Ketidaksederajatan gender melahirkan kekerasan terhadap perempuan. Bentuk-bentuk ketiadakadilan gender terhadap perempuan terdiri atas: (a) subordinasi di mana perempuan dinyatakan sebagai makluk nomor dua atau the second class (b) stereotype, pembagian tugas, tanggung jawab dan peran dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin, (c) beban ganda, di mana perempuan yang bekerja pada sektor publik masih tetap dibebani tugas dan tanggungjawab pekerjaan domestik, (d) marginalisasi, penyingkiran perempuan dari fungsi-fungsi tertentu, khususnya yang berhubungan dengan kepemimpinan, (e) kekerasan terhadap perempuan baik dalam bentuk fisik maupun psikis, ekonomis, sosial dan spiritual. Artikel ini akan memberi perhatian pada pokok subordinasi, dengan meneliti akar subordinasi tersebut.

Subordinasi perempuan adalah sebuah masalah sosial yang telah ada sejak lama, dan masih terus berlangsung di berbagai belahan dunia. Subordinasi perempuan dapat didefinisikan sebagai kondisi di mana perempuan secara sistematis ditekan atau dijajah oleh laki-laki dalam berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab subordinasi perempuan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

1. Patriarki

Patriarki adalah sistem sosial yang memberikan kekuasaan yang dominan pada laki-laki dan mengabaikan peran perempuan dalam kehidupan. Sistem ini membuat perempuan dianggap sebagai makhluk yang lemah dan kurang berharga, sehingga mereka diabaikan dan dijajah secara sistematis. Karena patriarki, perempuan seringkali sulit untuk mendapatkan posisi atau kesempatan yang sama dengan laki-laki.

2. Diskriminasi

Diskriminasi terhadap perempuan adalah salah satu faktor penyebab subordinasi perempuan. Diskriminasi ini bisa terjadi dalam bentuk pekerjaan, pendidikan, atau bahkan dalam hal hukum. Perempuan sering kali dianggap sebagai orang yang tidak mampu dan tidak kompeten, sehingga mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan yang sama atau bahkan gaji yang sama dengan laki-laki.

3. Budaya

Budaya juga memainkan peran penting dalam subordinasi perempuan. Beberapa budaya menganggap perempuan sebagai makhluk yang lemah dan kurang berharga, sehingga mereka dianggap tidak mampu untuk melakukan tugas-tugas yang sama dengan laki-laki. Hal ini membuat perempuan sulit untuk maju dalam karir atau bahkan mendapatkan pendidikan yang baik.

4. Pengaruh Agama

Pengaruh agama juga dapat menjadi penyebab subordinasi perempuan. Beberapa agama menganggap perempuan sebagai makhluk yang harus tunduk pada laki-laki, dan dianggap kurang berharga dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini membuat perempuan sulit untuk maju dalam kehidupan, karena mereka dianggap tidak mampu melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki.

5. Sistem Pendidikan

Sistem pendidikan juga bisa menjadi penyebab subordinasi perempuan. Beberapa negara masih memiliki sistem pendidikan yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Hal ini membuat perempuan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki, sehingga mereka sulit untuk maju dalam karir atau bahkan mendapatkan pekerjaan yang baik.

6. Kekerasan

Kekerasan terhadap perempuan juga menjadi penyebab subordinasi perempuan. Kekerasan bisa terjadi dalam bentuk fisik, seksual, atau bahkan verbal. Hal ini membuat perempuan merasa takut untuk berbicara atau berbuat sesuatu, sehingga mereka sulit untuk maju dalam kehidupan.

Kesimpulannya, subordinasi perempuan adalah sebuah masalah yang sangat kompleks dan memiliki banyak penyebab. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang serius dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga internasional untuk mengatasi masalah ini. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

1. Mengubah pandangan masyarakat terhadap perempuan dan laki-laki. Kita harus menghentikan pandangan bahwa perempuan lemah dan kurang berharga dibandingkan laki-laki. Kita harus memperjuangkan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan.

2. Mendorong pendidikan dan pelatihan yang lebih baik untuk perempuan. Dalam beberapa negara, perempuan sulit untuk mendapatkan pendidikan yang sama dengan laki-laki. Oleh karena itu, harus ada upaya untuk memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan kesempatan yang sama untuk laki-laki dan perempuan.

3. Membuat perubahan hukum dan kebijakan yang lebih adil bagi perempuan. Perlu ada upaya untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan dalam hukum dan kebijakan, serta memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama ke pekerjaan, pendidikan, dan sumber daya lainnya.

4. Menyediakan layanan kesehatan dan dukungan bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan. Dalam banyak kasus, perempuan menjadi korban kekerasan dari pasangan atau keluarga mereka. Oleh karena itu, harus ada layanan kesehatan dan dukungan yang tersedia untuk membantu perempuan yang mengalami kekerasan.

5. Memberikan dukungan dan pelatihan bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan politik. Perempuan harus didukung dan diberikan pelatihan untuk menjadi pengusaha atau pemimpin politik yang sukses. Ini akan membantu meningkatkan peran perempuan dalam masyarakat dan mengurangi subordinasi mereka.

Dalam upaya mengatasi subordinasi perempuan, harus ada kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga internasional. Semua pihak harus berkomitmen untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Dengan upaya yang tepat, kita dapat mengakhiri subordinasi perempuan dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata.