Hari pertama di kelas 12. Murid-murid sudah mulai berdatangan dan berkumpul di mading, untuk mencari nama dan kelas masing-masing. Jadi SMA Tunas Bangsa menerapka sistem roling setiap tahun ajaran baru, agar para murid-muridnya bisa beradaptasi dan mempunyai teman baru.

“Cariin nama aku dong” ujar Rosa

Jisa tidak menanggapi ucapan Rosa, matanya tetap fokus mencari namanya dan juga Rosa. Tidak lama kemudian dia menoleh dan menepuk tangan Rosa.

“Kita sekelas, XII Mipa 3”

“Ada temen sekelas kita yang dulu gak?” tanya Rosa

“Kayanya ada deh”

“Siapa aja?”

“Udah nanti kita lihat aja di kelas” Jawab Jisa

Lalu mereka berdua berjalan menuju kelasnya yang berada di gedung belakang lantai tiga. SMA Tunas Bangsa mempunyai tiga gedung yaitu, gedung satu dan dua ada di depan, sedangkan gedung tiga ada di belakang. Lalu saat memasuki kelas tiba tiba.

“Wah Jisa kita sekelas lagi?” ujar Marsel

“Hehehe…kayanya iya deh”

Setelah sesi saling menyapa, Jisa dan Rosa memilih tempat duduk. Jisa memperhatikan kelasnya dan melihat sosok laki-laki yang duduk di pojok barisan belakang yang merasa ia kenali. Merasa ada yang memperhatikannya laki-laki itu menoleh dan terkejut.

“Loh Jisa?”

“Loh Jehan. Ko kita sekelas si, malas deh” ujar Jisa

“Gw juga malas kali, sekelas sama lo”

Kedua orang tersebut saling memandang malas. Mereka ini adalah musuh bebuyutan, kalau ketemu pasti ribut terus. Padahal udah tiga tahun sekelas bareng tapi tetep aja. Mulanya itu pada saat kelas 10 mereka ikut eskul yang sama yaitu Paskibra. Lalu saat sedang latihan  Paskibra, Jehan memberikan minum kepada Jisa dan dia minum airnya, tiba-tiba Jisa di tegur oleh kakak seniornya karena melanggar aturan, dan disitu si Jehan malah ketawa yang membuat Jisa masih kesal dan marah sama Jehan hingga sekarang.

“Semoga kalian berdua akur deh” ujar Rosa

Tiba-tiba masuklah laki-laki bertubuh tinggi dan satu laki-laki dibelakangnya.

“Wah! Demi apa akita sekelas sama Mina?” ujar Yugi tidak percaya

“Mana Mina, mana?” tanya Dika

“itu, yang duduk barisan kedua”

Dika melotot, “Wah iya, mimpi apa bisa sekelas sama Mina?”

Mina adalah salah satu murid perempuan yang banyak dikenal oleh warga sekolah. karena selain pintar, Mina juga baik, ramah, dan cantik pastinya.

“Halo Mina” sapa Dika dan Yugi dengan senyum lebar

“Oh, hai” Jawab Mina ramah

Setelah menyapa Mina dan temannya Sabrian lalu mereka ngobrol bareng dengan yang lainnya. Waktu menunjukan pukul 06.45 yang seharusnya upacara akan segera dimulai.

“Ini gak upacara ya?” tanya Citra

“Nanti jam 07.00 kayanya” Ujar Liliy

“Widih udah rame aja nih kelas” ujar seorang laki-laki yang baru datang dengan muka yang terlihat tidak mandi ini.

“Wis Juna, ternyata kita sekelas bro” sambut Marsel

“Yoi bro”

Semua orang yang ada di kelas asik mengobrol dan berkenalan. Hingga waktu menunjukan pukul 07.00 yang menandakan mereka harus turun dan melaksanakan upacara di lapangan.

“Kayanya yang jadi wali kelas kita pak Bima deh” ujar Dika

“Dari mana kau tau?” tanya Bambang

“Tadi pas upacara dia ngeliat ke arah barisan kelas kita mulu” jawab Dika

“Semoga aja bener dia, soalnya seru kalau Pak Bima jadi wali kelas kita”

Setelah semua murid masuk ke kelas, benar saja yang menjadi wali kelas kelas XII-Mipa 3 adalah Pak Bima. Para murid di kelas bersorak senang karena pak Bima menjadi wali kelasnya dengan membawa daftar absen. Pak Bima memang terkenal sebagai guru yang asik, ramah, humoris, dan baik.

“Kalian tau gak sebenarnya saya di tunjuk Kepala Sekolah untuk menjadi wali kelas XII-Mipa 2, tapi saya memaksa ingin menjadi wali kelas XII-Mipa 3” ujar Pak Bima

“Emangnya Kenapa Pak?” tanya Liliy

Pak Bima tersenyum, “Perpaduan kelas ini mantap. Semuanya ada, gak tau deh kenapa Kepala Sekolah nyatuin kalian jadi sekelas gini. Pokoknya nanti kalo ada lomba kelas terbaik kita harus menang ya”

“Siap pak” jawab semua murid

“Nah sekarang bapak mau atur tempat duduk kalian dulu”

Pak Bima berdiri di depan, dan melihat kearah murid-muridnya.

“Siapa yang disini musuhan?”

“Jisa sama Jehan nih pak” Jawab Rosa dengan jahil

“Baik, Jisa dan Jehan duduk semeja ya”

“Pak gak mau bareng dia” jawab Jisa dan Jehan barengan

“Tidak ada tawar menawar”

Setelah Pak Bima mengatur tempat duduk murid-muridnya, ia bergegas memilih struktur kelas. Yang terpilih menjadi ketua kelas adalah Miko, wakil ketua kelas Juki, sekertaris Mina, dan bendahara Salsa. Setelah semua urusan kelas selesai pak Bima berpamitan keluar kelas. Suasana kelas menjadi ricuh kembali karena murid-murid kelas saling berkenalan dan Marsel yang keliling meminta nomer Whatsapp untuk membuat grup.

Keesokan harinya kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan normal, dan para guru mulai mengajar di dalam kelas dan memberikan tugas. Apalagi kelas 12, harus belajar ekstra untuk persiapan ujian sekolah dan ujian masuk Universitas impian.

“Nanti mau kuliah dimana El” Tanya Eva

“Mau nyoba Kedokteran UI, bisa gak ya?” jawab Elang

“Pasti bisa El” jawab Eva dan Marsel

Mereka bertiga sedang ada di Kantin setelah tadi selesai pelajaran olahraga.

“Kalo lu Sel mau ke Universitas mana?” tanya Elang

“Gw si pengennya UNPAD, biar deket sama rumah nenek” jawab Marsel

“Widih enak banget sekalian main ke rumah nenek”

“Yoi”

Tidak terasa mereka mengobrol bel pun berbunyi menandakan waktu istirahat telah usai, dan mereka bertiga bergegas kembali ke dalam kelas. Tak terasa sudah tiga bulan mereka sekelas. Perlahan-lahan semua menjadi dekat, tidak ada kecanggungan seperti saat pertama kali mereka kenal.

“Ketua kelas, waketu, Bendahara, sama sekertaris di panggil ke Aula” ujar Hean

“Ngapain?” tanya Juki

“Katanya mau rapat untuk acara pensi”

Lantas para struktur kelas bergegas pergi ke Aula untuk menghadiri rapat. Sesampinya di Aula dan para perwakilan struktur sudah berkumpul rapat di mulai. Setelah kurang lebih satu jam mereka rapat, hasil dari rapat tersebut adalah pensi akan dilaksanakan bulan depan, Osis mengadakan berbagai macam seperti lomba Nyanyi, Dance, Band, Fashion Show. Setiap siswa wajib mengeluarkan iuran sebesar Rp 20.000.

“Jadi besok penyerahan daftar nama yang mengikuti lomba ya”

“Oke deh”

“Kalau begitu rapat kita selesai, kalian semua bisa kembali ke kelas”

Jam menunjukan pukul 15.30 yang artinya kegiatan belajar mengajar telah usai, semua murid bersiap untuk pulang ke rumah.

“Temen-temen sebelum pulang, mohon perhatiannya terlebih dahulu” ujar Mina yang berdiri di depan kelas bersama Miko

“Ada apa Mina?” jawab Marsel

Semua murid kelas kembali duduk di kursinya, dan mendengarkan Mina

“Jadi gini, bulan depan kan sekolah mengadakan Pensi, setiap kelas wajib jualan. Nah kita mau jualan apa enaknya?”

“Gimana kalo kita jualan makanan yang lagi viral, kaya Corndog?” saran Citra

“Nah iya tuh, nanti sekalian minumannya jadi sepaket” tambah Yura

“Boleh juga” jawab Mina

“Terus siapa yang mau jaga dagangan?” tanya Miko

“Gimana kalo Elang sama Bambang?” saran Liliy

“Kenapa harus kita berdua?” jawab Bambang dan menunjuk Elang disampingnya

“Karena Elang kan ganteng pasti nanti banyak yang beli, terus lu kan kaya tukang sayur bam” jawab Liliy dengan menahan tawa

“Sembarangan kalo ngomong” Kesal Bambang

“Gimana El, Bam mau gak?” tanya Miko

“Yaudah deh” Elang dan Bambang pasrah

“Untuk lomba-lombanya nanti gw yang buat dan gak boleh nolak, terus yang gak ikut lomba nanti bantuin El sama Bambang jualan oke” ujar Miko

“SIAP Bos” jawab anak kelas

Pagi hari di kelas XII-Mipa 3, sebagaian besar murid telah datang semua. Miko telah membuat siapa saja yang akan mengikuti lomba pensi nanti. Lomba Band ada Rosa, Jehan, Juki, Juna, dan Jerry. Lomba Dance Liliy, Miko, Yugi, Salasa, Sabrina, wira dan Hean. Lomba nyanyi solo putra ada Dika, solo Putri ada Yura. Lomba Fashion Show Couple ada Yhuda dan Gina. Mereka semua mulai berlatih bersama saat pulang sekolah. Saat ini mereka semua ada di dalam kelas, tetapi jam kosong karena gurunya sedang ada dinas diluar sekolah, jadi mereka mengisi waktu luang untuk membahas persiapan tampil saat lomba nanti.

“Nanti mau bawa lagu apa ra?” tanya Dika

“Mau bawain lagu Traitor – Olivia Rodrigo, menurut lu gimana?” jawab Yura

“Bagus-bagus” jawab Dika sambal mengacungkan Jempol

Ketika mereka semua asik mengobrol dan berdiskuai tentang lomba tiba-tiba, Yugi menggerutu karena merasa kelasnya terdapat banyak nyamuk. Lalu yang lain juga baru menyadari bahwa yang dikatakan Yugi memang benar, kelas mereka banyak nyamuk. Sedari tadi Jihan dan Gina menggaruk lengannya yang sudah bentol. Marsel segera menyuruh Sabrina sebagai sekertaris untuk membeli baygon besok, agar mereka tidak di nyamuki. Juki masuk kedalam kelas membawa raket nyamuk, dan membuat teman-temannya heran, dapat dari mana dia raket nyamuk itu. Tiba-tiba Dika teriak histeris karena di kelas mereka ada lebah yang cukup besar beterbangan di depan papan tulis, yang membuat seisi kelas jadi panik.

“Pait pait pait” ujar Marsel

“Kenapa tiba tiba ada lebah si, ya Allah” panik Rosa

“Coba jendelanya di buka biar nanti keluar sendiri” suruh Miko

“Lebah bisa disetrum pakai ini gak?” tanya Juki sambal mengangjat raket nyamuknya

“Coba aja” ujar Marsel

Lalu Juki naik ke atas kursi guru dan ke atas meja untuk mencoba menangkap lebah tersebut dengan raket nyamuknya. Yang dilakukan Juki malah membuat kelas semakain ricuh, karena lebahnya terbang kemana-mana dan mebuat para anak perempuan di kelas berteriak histeris karena takut di sengat. Juki tetap berusaha untuk menangkap lebah tersebut dan yap dia berhasil menagngkapnya. Juki merasa bangga karena telah menjadi pahlawan kelas.

“KALIAN NGAPAIN !!!” seru Pak Yudi selaku guru BK

Juki menoleh kaget dan langsung turun dari meja guru. “itu Pak tadi ada lebah” Pak Yudi tidak menghiraukan dan menyuruh Juki untuk ke ruang BK, Juki menatap Miko untuk meminta bantuannya, dan Miko pun menemani Juki untuk keruangan BK. Mereka berdua sampai diruang BK, wajah Pak Yudi kelihatan marah. “Ngapain kamu ikut kesini?” tanya Pak Yudi ke Miko, “Saya ketua kelasnya pak”. Lalu Pak Yudi menanyakan poin yang dilanggar Juki, dan poin juki sisa 60, Pak Yudi juga membacakan catatan pelanggaran Juki dari kelas 10 hingga sekarang. Pak Yudi memutuskan untuk mengurangi poin Juki, tetapi Miko menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi di dalam kelas tadi. Akhirnya poinnya tidak jadi dikurangi, diganti menjadi hukuman sekelas harus membersihkan halaman sekolah. Juki sempat menantap Miko ragu, kerana takut teman-temannya tidak terima karena di hukum bersamanya. Saat mereka berdua sampai di kelas, Miko menjelasakan kalo poin Juki bakal dikurangi. Lalu seisi kelas protes karena tidak adil, harusnya yang dikurangi poinnya bukan Juki doang tapi mereka semua juga, karena pada dasarnya mereka semua salah. Jadilah sekelas menerima hukuman membersihkan lapangan bersama-sama.

“Kalo gitu ayo kita bantuin si Juki, biar poinnya gk jadi dikurangin” ujar Miko

“AYO!!” Marsel berdiri diikuti yang lainnya

Semuanya langsung keluar kelas, tinggal Miko di belakang. Dia harus minta izin kepada Pak Bima untuk bolos satu jam pelajaran, demi membantu Juki. Miko berjalan sambal tersenyum, dia tau bahawasannya XII-Mia 3 sudah jadi keluarga, Satu kesulitan, semuanya merasakan.

Kejadian ini tidak luput dari pandangan kelas-kelas lain, mereka berpikir bahwa kelas XII-Mipa 3 berisi anak anak yang suka buat ulah, mereka menganggap remeh kelas XII-Mipa 3.

“Sumpah kita diomongin sama anak kelas sebelah” kezal Eva

“Iya, mereka merasa paling baik mungkin” jawab Salsa

“Udah gak usah didengerin, mereka kan gak tau yang sebenarnya terjadi” Miko

Setelah mereka menyelesaikan hukuman, mereka pergi ke kantin untung mengisi tenaga kembali sembari mengobrol tentang persiapan lomba nanti. Ternyata anak kelas XII-Mipa 3 sudah mulai latihan rutin setelah pulang sekolah, untuk bisa menampilkan yang terbaik nanti dipanggung.

“Latihan memang penting, tapi Kesehatan kalian lebih penting. Jadi jangan terlalu Lelah ya” Nasihat Miko ke teman-temannya

“SIAP BOS” seru anak kelas

Hari-hari berlalu acara pensi semakin dekat, semua berlatih dengan sangat keras. Banyak hal-hal yang membuat beberapa anak kelas XII-Mipa 3 ingin menyerah. Tetapi dukungan yang diberikan oleh Pak Bima dan teman kelas lainya, membuat semangat dan kembali bangkit untuk tidak menyerah.

Hari yang di nanti-nanti pun tiba. Acara Pentas Seni SMA Tunas Bangsa sudah dimulai sejak lima menit yang lalu. Semua anak XII-Mipa 3 yang mengikuti lomba telah bersiap.

“SEMANAGAT YA ANAK-ANAK BAPAK, JANGAN LUPA BAWA PIALA YAA!!” ucap Pak Bima

“Doian kita ya Pak” seru Dika

“Sudah pasti dong, Semangat jangan grogi”

Lomba pun dimulai dengan lomba nyanyi solo, dilanjut lomba Dance, lalu lomba Band yang mana kelas XII-Mipa 3 berhasil menggebrak panggung lomba menjadi konser. Di tutup dengan lomba Fashion Show Couple.

“Sumpah band kelas kita gak ada lawan” seru Marsel gembira

“Iya bener, berasa konser” seru Yugi

“Sumpah kalian keren banget, jadi bangga deh” ujar Dika bangga

 “Thank You Guys.” ujar Rosa

Setelah semua lomba selesai, yang ditunggu- tunggu adalah pengumuman pemenang lomba. Yang membuat bahagia kelas XII-Mipa 3 adalah kelas mereka banyak memenangkan lomba pensi tahun ini mulai dari Juara pertama penyanyi solo putri dimenangkan oleh Yura kelas XII-Mipa 3, juara kedua lomba Dance dimenangkan oleh XII-Mipa 3, juara pertama Band dimenangkan oleh XII-Mipa 3, dan juga juara ketiga lomba Fashion Show Couple lagi-lagi dimenangkan oleh XII-Mipa 3.

“BAPAK BANGGA BANGET SAMA KALIAN SEMUA” ucap Pak Bima

“IYA DONG SIAPA DULU AMIGA” seru anak kelas XII-Mipa 3

“Amiga?” tanya Pak Bima

“Iya Pak, Amiga nama Geng kita nih, singkatan dari Anak Mipa 3” seru Marsel semangat

“Boleh juga tuh namanya” seru Pak Bima

“Sekali lagi bapak ucapkan selamat kepada yang menang lomba, bapak bangga banget sama kalian semua, karena sudah melakukan usaha yang terbaik dan tidak menyerah begitu saja. Semoga kedepannya kita bisa menjadi lebih baik lagi ya, jangan cepat merasa puas okey” nasihat Pal Bima

“Makasih banyak juga ya Pak, sudah mendukung kami hingga menjadi seperti sekarang” ucap Miko

“Emang bapak wali kelas paling hebat” ujar Juki dan Dika

“Bener banget” sahut anak Amiga

Hari itu Pak Bima dan anak anak Amiga berpelukan bersama. Mereka berhasil mewujudkan mimpi bersama bahwa kelas XII-Mipa 3 adalah hal yang Istimewa, dan mematahkan pemikiran orang bahwa XII-Mipa 3 hanya bisa buat ulah saja. Amiga adalah keluaga, meraka ingin menciptakan kenangan indah di akhir masa SMA bersama-sama. Forever Amiga