Pada Ahad, 24 April 2016 lalu saya berkunjung ke salah satu tempat wisata yang ada di Kabupaten Purworejo tepatnya di Wisata Pantai Jatimalang yang berada di daerah Purwodadi. Dalam kunjungan ini setidaknya ada hal yang menarik bagi saya yaitu beberapa sampah yang ada di bantaran pantai di atas rerumputan.

Semula saya memang tidak tertarik dengan sampah-sampah plastik itu, tapi dari banyak objek yang saya foto pada hari itu, ceceran sampah plastik warna-warni di atas rerumputan hijau nan indah membuat saya terketuk untuk mengambil foto tersebut.

Saya baru tersadar setelah foto-foto hasil jepretan, saya pindahkan ke laptop pribadi untuk sekadar melihat-lihat foto yang saya ambil di tempat wisata pantai tadi. Dan hasilnya saya terkesan dengan ceceran sampah plastik di atas rumput itu.

Saat itu pula dalam benak saya, banyak yang bersuara keindahan sampah di atas rumput, sampah yang begitu indah di atas rumput hingga kesimpulan saya pada kalimat "Andai sampah berbicara". Ya, itulah kata-kata yang menyita benak pikiran saya seketika itu.

Mungkin tidak terlalu salah jika dalam pikiran saya melayang-layang sebuah kalimat "Andai sampah berbicara". Dalam kalimat ini saya berandai-andai bagaimana jika sampah bisa berbicara. Akankah sampah plastik berbicara seperti ini.

"Mungkin aku kelihatan menarik bagi anak-anak, remaja, dan orang dewasa karena kemasanku yang bagus. Padahal aku hanya sebungkus plastik yang membukus makanan ringan. Teman buat Anda di waktu senggang, curhat bersama teman, atau sembari menunggu jam makan tiba. Kemasanku mungkin kelihatan menarik bagi siapa pun yang melihat."

"Tampilan warna-warni yang menghiasi saya melebihi warna-warni dunia ini. Tapi apalah daya, ketika isi makanan telah habis, aku dibuang begitu saja di berbagai tempat semaumu tanpa kau pedulikan aku. Padahal jika kau buang, aku bisa membahayakan siapa pun."

"Membahayakan, manusia, hewan, dan alam. Tengoklah berapa manusia yang terkena bahaya karena aku yang begitu banyak menumpuk. Lihatlah berapa banyak sungai-sungai, hutan-hutan, hingga tempat wisata yang teroktori."

Begitulah sampah berbicara, walau suaranya tidak terdengar begitu hebat tapi sampah plastik terus mendengungkan agar mereka dibuang di tempat seharusnya dibuang. Jika dalam sebuah lagu "Kalau Bulan Bisa Ngomong", sebuah lirik dari Nini Karlina yang berandai-andai jika bulan bisa berbicara, pasti tidak akan ada kebohongan.

Seperti halnya itu, seandainya sampah bisa berbicara, tidak ada sampah yang tercecer di mana-mana, dan terbuang sia-sia seperti tidak ada pemiliknya.