Muhammad Akbar, Anak laki laki yang hobi bermain sepak bola dari kecil. Sejak kecil Akbar dan ayah nya menonton sesuatu pertandingan bola di televisi dan sejak saat itu. Akbar suka bola terinspirasi dari bapak 

nya yang sejak dulu suka bermain bola dan menonton bola Dari hobi ini Akbar mendapatkan banyak prestasi dengan bermain sepak bola.

Sejak Kecil Akbar ditawarkan sekolah sepak bola yang ada di dekat kampung nya tetapi tidak bisa mengikuti tes itu dikarenakan biaya pendaftaran itu sangat besar. Dengan 

ekonomi keluarga Akbar yang serba kekurangannya, sejak itu Akbar  tidak bisa mengikuti tes sekolah sepak bola, Akbar hanya bisa bermain bola di dekat rumah 

nya dan bisa menonton teman teman lain nya mengikuti tes sekolah itu, sejak itu Akbar pun sedih karena tidak bisa mengikuti tes itu.

Dengan ekonomi keluarga Akbar yang serba kekurangannya, sejak itu Akbar  tidak bisa mengikuti tes sekolah sepak bola, Akbar hanya bisa bermain bola di 

dekat rumah nya dan bisa menonton teman teman lain nya mengikuti tes sekolah itu, sejak itu Akbar pun sedih karena tidak bisa mengikuti tes itu.

Ayah nya merasakan kesedihan Akbar, suatu hari ayah Akbar mendapat pekerjaan, dengan upah dari pekerjaan itu ayah nya pun mendaftar kan diam diam ke sekolah 

sepak bola itu meskipun, untuk membayar biaya pendaftaran tes itu sangat lah mahal. Dan hari yang ditunggu tunggu datang, Akbar dipanggil untuk mengikuti tes sekolah sepak bola dengan senang hati nya.

Akbar pun bertanya kepada sang ayah "wah ayah kenapa ayah mendaftar tanpa kasih tau aku". Ayah nya pun menjawab "ayah sedih melihat kamu tidak bisa mengikuti tes sekolah sepak bola"

Lalu Akbar menanyakan kepada sang ayah "ayah membayar daftar nya bukan nya mahal ya?" Ayah nya pun menjawab "kamu tenang aja selagi ayah masih mampu bayarkan ayah pasti akan mendukung kamu doa kan lah ayah semoga mendapatkan rezeki yang banyak untuk bayar biaya latihan itu, dan ingat kamu juga harus rajin belajar dan rajin ibadah" Akbar pun menjawab "baik ayah terima kasih, ayah" .

Setelah beberapa Minggu Akbar mengikuti tes akhirnya lolos seleksi dan akan mengikuti latihan bersama tim nya. Akbar sangat senang bisa mengikuti latihan sepak bola bersama teman teman yang baru, 

Akbar bertemu dengan teman baru yang bernama Ali dia sudah lama mengikuti latihan di sekolah sepak bola ini. Akbar pun berkenalan dengan Ali. Ali pun menceritakan kisah lama nya awal 

mengikuti latihan sepak bola dan saat itu lah Akbar bermotivasi menjadi pemain sepak bola profesional.

Setelah beberapa Minggu Akbar masuk tim utama yang ingin mengikuti turnamen. Pada saat latihan atau bermain pelatih nya melihat Akbar yang sangat pandai bermain 

bola nya. Pelatih nya berkata kepada Akbar "Kamu ada potensi, terus kan lah bakat kamu ya nak hingga mimpi kamu tercapai dan satu hal lagi yang paling penting ibadah dan belajar jangan lupa ya nak". Akbar "Baik Pak"

Saat pertandingan dimulai Akbar menempati kursi cadangan, karena pelatih nya memberikan kesempatan bermain di pertandingan ke 2,Saat akbar dipanggil oleh pelatih, Akbar pun memasuki lapangan dengan ragu dan malu. 

Akbar pun berkata dalam hati "Ayo aku harus berani untuk menjadi pemain sepak bola terbaik yang aku inginkan".

Di saat tim nya ketinggalan 1-0 disitu lah momen yang pas untuk Akbar bermain Akbar mencetak gol 1 poin untuk tim nya dan tim nya berhasil imbang 1-1 dengan musuh nya. 

Di karena kan musuh nya melanggar di kotak penalti saat itu teman teman nya memberikan Akbar  kesempatan untuk tendang di kotak penalti dan menentukan menang dan lolos ke babak selanjutnya Saat Akbar tendang bola tersebut masuk hal hasil tim Akbar mendapatkan 1 poin lagi. 

Skor menjadi 2-1 tim Akbar lolos ke babak selanjutnya berkat gol gol nya Akbar, Akbar pulang dengan hati bangga karena bisa membawa tim nya lolos ke babak selanjutnya.

Akbar memberitahukan kepada ayah nya. "Ayah alhamdulillah, aku bisa membawa tim ku ke babak selanjutnya”. Ayah,"alhamdulillah, wah hebat kamu baru beberapa minggu latihan kamu langsung masuk ke tim utama dan bisa membawa tim kamu lolos ke babak selanjutnya". Dan Akbar pun menceritakan kepada Ali tentang lolos nya tim Akbar ke babak selanjutnya. Akbar,"alhamdulillah, tim utama menang dan lolos ke babak selanjutnya". Ali, "Alhamdulillah wah keren semoga bisa sampai babak semifinal dan juara turnamen nya Akbar".

Akbar, "oh iya kenapa kamu tidak dimasukkan ke tim utama padahal kamu sama aku kan lebih senior kamu". Ali, “ semenjak aku gagal membawa tim utama lolos ke babak semifinal aku tidak terpilih oleh pelatih, dan sejak itu lah aku bermain di tim kedua kamu juga jangan sia sia kan kamu masuk ke tim utama ya Akbar kalo bisa juara turnamen nya biar pelatih dan tim dan orang tua Kamu yang mendukung kamu di rumah bisa bangga". Akbar, "siap Ali aku juga ingin bermain bersama kamu semoga kita bisa bermain bersama dan juara ya.."

Beberapa hari setelah selesai turnamen Akbar dipanggil kembali untuk bermain di babak penentuan masuk final Akbar pun merasa bangga bisa mencapai final. 

Setelah babak pertama berakhir tim nya kalah dengan skor 2-1. Pada saat itu ternyata ali sahabat nya akbar datang untuk nonton pertandingan nya dan memberikan semangat sebelum babak kedua dimulai. 

Setelah akbar diberikan motivasi rasa semangat Akbar pun langsung bersemangat untuk bermain dan Akbar pun  main di babak kedua hingga peluit panjang di bunyi kan tim nya berhasil lolos ke 

semifinal dengan kemenangan skor 2-3, Dengan kemenangan ini tim mendapatkan poin banyak, untuk mencapai semifinal, Ali senang dan bangga melihat teman nya berhasil membawa timnya ke semi final.

Ucap Ali ke tim akbar, "Ayo semangat kalian semua dengan satu langkah lagi kita bisa mendapatkan juara dan menjadi tim terbaik di kampung kita semangat semua nya".

Akbar pulang ke rumah dengan hati bangga karena bisa membawa tim nya ke semifinal dan dia bercerita kepada sang ayah. Akbar, "Ayah satu langkah lagi aku bisa juara". Ayah, "Alhamdulillah kamu dan teman teman kamu pasti bisa ayah doa kan semoga kamu dan teman teman lain nya bisa juara". Akbar, "Amin, aku harap ayah bisa menonton pertandingan tim ku di lapangan besok pagi". Ayah, "Mungkin kalo tidak ada halangan ayah akan menonton pertandingan itu".

Keesokan pagi tiba saat nya Akbar dan teman teman nya berangkat ke lapangan untuk bermain semifinal, dengan rasa hati yang deg-degan Akbar pun merasa ragu untuk bisa membawa tim nya juara. 

Lalu pelatih nya tiba tiba menghampiri Akbar, Pelatih, "Saya yakin kamu pasti bisa membawa tim ini untuk juara, semangat percaya pada tim" .

Pertandingan di mulai memasuki, pertandingan menit awal berakhir skor masih imbang dan belum ada yang mendapatkan skor, setelah beberapa saat babak kedua dimulai tim nya mulai lengah 

di karena kan musuh cetak gol skor nya menjadi 1-0 Akbar dan tim sudah merasa lelah tidak semangat untuk juara dan menit ke 90 Akbar mencetak gol dan skor 1-1 berakhir lah pertandingan pertama, 

dan akbar merasa tidak puas dengan hasil yang dia berikan kepada tim nya hanya bisa mencetak 1 gol dan belum bisa membawa tim untuk juara.

Pelatih memberikan semangat dan motivasi kan seluruh pemain di dalam tim, Pelatih, "Jika kalian merasa ingin menyerah jangan berharap piala ada di kalian", Semua tim menjadi semangat memasuki lapangan untuk bermain di pertandingan tambahan menit memasuki menit akhir. 

Akhirnya Akbar pun bisa memasukan bola ke gawang musuh. Tim nya Akbar berhasil juara 1. Akhirnya Akbar dan tim nya terpilih untuk mewakili Provinsi di  daerah nya dalam ke juara tim sepak bola pelajar. 

Dengan semangat Akbar dan tim nya akhirnya bisa juara pertandingan antar provinsi.

Melihat prestasi Akbar yang cemerlang akhirnya ada yang menawarkan nya untuk bermain di liga terkenal. Akbar pun menerima tawaran tersebut. 

Dengan perjuangan dan semangat Akbar akhirnya berhasil meraih cita cita yang sejak kecil menjadi pemain sepak bola profesional dengan harapan bisa bangga kan kedua orang tua nya. Akbar berhasil menjadi pemain sepak bola profesional dan sukses di tim baru nya.