi oleh manusia. Kertas merupakan sampah yang dapat didaur ulang menjadi barang-barang yang berguna bahkan menjadi barang yang bernilai bila dikerjakan oleh orang-orang yang berkreatifitas, kertas itu seperti benda padat yang bentuknya kusam, ringan dan mudah menyerab apabila terkena air.

Kertas adalah salah satu sampah organik yang paling banyak dihasilkan oleh manusia, baik yang di hasilkan oleh rumah tangga, kampus, sekolah dan perkantoran bahkan semua bidang pekerjaan tentunya menggunakan kertas sebagai alat tulis dan lain sebagainya. Sampah kertas menjadi salah masalah yang serius bumi ini. Pada umumnya kertas berbahan dasar dari alam dan biasanya dari pepohanan yang besar dan berumuran puluhan sampai ratusan tahun.

Menjaga bumi dari sampah kertas memang bukan hal yang mudah. Walaupun menjaga bumi merupakan tanggungjawab kita bersama hanya saja semua tentang kesadaran diri. Tapi, untuk saat ini kesadaran diri manusia untuk  peduli akan kesehatan bumi sangatlah kurang karena semua sibuk dengan kesibukannya sendiri. Manusia hanya bisa memanfaatkan kekayaan alam tanpa menjaga dan merawat bumi.

 Salah satu bentuk keperdulian kita terhadap ekosistem lingkungan hidup adalah dengan “Mendaur ulang  Sampah Kertas Menjadi Suatu Kerajinan Tangan”. Mendaur ulang sampah kertas menjadi suatu kerajinan tangan  tentunya bukanlah hal yang sulit. Mengeolah kembali kertas bekas berarti kita telah menghemat pohon dan kita telah menyelamatkan bumi.  

Faktanya bila kita menghemat 1 ton kertas atau mengolah limbah kertas sebanyak jumlah yang sama maka kita menghemat 13 batang pohon, 400 liter minyak, 4100Kwh listrik dan 31.780 liter air. Fakta yang luar biasa bukan?. (sumber Referensi: 

Dengan demikian, di balik limbah yang awalnya adalah sampah yang tidak berguna, tidak berharga, tersimpan keuntungan yang sangat besar apabila kita mengeolah sampah tadi dengan baik. Mengeolah sampah kertas dengan baik dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang kembali sampah kertas dengan menjadikan suatu kerajinan tangan. 

Wadah yang tepat untuk menumbuhkan kreatif dan inovasi untuk mendaur ulang kembali sampah kertas adalah kampus dan sekolah. Karena kampus dan sekolah adalah pengguna sampah kertas yang paling banyak. Tanpa kita sadari, kertas biasa digunakan untuk membuat tugas laporan, mengerjakan tugas dibuku, menyusun skripsi dan dalam hal mensurat-menyurat.

Timbul dibenak saya, mengapa kampus dan sekolah menjadi wadah alternatif untuk memanfaatkan kembali sampah kertas tanpa merusak lingkungan. Karena menurut saya, kampus dan sekolah tentunya merupakan lembaga akademisi yang berintelektual. Kampus dan sekolah merupakan salah satu tempat yang memiliki potensi produksi yang tinggi. 

Oleh karena itu, sudah layak dan sepantasnya kampus dan sekolah membawa perubahan dalam menjaga lingkungan agar tetap sehat. Dengan menjadikan sampah kertas menjadi suatu kerajinan tangan lewat tangan-tangan mahasiswa di lingkungan kampus dan peserta didik di lingkungan sekolah.

Pada umunya khalayak mendefinisikan kampus dan sekolah merupakan lembaga pendidikan yang berilmu pengetahuan yang tidak terlepas dari peran dosen di lingkungan kampus dan guru di lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran berlangsung. Menurut Sudjana (2005) keberhasilan proses belajar dan mengajar dapat dilihat dari hasil yang dicapai oleh mahasiswa dan murid. 

Dengan kata lain, mendaur ulang sampah kertas ataupun sampah lainnya sudah menjadi rutinitas akademisi untuk menjadikan suatu kerajinan tangan yang berharga dan ekonomis dari awalnya barang rongsokan, tidak berharga menjadi barang yang berharga sebab barang yang rongsokan dan tidak berharga dapat dimanfaatkan kembali bagi kehidupan kita sehari-hari setelah melewati proses daur ulang.

Akademik baik lingkungan kampus dan sekolah akan menghasilkan limbah kertas yang cukup besar karena  segala kegiatan akademik berhubungan langsung dengan kertas. Memang limbah kertas tampak  tidak berbahaya karena kertas termasuk limbah organik kering dan kertas merupakan bahan yang dapat terurai oleh tanah.

Namun apabila jumlah limbah kertas tersebut sangat banyak maka akan memakan ruang yang banyak juga untuk menampungnya, dan hal itu merupakan masalah yang harus ditemukan solusinya. Dengan mengolah limbah kertas dari hasil proses akademik maka masalah tersebut bisa diselesaikan.

Limbah kertas akademik bisa didapatkan dari kegiatan di kantor maupun kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa dan murid di sekolah. Oleh karena itu salah satu cara alternatif yang dapat kita lakukan untuk memanfaatkan limbah kertas adalah dengan “Mendaur ulang  Sampah Kertas Menjadi Suatu Kerajinan Tangan”. 

Dan bisa menjadi bahan baku pembuatan daur ulang kertas tanpa harus mengeluarkan biaya yang banyak, namun membuatnya menjadi produk yang bernilai tambah. Biasanya penggunaan kerta di sekolah limbah kertasnya dibuang begitu saja sehingga lama kelamaan menjadi bukit dan pada akhirny merusak pemandangan bahkan menyebabkan pencemaran lingkungan.

Tulisan  ini terinspirasi dari banyaknya kertas yang terbuang termasuk di dalamnya kertas yang tidak terpakai lagi baik di bagian administrasi kantor, persekolahan maupun oleh mahasiswa dan lingkungan sekolah yang pernah dilihat oleh penulis secara langsung. Kertas ini biasanya dibuang atau tidak dimanfaatkan kembali, yang kemudian menjadi masalah seperti memakan tempat untuk penyimpanan berkas kertas yang sudah tidak terpakai lagi. 

Ada juga kertas dari mahasiswa itu sendiri yang misalnya mengambil mata kuliah kemudian mendapatkan tugas dari dosen yang mempergunakan banyak kertas dan terjadi kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan kertas yang salah tersebut dibuang dengan percuma. Akhirnya akan menambah jumlah sampah yang ada dan masih banyak lagi contoh-contoh lain limbah kertas di akademisi.

Menumbuhkan Jiwa Kreativitas dan Inovasi Siswa Di Lingkungan Sekolah

Mendaur ulang sampah kertas lewat kerajinan tangan di sekolah sejak dini merupakan tanggungjawab seorang guru. Guru pada dasarnya tidak hanya menyampikan ilmu pengetahuan secara teori saja melainkan seorang guru juga dituntut untuk mampu menumbuhkan jiwa kreativitas siswa agar siswa mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru terutama mengajari siswanya untuk mampu “Mendaur ulang  Sampah Kertas Menjadi Suatu Kerajinan Tangan”.

Berdasarkan pengalaman saya dimana kala itu saya beranjak menduduki di bangku SMA kelas X SMA. Kami diwajibkan menghasilkan suatu karya yang bahannya berasal dari bahan bekas yang tidak dipakai lagi terutama memanfaatkan limbah kertas itu sendiri. 

Seperti biasa, kami mencari limbah kertas di tempat pembungan sampah sekolah, dijalan raya, di tokoh-tokoh kecil dan di rumah. Lalu ada yang membelinya di tukang botot dan yang kami beli pun khusus kertas Koran saja sebab kertas lainnya sudah sering kami temukan.

Kita tahu bahwasanya, kertas sangat beragam jenisnya seperti, kertas Koran, kertas untuk menulis, kertas untuk membuat laporan dan lain sebagainya. Lalu timbul pertanyaan kita, mau di kemanakan limbah kertas itu? Jadi apa limbah kertas itu kedepannya?. 

Jawabanya sangatlah sederhana, Saya mengatakan bahwa limbah kertas itu harus dilakukannya terlebih dahulu  proses “Mendaur ulang  Sampah Kertas Menjadi Suatu Kerajinan Tangan” untuk menjadi barang yang dapat di pakai lagi dengan harga yang ekonomis.

“Mendaur ulang  Sampah Kertas Menjadi Suatu Kerajinan Tangan”. Memang bukanlah hal yang mudah semua membutuhkan suatu proses dan di dalam proses membutuhkan jiwa kesabararan dan semarak pejuang 45. 

Semarak pejuang 45 maksudnya disini walaupun ada sedikit kegagalan murid dalam berkarya namun guru harus mampu membangun semangat para murid untuk berkarya, tidak berhenti sampai di sini mereka berkarya melainkan terus berlatih, berkarya hingga proses tidak akan menghianati hasil.

Guru adalah mentor sekaligus motivator bagi murid. Dalam berkarya guru hendaknya menjadi pendamping  dan  mampu memberikan ide gagasan dalam menyempurnakan  karya-karya yang telah di hasilkan oleh setiap murid. Saat ini kita hidup di zaman yang canggih, zaman yang dimana kita bisa menggali informasi tanpa batas baik itu lewat google, yotube, dan media social lainnya. Nah, lewat youtube kita bisa melihat secara langsung contoh-contoh pembuatan  kerajinan tangan yang berasal dari limbah kertas.

Upaya pengelolaan daur ulang limbah kertas di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan membangun kesadaran bagi seluruh elmen di lingkungan sekolah. Mulai dari kepala sekolah yang mengatur seluruh kegiatan sekolah sampai kepada guru yang secara langsung berinteraksi dengan siswa. 

Penulis yakin guru yang bijak akan selalu memberikan contoh yang sempurna bagi muridnya baik itu memberi contoh dalam menjaga lingkungan sampai pada pembekalan ilmu dalam mendaur ulang sampah di sekitar.

Ketika saya masih kecil, saya sering mendengar satu pepatah yang mengatakan "apa yang kamu tanam itulah yang kamu tuai". Pepatah ini mengibaratkan perbuatan kita terutama dalam menjaga lingkungan mulai dari kecil seperti memanfaatkan kertas-kertas buram, tidak berharga menjadi benda yang bernilai ekonomis yang tinggi. Selain memiliki nilai  ekonomis yang tinggi juga ramah lingkunga. Lingkungan bebas dari sampah dan siklus lingkungan akan berjalan dengan baik. Maka bencana alam yang dahsyat itu dapat kita cegah lebih dulu.

Oleh karena itu mari kita jaga lingkungan lewat karya-karya yang berharga yang terbuat dari barang bekas. Tidak hanya kertas saja yang harus kita daur ulang akan tetapi semua barang, benda bekas baik yang bersifat organik dan non organik  yang tidak di pakai lagi kita daur kembali. 

Penanaman akan keperdulian lingkungan tidak jauh dan tidak bukan tentunya di dapat dari lingkungan akademisi. Oleh karena itu, lingkungan akademis menjadi tolak ukur dalam menciptkan perubahan-perubahan baru yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.  Saya Indonesia Saya Pancasila.