Seperti yang kita ketahui, dalam ajaran Agama Islam ilmu dan adab memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan kita. Pasti tidak sedikit dari kita yang bertanya-tanya tentang penempatan kedua aspek tersebut. Disini saya akan menjelaskan tentang tingkatan kedudukan antara ilmu dan adab.

Adab

Adab dari segi bahasa memiliki arti sopan, kebaikan, dan budi pekerti. Dalam istilah fikih sendiri mengartikan adab sebagai tata cara atau kesopanan baik dalam berpikir, berbicara, maupun dalam bersikap. Baik kepada sesama manusia, binatang, tumbuhan, dan Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, adab sangat diperlukan dan wajib tertanam pada diri masing-masing manusia. Contoh perilaku yang beradab adalah ketika kita sedang berjalan melewati orang yang lebih tua dari kita, hendaknya kita sedikit membungkukkan punggung kita sembari berkata “permisi” atau dalam Bahasa Jawa kita juga bisa memakai kata “amet” atau “amet sewu” .

"Sesungguhnya termasuk mengagungkan Allah adalah menghormati seorang muslim yang beruban (sudah tua), pembawa Al-quran yang tidak berlebih-lebihan padanya (dengan melampaui batas) dan tidak menjauh (dari mengamalkan) Alquran tersebut, serta memuliakan penguasa yang adil." (HR Abu Dawud).

Jika dalam kehidupan pesantren, pasti kita diajarkan banyak adab yang mungkin belum kita dapat jika hanya belajar dari pelajaran sekolah umum saja. Contohnya adalah saat kita dipanggil atau akan berhadapan dengan kyai, ibu nyai, pengasuh atau tamu-tamu lainnya yang notabene nya tidak ada hubungan dengan kita yang berperan sebagai santri, saat mendekat alangkah baiknya kita berjalan secara berlutut atau istilah dalam Bahasa Jawa nya adalah “ndengkul” .

Makna yang tersembunyi dalam kebiasaan berjalan berlutut  ini adalah sebagai bentuk rasa patuh kerendahan diri kita terhadap para guru-guru yang membimbing kita. 

Contoh yang selanjutnya adalah setelah berhadapan dengan kyai, ibu nyai atau pengasuh pasti kita akan meninggalkan tempat saat kita bertemu tadi. Saat akan meninggalkan tempat tersebut kita tidak boleh langsung berdiri dan langsung meninggalkan tempat dengan begitu saja, tetapi kita hendaknya tetap berjalan berlutut seperti yang kita lakukan saat awal tadi dan berjalan secara mundur. Dalam kata lain, kita akan meninggalkan tempat namun badan kita tetap menghadap kearah posisi kyai, ibu nyai atau pengasuh yang kita temui.

Ilmu

Ilmu merupakan bentuk kata dasar dari Bahasa Arab yang berarti persepsi atau pemahaman. Definisi ilmu sendiri banyak beragam pendapat. Diantaranya adalah ilmu merupakan sebuah persepsi atau sesuatu yang sesuai dengan fakta kenyataan. Jenis ilmu sendiri terbagi menjadi dua yaitu ilmu pengetahuan dan ilmu keterampilan.

Pengertian ilmu pengetahuan menurut Abu Bakar adalah sudut pandang atau buah pikiran seseorang, di mana buah pikiran tersebut sudah memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan, dicabang ilmu tertentu.

Keterampilan merupakan kemampuan pada diri seseorang yang menyangkut pada kemampuan kreativitas. Keterampilan juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengembangan diri yang diupayakan dengan cara belajar secara terus menerus. 

Salah satu contoh terkait ilmu keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam melukis, menggambar, atau menciptakan sesuatu baru yang sebelumnya belum ada.

Keterkaitan Adab dan Ilmu

Dari pemaparan pengertian di atas, dapat kita simpulkan bahwa adab adalah sesuatu yang bernilai baik yang mengarah pada tingkah laku atau tindakan seseorang yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan ilmu adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia yang menyangkut tentang kemampuan akademik maupun non akademik.

Imam Malik rahimahullah pernah berkata pada seorang pemuda Quraisy,

“Pelajarilah adab sebelum mempelajari suatu ilmu”

Dari perkataan Imam Malik tersebut, dapat kita ketahui bahwa sebelum seseorang menuntut ilmu harus mengutamakan adab terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan bahwa ketika kita akan mulai menuntut ilmu di tempat yang baru maupun lama, bahkan di tempat yang sebelumnya belum pernah kita kunjungi.

Dalam tempat tersebut pasti kita juga akan bertemu dengan orang-orang yang belum pernah kita kenal. Meskipun kita belum mengenal mereka, kita harus tetap mengedepankan tata krama dan sopan santun kepada orang di sekitar kita.

Kita harus selalu mengimplementasikan adab dalam kehidupan sehari-hari. Di era saat ini, adab dan karakter mulai pudar oleh perkembangan zaman. Sebagai manusia yang baik, kita harus tetap mengedepankan adab kemudian ilmu dalam menghadapi perkembangan zaman saat ini. Ibnu al-Mubarak r.a. menyatakan :

“Mempunyai adab (kebaikan budi pekerti) meskipun sedikit adalah lebih kami butuhkan daripada (memiliki) banyak ilmu pengetahuan.”

Dari perkataan Ibnu al-Mubarak tersebut, dapat kita simpulkan bahwa memiliki sedikit ilmu tetapi memiliki banyak adab lebih baik daripada memiliki banyak ilmu tetapi tidak memiliki adab. 

Sebab, kepintaran tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki adab. Ilmu menjadi berbahaya bagi pemiliknya dan orang lain karena tidak dihiasi akhlak atau adab.