Artificial intelligence (AI) adalah sebuah kecerdasan buatan yang ditambahkan ke sebuah sistem, software, atau sebuah mesin yang telah diatur konteks ilmiahnya agar mampu melakukan pekerjaan dan cara berpikir seperti yang dilakukan oleh manusia.
Tujuan dari kecerdasan buatan ini adalah untuk menjadikan pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Artificial intelligence sebenarnya sangat bermanfaat dalam kehidupan, misalnya adalah Google Now dalam smartphone kita.
Aplikasi dari artificial intelligence sudah banyak diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya industri game, perfilman, bisnis, pendidikan, bahkan dalam bidang militer, pertahanan dan keamanan negara. Sebagian orang memperkirakan artificial intelligence akan menjadi teknologi kunci di masa depan. Namun, banyak pula yang menganggap ada ancaman tersimpan dari kecerdasan buatan ini.
Bos SpaceX dan Tesla, Elon Musk, menjelaskan artificial intelligence lebih berbahaya daripada nuklir. "Saya sangat dekat dengan teknologi AI yang canggih, dan ini sangat membuat saya takut. Teknologi ini sangat jauh dari yang diketahui banyak orang, juga tingkat perkembangannya yang eksponensial," ujar Elon Musk.
Perkembangan AI sebenarnya sudah dimulai sejak abad 17, tetapi AI baru mulai efektif pada tahun 1950-an dengan dimulainya komputer elektronik pada tahun 1941 dan pengembangan storage program pada tahun 1949. Dari sinilah dorongan untuk mempelajari dan mengembangkan kecerdasan buatan mulai muncul.
Selain bermanfaatnya kecerdasan buatan, ternyata AI juga menyimpan segudang potensi ancaman yang sangat mengerikan. Berikut daftar lima ancaman kecerdasan buatan di masa depan.
1. Perkembangan kecerdasan buatan lebih cepat dari yang manusia bayangkan
Pesatnya perkembangan dunia teknologi memang luar biasa, termasuk di dalamnya kecerdasan buatan. Pesatnya perkembangan teknologi dimulai sejak tahun 2000-an. Kini, banyak perusahaan teknologi sedang gencar melakukan riset dan mengembangkan kecerdasan buatan, seperti Google, Apple, dan Facebook.
Anak tahun 1990-an mungkin tidak akan mengira perkembangan gadget bisa secepat ini. Perkembangan teknologi, termasuk kecerdasan buatan, akan lebih cepat dari yang dibayangkan manusia. Kurang dari satu dekade ke depan semua piranti dan gadget serta perlengkapan rumah akan dilengkapi dengan kecerdasan buatan di dalamnya.
2. Manusia tersaingi oleh robot
Semakin pintar sebuah robot maka semakin banyak membantu manusia dalam pemecahan masalah, khususnya dalam dunia industri. Menurut ahli, robot akan mengambil alih pekerjaan manusia dalam kurun waktu tiga puluh tahun ke depan. Dampaknya, pengangguran akan meningkat sampai 50%.
Meskipun terdengar mengerikan, tidak semua pekerjaan dapat diselesaikan oleh robot. Biasanya robot akan digunakan dalam proses pemecahan masalah yang berat dan membutuhkan ketelitian tinggi dalam siklus berulang.
Pabrik-pabrik di China dan Jepang sudah banyak yang mempercayakan proses produksinya kepada robot. Robot sudah diprogram sedemikian rupa akan mampu mengerjakan pekerjaan yang sama terus-menerus tanpa rasa capek atau sakit seperti manusia.
3. Pada tahun 2040 robot diperkirakan akan lebih pintar dari manusia
Karena riset besar-besaran gencar dilakukan oleh para punggawa teknologi maka teknologi kecerdasan buatan tentunya akan semakin cerdas, bahkan bisa melebihi kecerdasan manusia. Dalam dunia robotika akan hadir robot yang sangat canggih, bahkan lebih pintar dari manusia.
Pada tahun 2013, hasil survei dari University of Oxford kepada para ahli AI mengenai kemajuan kecerdasan buatan pada masa depan menghasilkan jawaban yang beragam. Namun, rata-rata jawabannya adalah kemungkinan besar pada tahun 2040 robot akan memiliki kemampuan lebih hebat dari manusia pada umumnya.
Hasil ini sejalan dengan riset dari MIT pada tahun 2013 yang mengatakan IQ dari AI pada waktu itu adalah setara dengan anak berusia empat tahun. Namun, pada tahun 2040 diperkirakan kecerdasan buatan sudah mampu memecahkan permasalahan matematika yang belum tentu dapat diselesaikan oleh manusia. Diperkirakan pada tahun 2029 IQ dari kecerdasan buatan sudah setara dengan IQ orang dewasa.
4. Kecerdasan buatan bisa belajar sendiri
Sebab semakin cerdasnya kecerdasan buatan, tentunya kemampuannya akan semakin berkembang. Salah satunya adalah kemampuannya dalam belajar sendiri. Pada awalnya program input data AI dilakukan oleh engineer AI. Pada tingkat yang lebih tinggi AI dapat mengolah data yang ada dan menjadikannya sebagai sumber belajar.
Google melalui proyek alphabet-nya tengah menjalankan sebuah pengembangan AI yang dinamakan proyek deep mind. Cara kerja proyek deep mind ini sangat menyeramkan jika industri robot militer benar-benar ada. Menurut Google, AI Google ini mampu belajar sendiri tanpa diajar oleh manusia dan tanpa diinput data dari manusia.
Proses belajarnya sendiri disebut Differentiable Neural Computer (NDC) yang sumber pembelajarannya adalah dari internet. Kemampuan AI dari Google ini misalnya adalah menjawab pertanyaan yang kompleks dan menjawab tentang silsilah keluarga.
5. Kecerdasan buatan bisa membahayakan eksistensi manusia
Para ahli seperti Stephen Hawking dan Elon Musk percaya bahwa jika AI terus dikembangkan dengan tujuan agar memiliki kemampuan yang setara atau bahkan lebih dari manusia maka hal ini dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia.
Para ahli takut jika terjadi kesalahan pada sistem AI. Hal ini dapat bersifat destruktif atau merusak. Mereka berpendapat bahwa pengembangan AI perlu diberikan batasan tertentu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.