Jujur saja, saya sangat gusar membaca opini mas Hegel, yang getol berpendapat bahwa “ Mukjizat itu terjadi di luar nalar, pikiran dan kemampuan manusia”. Lalu dengan serius ia jelaskan dengan cara mengomentari “bukan mukjizat namanya, kalau bisa di analisis dan di telaah secara ilmiah”?
Bahkan dengan percaya diri dan beraninya, ia berargumen bahwa “hampir semua peristiwa yang mustahil itu terjadi atas ijin Allah”. Tak tanggung-tanggung ia berpendapat lagi dengan merujuk pada QS -Ar-rahman: ayat -33. “Wahai golongan jin dan manusia! Jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah. Kamu tidak akan mampu menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah)”.
Lebih lanjut, demi memperkuat pernyataan tegasnya, teman dari Group Filsafat, Sains dan Logika itu memberikan keterangan bernada sinis kepada seluruh elemen publik bahwa “mukjizat Nabi Ibrahim anti dibakar, Nabi Daud dapat melunakan besi, dan Nabi Musa bisa membelah lautan”. Bahkan secara tegas ia menyatakan “Ini yang sulit bahkan sangat mustahil di ilmiahkan dengan kodrat tubuh manusia pada umumnya”.
Masih Menurut Hegel, dengan sedikit model menggurui dan perilaku ini sepertinya hanya spekulatif agar pembaca menggiringnya sebagai orang yang sudah banyak kontribusi pengetahuan dalam memberi kritikan dan masukan kepada publik (atau kepada teman-teman), ia bertanya “Sejak kapan elektron, Proton, dan Atom bisa berevolusi pada manusia, sehingga peristiwa Nabi Ibrahim saja. Itu kebal pada api, secara ilmiah bagaimana kejadian dapat terjadi?
Pertanyaan saya sederhana; Anda percaya Malaikat bisa terbang?
Kalau Anda yakin makhluk ghoib (malaikat) itu dapat terbang. Sama seperti Anda percaya katak dalam tempurung. Tak ada bedanya.
Karena apapun yang tak dijangkau oleh akal. Pasti Anda akan menolaknya.
Makanya, kenapa nabi Ibrahim tak dapat dipanggang oleh api, meski ia sudah masuk di dalam-Nya. Karena imajinasi dia tentang tuhan. Itu sangat dekat dengan ruh-Nya. Dalam fisika kuantum. Itu disebut sebagai reaksi elektron, proton dan atom dalam jaringan sel, dan otak manusia.
Anda menyebutkanya. Terlalu dangkal pikiran manusia untuk menembusnya tentang semua itu, kecuali atas ijin Allah.
Sama yang terjadi pada nabi Daud, Musa, dan Muhammad.
Di sisi lain, pernyataan yang kerap juga mengganggu nalar dan opini saya adalah kalimat “Referensi mana yang mengatakan bahwa naik ke langit adalah mukjizat”?
Jawaban saya sangat sederhana. Anda harus belajar sains sebagai kompas pemikiran agama.
Karena itu penting untuk menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan Anda tentang agama, logika dan opini yang luas.
Tujuannya adalah agar supaya nalar Anda tak cacat memahami agama dan sains. Soalnya dalam kitab suci. Sekitar 70 % di jelaskan dalam Al-quran. Bahwa sains sangat membatu menjelajahi pikiran manusia.
Contohnya adalah manusia tak bisa hidup tanpa makanan.
Sebab aktivitas pencernaan, emosi, hasrat, dan otak manusia membutuhkan sinyal dan energi. Yaitu untuk menghidupkan yang bertumbuh, dan mempertahankan yang berkembang. Kalau Anda bertanya sejak kapan Elektron, Proton dan Atom berevokusi?
Maka saya akan jawab. Sejak Anda masih butuh makanan dan minuman.
Itu contoh sederhananya. Biar Anda tak gagal memahami mukjizat, sains dan agama.
Kalau Anda bertanya; apakah Elektron, Proton dan Atom dapat berevolusi membuat tubuh manusia kebal api, bisa naik ke langit? Jika Anda bertanya demikian, berarti secara esensial, Anda cacat memahami logika, sains dan agama. Soalnya dari penjelasan saya, rumit sekali akal Anda memahami-Nya. Itu poin pertama.
Kedua, soal naik ke langit. Saya mengimajinasikan itu bahwa manusia dulu pada abad ke 3-4 M tak bisa naik ke bulan. Tetapi berkat kemajuan sains sekarang manusia dapat terbang ke udara meskipun tanpa sayap.
Kalau dipikir-pikir, besi tak masuk akal. Jika dia bisa terbang ke luar angkasa. Tetapi berkat kemampuan proyeksi akal manusia. Itu dapat menciptakan di luar kenyataan.
Mungkin Anda akan menyatakan bahwa sebelum revolusi Teknologi. Bahwa-sanya HP adalah mukjizat. Karena secara akal sehat. Saya tak tahu di mana tempatnya orang yang baca komentar ini.
Tetapi berkat kemampuan proyeksi sains dan kecanggihan teknologi. Anda menaklukan-Nya. Paham sampai di sini?
Kalau Anda bertanya, kenapa mukjizat nabi Ibrahim kebal api. Sedangkan manusia-manusia lain, tidak?
Jawaban saya sederhana. Yaitu, dia lebih kuat imajinasi-Nya tentang tuhan daripada benda (manusia).
Anda tahu, apa yang dia pinta pada tuhan? Yakni doa. Saya menyebutnya harapan, dan cita-cita untuk masa depan.
Apa fungsinya? Fungsinya dapat menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup. Paham? Sampai di sini
Kalau Anda butuh penjelasan secara ilmiah lagi. Itu artinya Anda tak mengerti tentang Doa secara ilmiah. Soalnya dalam fisika kuantum bahwa doa itu energi-magnetik yang dapat mengantarkan Anda di suatu tempat yang indah (taman-taman surga, atau di terjun yang mengelilingi sungai-sungai). Tergantung imajinasi Anda.
Dan itu mukjizat yang dipakai oleh nabi Ibrahim. Yaitu menggunakan doa untuk menghidupkan partikel-partikel terkecil dalam materi (atom) untuk mematikan kerja sel-sel kimiawi dalam tubuh-materi (elektron).
Sehingga api yang kelihatan panas ingin membakarnya, menurut nabi Ibrahim. Berubah menjadi padam (proton).
Kenapa?
Itu karena pengaruh akal dalam proyeksi doa menuju tempat tak terlihat. Jauh lebih dahsyat daripada dahsyat pemikiran dan pengetahuan Anda.
Baca kitab suci. Jangan simpan dilemari. Ud'uni Astadjiblakum; berdoalah kepada aku, niscaya akan ku kabulkan permintaan mu, (QS - Gafir [40]:60). Di baca ya! Supaya Anda mengenal tuhan lebih dekat. Jangan tinggal dari Papua ke Jakarta belajarnya. Paling tidak lebih dekat lagi. Seperti malang ke Surabaya.
Jaraknya Cuman 1 jam. Setelahnya Anda nyampe. Pasti Anda bisa (cerdas). Kembali ke Doa Nabi Ibrahim. Kenapa saya terus terang menyatakan bahwa doa itu adalah energi-magnetik?
Karena di dalam energi terdapat tenaga, kekuatan, dan ketahanan. Yang fungsinya dapat merangsang terhadap permintaan kita pada tuhan.
Kalau Anda percaya doa dapat menyembuhkan penyakit. Maka tak perlu Anda ke rumah sakit. Cukup Anda pergi check out ke dukun.
Karena seberat apapun masalah dan kesehatan Anda. Jika tak memahami integrasi doa, dan sains. Itu dapat memicu Anda akan jalan di tempat. Tanpa harus mengikuti perkembangan Jaman.
“Kalau hidup sekedar hidup, babi pun hidup di hutan. Kalau makan sekedar makan. Kerbau pun makan di sawah” (Buya Hamka).
“Hidup itu harus bergerak, kalau tidak, Anda akan di injak. Tetapi kalau maju. Anda akan di kejar” (Albert Einstein).
Artinya —sesekali, jangan lupa belajar sains (kimia, fisika dan matematika). Biar Anda tahu doa. Bisa di teliti dan di analisis secara ilmiah. Paham sampai disini
Kalau ngak mengerti. Sering-sering baca buku, kitab suci dan terjemahanya. Biar Anda tak kering menagih pengetahuan.
Atau belajar lagi filsafat? Kalau tidak, sampai kiamat Anda ngak akan mengerti tentang pengetahuan dan doa.
Soalnya Anda tak tahu fungsi Doa.
Saya kasih contoh sederhana lagi. Biar Anda cepat paham. Kalau Anda mengerjakan sholat. Anda berdoa bahwa suatu saat nanti /perbuatan baik Anda di dunia nanti. Itu dapat membawa Anda ke surga.
Anda yakin bahwa dengan perintah dan kewajiban tuhan itu dapat mengantarkan Anda ke suatu tempat yang indah. Begitu cara "Doa" bekerja.
Sama, ketika Anda menjalankan ibadah umrah. Bahwa dengan segala seni, cinta, energi dan tenaga (doa). Itu dapat menghidupkan Anda tibah ke tanah suci.