Sehat adalah kebutuhan tubuh tiap-tiap manusia, tanpa terkecuali. Kesehatan sangat mahal harganya. Karenanya, jangan ditunggu sampai sakit baru berobat. Sobat, alangkah lebih baik jika kita mengupayakan sehat sebelum sakit
Sekarang, banyak orang menggalakkan pola hidup sehat dengan berbagai olahraga. Baik berolahraga di pusat kebugaran atau inisiatif berolahraga sendiri di rumah. Olahraga diharapkan dapat menyehatkan tubuh.
Supaya kesehatan tubuh paripurna, maka kita dianjurkan memperhatikan pola makan sehat juga. Sehingga terjadi keseimbangan luar-dalam. Memberlakukan pola makan yang sehat wajib bagi semua orang, tidak hanya terbatas pada pelaku diet saja.
Salah satu pilihan menarik untuk dipraktikkan ialah pola makan sehat bernama food combining. Food combining mengatur pola makan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Baik makan pagi, siang, maupun malam.
Dalam buku Hidup 100 Tahun dengan Food Combining oleh ahli gizi Endri Yuliati, S.Gz dan disusun Andari Sakhi dan Amar Sanis, dipaparkan mengenai food combining secara lengkap.
Buku ini diterbitkan pada tahun 2015 oleh Trans Idea Publishing sebagai sumbangsih bagi dunia kesehatan dalam mengatur pola makan. Banyak pola makan sehat yang bisa diterapkan agar mencapai kesehatan ideal, salah satunya pola makan food combining.
Pola makan tersebut mengombinasikan makanan nabati dan hewani dengan siklus pencernaan makanan, penyerapan, dan pembuangan.
Food combining merupakan pola makan sehat tertua di dunia (2000 tahun yang lalu) yang diterapkan oleh bangsa Essani di Palestina. Mereka tidak mengonsumsi roti dan daging dalam waktu bersamaan; tidak menggabungkan susu dan daging; tidak makan bangkai, darah, dan daging binatang yang diharamkan; dan tidak makan berlebihan.
Kemudian, pada tahun 1866, dr. Howard Hay meneliti manfaat food combining dan menyebarluaskan konsep tersebut. Tahun 1984, seorang pakar diet dari Inggris, Doris Grant dan Jean Joice memperkenalkan konsep Food Combining for Health yang diteliti oleh dr. Hay.
Food combining tidak menyarankan makan nasi, sayur, lauk-pauk, dan buah sekaligus dalam satu waktu makan. Tujuannya, agar proses pencernaan, penyerapan, dan pembuangan sampah makanan berlangsung secara efektif dan efisien. Dan, seluruh organ tubuh tidak kelebihan beban kerja sehingga dapat berfungsi sesuai kapasitasnya.
Awet Muda ala Food Combining
Poin tambah yang didapatkan dari pola hidup sehat adalah awet muda.
Siapa sih yang tidak ingin awet muda? Banyak orang mendambakannya dan melakukannya. Berbagai cara dilakukan, dari tradisional hingga instan, low budget hingga high budget.
Food combining juga menyampaikan rahasia sederhana dari pola makan sehat agar awet muda. Merujuk buku Hidup 100 Tahun dengan Food Combining, berikut hal-hal yang perlu diperhatikan terkait beragam makanan yang bisa membuat kita awet muda. Cekidot!
• Pilih yang Berwarna
Warna buah dan sayur mencerminkan kandungan nutrisinya. Misalnya, warna merah menandakan buah yang mengandung likopen dan antosianin. Likopen sangat baik untuk mencegah penuaan dini dan kepikunan, sedangkan antosianin berguna untuk mencegah infeksi dan kanker kandung kemih.
Likopen dan antosianin juga mampu mencegah munculnya kerutan di wajah dan tersumbatnya pembuluh darah. Selain itu, buah dan sayur juga mengandung antioksidan yang berfungsi sebagai antiradikal bebas, antiinflamasi, dan antikanker.
Tiap warna pada buah dan sayur mengindikasikan kandungan zatnya masing-masing. Oleh karena itu, disarankan mengonsumsi beragam jenis buah dan sayur setiap hari.
• Pilih Lemak Tak Jenuh Tunggal
Lemak tak jenuh tunggal atau biasa disebut lemak baik karena menguntungkan bagi kesehatan. Lemak ini bermanfaat menurunkan kolesterol jahat, meningkatkan antibodi tubuh, dan menurunkan risiko penyakit kardiovaskuler. Dan, lemak tak jenuh tunggal juga bermanfaat bagi penampilan kita.
Jenis lemak ini dapat ditemukan pada minyak zaitun, sayuran, margarin, avokad, minyak biji kapas, dan minyak kacang tanah.
• Mengonsumsi Anggur Merah
Anggur merah kaya flavonoid dan antioksidan kuat yang berasal dari kulit buahnya. Selain itu, kandungan resveratrol berperan melindungi organ jantung terhadap proses penuaan.
• Antioksidan Teh Hijau
Teh hijau mengandung antioksidan kuat atau catechins sebagai zat antipenuaan terbaik. Meminum teh hijau satu cangkir sehari akan mengurangi risiko tekanan darah tinggi senilai 46%.
• Makanan Bervitamin C
Kandungan vitamin C berperan penting untuk pembentukan kolagen, komponen vital agar kulit tampak lebih muda. Vitamin C dapat ditemukan pada stroberi, jeruk, pepaya, brokoli, dan paprika. Selain kolagen, juga terkandung bioflavonoid yang menjaga kulit dari sinar UV dan membantu mencegah kematian sel.
• Makanan Mengandung Potassium
Potassium berfungsi menjaga organ jantung kita agar tetap sehat dan menurunkan tekanan darah. Kandungan tersebut dapat ditemukan pada pisang, mangga, melon, madu, jeruk, dan pepaya.
• Makanan Mengandung Serat dan Air
Makanan mengandung serat dan air dapat membuat kita kenyang lebih lama, sehingga dapat menjaga bentuk badan kita. Dengan demikian, kita akan tampak lebih muda dan segar.
Beberapa buah pilihan yang mengandung serat dan air di antaranya adalah apel, blueberry, pisang, jeruk, stroberi, dan pir.
• Makanan Mengandung Antosianin
Kandungan antosianin pada blueberry dan cherry akan membuat tubuh sehat lebih lama. Seperti yang dilakukan para atlet menjelang pertandingan, mereka mengonsumsi jus ber-antosianin untuk mencegah cedera otot dan pegal-pegal.
• Makanan Mengandung Polifenol
Polifenol menjaga otak agar tetap sehat, meningkatkan fungsi motorik otak, mengurangi peradangan dan hormon stres karena kognitif dan usia. Polifenol dapat diperoleh pada apel, anggur, plum, stroberi, blueberry, dan raspberry.
Eits, tunggu dulu. Pakar nutrisi memaparkan beberapa jenis makanan justru mempercepat proses penuaan. Alasannya, jenis makanan tersebut mengandung kadar lemak dan gula yang sangat tinggi, seperti:
• Minuman Berkarbonasi
Minuman berkarbonasi memiliki kadar gula tinggi dan rendah nutrisi yang dapat memicu obesitas, meningkatkan risiko hipertensi, sakit jantung, stroke, dan diabetes.
• Sosis
Berdasarkan salah satu riset di Eropa, sosis dapat memicu risiko kanker kolorektal, karena mengandung zat N-nitroso yang bersifat karsinogenik.
• Kopi
Kopi mengandung caffeine yang mampu membuat kita terjaga selama berjam-jam setelah mengonsumsinya. Hal ini akan memicu kortisol (hormon stres) yang akan membuat otot-otot letih dan cepat menyusut (penuaan dini).
• Keripik dan Kentang Goreng
Makanan ini diolah dengan suhu yang sangat tinggi dan mengakibatkan terbentuknya lemak trans-fat. Jika dikonsumsi terlalu sering, lemak trans-fat dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
• Pastri Mengandung Gula
Pastri yang mengandung banyak gula dapat menyebabkan obesitas. Makanan ini juga sering dibuat dengan minyak yang terhidrogenasi sehingga menimbulkan trans-fat. Kombinasi gula dan trans-fat membuat liver dan pankreas bekerja lebih keras.
• Daging merah
Jika dikonsumsi terlalu sering, protein hewani pada daging merah bisa menghilangkan kadar kalsium tulang yang berisiko osteoporosis. Selain itu, poliartritis atau peradangan lebih dari satu jenis sendi pun bisa sewaktu-waktu menyerang.
• Nasi Putih dan Roti Putih
Nasi dan roti putih mengandung sedikit serat yang akan dicerna dan diserap sangat cepat, sehingga kadar gula melonjak. Hal ini menyebabkan sel berubah dan menua lebih cepat.
Nah, lengkap banget kan rahasia awet muda ala food combining? Biar lebih lengkap lagi ada tips merawat wajah agar tetap awet muda, nih. Tipsnya adalah perbanyak konsumsi ikan daripada daging; kurangi konsumsi gula; perbanyak buah dan sayur; perbanyak minum air putih; dan jangan lupa gunakan masker alami.
Awet muda ala food combining memang tidak langsung terlihat hasilnya, butuh proses, ya batsobat. Namun, ini lebih sehat dibanding berbagai cara instan yang bisa saja membahayakan kesehatan tubuh kita.
Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca dan selamat mencoba praktik food combining-nya sendiri.
Rujukan: Sakhi, Andari dan Amar Sanis. 2015. Hidup 100 Tahun dengan Food Combining. Jogjakarta: Trans Idea Publishing. (Ahli gizi: Endri Yuliati, S.Gz)