Diera berkembangnya dan canggihnya teknologi di zaman sekarang ini, banyak orang dapat melihat apa saja dari HandPhone atau televisi yang ia miliki. Oleh karena itu juga banyak penyebaran informasi yang bisa dilakukan dengan sangat cepat, dan banyak orang menggunakan hal tersebut untuk memasarkan apa yang sedang ia jual, apa yang sedang ingin ia tawarkan kepada orang-orang, atau bahkan memasarkan produk yang ia buat. 

Penyebaran informasi atau pesan inilah yang sering disebut orang-orang iklan, biasanya iklan ini akan digunakan untuk membuat masyarakat ataupun orang-orang yang melihat iklannya dapat tertarik untuk membeli dan mengenali produk yang sedang ia jual atau buat.

Pesan atau informasi yang dipaparkan di iklan tersebut, biasanya akan disampaikan melalui media teknologi atau media massa yang tidak menggunakan teknologi seperti brosur, koran, dll. 

Fungsi dari iklan sendiri adalah untuk membuat orang-orang yakin dengan produk yang ditawarkan agar memiliki pandangan yang bagus terhadap produk tersebut. 

Dari hal tersebut, pasti akan ada terjadinya penyebaran informasi dari mulut ke mulut, sehingga produk tersebut akan semakin banyak diminati oleh orang-orang dan produk tersebut akan menjadi produk yang lebih unggul dari produk lainnya.

Dari pengamatan dan pengalaman yang Saya miliki di sini, banyak orang berburu suatu produk karena melihat pemasaran iklan yang bagus, selain itu juga zaman ini yang di mana kita bisa melihat apa saja dari HandPhone yang kita miliki, dari situ media sosial yang kita mainkan juga menjadi sarana untuk orang-orang membuat iklan. 

Bahkan, ada beberapa orang yang membeli produk tersebut hanya karena melihat pemasaran iklan yang menarik, serta hanya ikut-ikutan orang sekitarnya yang ramai-ramai membeli produk tersebut. Sehingga perilaku yang dilakukan orang-orang tersebut hanya karena melihat iklan semata dan orang-orang di sekitarnya yang memiliki atau juga membeli produk dari iklan tersebut.

Oleh karena itu, banyak orang kadang merasa dirinya harus bisa sama seperti orang lain, harus bisa memiliki barang yang juga sama dengan orang lain. Dari menariknya iklan yang dilihat orang tersebut, banyak orang berlomba-lomba untuk memiliki barang tersebut juga agar bisa sama dengan yang lainnya memiliki hal yang terbaru atau yang sedang hangat dibincangkan di zaman sekarang. 

Beberapa orang merasa jika dirinya tidak memiliki atau mengikuti orang sekitarnya, maka ia berbeda dan akan merasa terasingkan oleh orang yang memiliki barang atau hal yang orang lain lakukan tersebut.


Perspektif Perilaku Menurut John B. Watson dan B.F. Skinner

Perilaku kita yang berubah karena efek dari lingkungan sekitar, biasanya perilaku sosial ini ditunjukkan dengan cara menunjukkan sikap yang bisa diamati oleh mata secara langsung, sikap ini bisa saja sikap baik atau buruk, hal inilah yang disebut dengan perspektif perilaku. 

Watson memberikan saran untuk pendekatannya agar tidak memahami perilaku sosial hanya dari instink saja, tetapi juga dari pikiran, imajinasi, dan kesadaran seseorang. Watson tidak menerima informasi yang dianggap mistik dan subjektif. Pada teori perspektif perilaku Watson ini menjelaskan bahwa suatu perilaku itu dijadikan satu sebuah tanggapan dan rangsangan.

Orang-orang yang percaya dengan teori Watson ini memiliki kepercayaan bahwa rangsangan dan tanggapan yang dimiliki oleh orang-orang bisa terhubung menjadi satu tanpa memikirkan atau menggunakan acuan mental yang ada didalam diri seseorang tersebut. Para behaviorisme ini mengkategorikan teori ini menjadi sebuah kotak hitam, di mana ada rangsangan masuk dan menghasilkan tanggapan.

Setelah itu, juga ada teori dari B.F. Skinner yang membahas dan mengembangkan teori dari teori Watson, yaitu dinamakan operant behaviour atau perilaku kita yang ada di lingkungan menimbulkan akibat dan perubahan dalam lingkungan tersebut. 

Contohnya saat kita melewati orang yang lebih tua, kita menundukkan badan kita untuk menghormati orang yang lebih tua tersebut, lalu menimbulkan sapaan atau senyuman dari orang tua tersebut. Kita yang menundukan badan tersebutlah yang disebut dengan “operant behavior”.

Kemudian ada juga teori dari B.F. Skinner ini yaitu “reinforcement” adalah akibat dari perubahan yang terjadi di lingkungan tersebut dapat memperkuat perilaku tertentu di masa yang akan datang. Contohnya, ketika kita dapat respon yang baik saat menyapa orang asing, maka di waktu lain atau di keesokan harinya kita bisa saja menyapa orang lain lagi. 

Penguat atau reinforcement ini, dapat bersifat positif atau negatif. Contohnya penguat positif, seperti sebelumnya yaitu jika kita mendapatkan respon yang baik dari perilaku kita, maka bisa menguatkan perilaku kita dan kita bisa mengulang perilaku tersebut di kemudian hari, sedangkan penguat negatif ini contohnya, ketika kita mendapatkan respon yang kurang baik dari sapaan orang lain, maka kita cenderung tidak akan menyapa orang lain lagi dikemudian hari.


Perilaku diriku dari Sudut Pandang Teori

Dari teori yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa perilaku yang kita lakukan di lingkungan tersebut bisa terjadi rangsangan dan menghasilkan sebuah tanggapan, dan juga perilaku kita bisa saja berubah sesuai dengan respon atau stimuli yang terjadi di lingkungan tersebut sesuai dengan yang dijelaskan juga oleh B.F. Skinner. Oleh karena itu, hal ini sama dengan gambaran fenomena yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Bahwa orang-orang bisa saja melakukan hal yang dia lakukan hanya karena perkataan atau perilaku orang disekitar lingkungannya. Seperti orang yang menonton iklan atau rangsangan yang ada lingkungannya, kemudian menghasilkan tanggapan dari orang tersebut untuk memiliki barang yang juga ada di iklan tersebut, karena jika dia tidak memiliki barang tersebut juga, akan ada terjadi penguat perilaku pada perihal tersebut.

Penguat positif yang terjadi disitu, jika dia memiliki barang yang ada di iklan yang sedang tren di lingkungan tersebut, maka ia akan mendapatkan tanggapan yang baik juga dari lingkungannya, karena mereka memiliki barang yang sama di waktu barang tersebut sedang tren, sedangkan penguat negatif yang terjadi yaitu, jika dia tidak membeli barang di iklan yang sedang tren itu, bisa saja dia mendapatkan tanggapan yang negatif dari lingkungannya tersebut, ia akan dikucilkan karena dianggap berbeda karena tidak memiliki barang yang sama seperti di lingkungannya.

Seperti yang disarankan dan dikatakan Watson, bahwa perilaku sosial yang dilakukan oleh orang-orang tidak hanya sekedar dari instink dan secara subjektif saja, tetapi juga dari pikiran dan kesadaran seseorang, sehingga dari perilaku yang dilakukan dilingkungan tersebut bisa saja berubah-ubah sesuai dengan pemikiran dan kesadaran yang dimiliki mereka sendiri. 

Bisa saja mereka mendapatkan pemikiran tentang rangsangan yang harus dia lakukan di lingkungannya, atau bisa saja dia memiliki kesadaran hal yang harus dia lakukan agar bisa terlihat sama seperti di lingkungannya tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh para behaviorisme bahwa pendekatan atau teori ini seperti kotak hitam, di mana setiap ada rangsangan yang masuk maka akan selalu ada tanggapan yang dihasilkan, sama seperti orang yang membeli barang-barang yang sedang tren ini untuk menghasilkan tanggapan yang bisa mendorong dirinya di lingkungan tersebut. 

Agar mereka tidak terasingkan dan selalu diterima di lingkungannya tersebut, ia selalu berusaha untuk memiliki sesuatu yang sama dengan orang lain di lingkungannya, karena hakikatnya manusia ingin mendapatkan tanggapan yang baik.


Kesimpulan

Sehingga, dapat disimpulkan dari fenomena dan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya ini, bahwa fenomena belanja karena termakan iklan yang sedang tren atau ramai dibicarakan di setiap lingkungan, menyebabkan beberapa orang memiliki tanggapan bahwa dia juga harus memiliki barang yang sama seperti orang lain di lingkungannya agar ia tidak terasingkan dan dikucilkan karena tidak sama dengan orang-orang di lingkungannya tersebut.

Dari fenomena dan teori tersebut dapat dilihat bahwa perilaku manusia bisa saja berubah sesuai dengan tanggapan yang ada di lingkungannya, ada tanggapan yang dapat memperkuat perilaku atau penguat positif, ada juga tanggapan yang dapat memperlemah perilaku atau penguat negatif. Seperti fenomena yang ada, jika orang tersebut membeli barang yang sedang tren di lingkungannya maka akan menghasilkan tanggapan yang baik dari lingkungannya, dan hal tersebut akan memperkuat perilaku orang tersebut untuk membeli barang-barang yang tren terus-menerus.

Sebaliknya, jika tanggapan negatif yang diberikan di lingkungannya, maka hal tersebut akan memperlemah perilaku orang tersebut, seperti fenomena yang ada orang yang tidak ikut membeli barang yang sedang tren di lingkungannya tersebut, maka akan menghasilkan tanggapan yang negatif juga dari lingkungannya, ia dikucilkan atau dijauhi karena tidak sama seperti orang di lingkungannya tersebut, dan dari hal tersebut maka akan ada perilaku yang dihilangkan, yaitu orang tersebut akan mencoba untuk membeli barang yang sama juga seperti orang lainnya yang ada di lingkungannya tersebut.