Adab dalam menuntut ilmu yang dibutuhkan untuk mendorong ilmu yang bermanfaat. Salah satu kitab yang menjelaskan tentang etika atau adab menuntut ilmu ada pada kitab Ta'lim Muta'alim. Kitab Ta'lim Al-Muta'alim merupakan kitab yang sudah dikenal luas di kalangan pesantren. Kitab ini ditulis oleh seorang ulama bernama Syaikh Az-Zarnuji.

Adapun kitab yang beredar di pesantren atau secara umum di kalangan umat Islam Indonesia umumnya adalah syarahnya. Diantaranya syarah Ta'lim Al-Muta'alim yang terkenal adalah karangan Ibrahim bin Ismail. Kitab Ta'lim Al-Muta'alim berisikan himpunan tentang tuntunan dalam belajar. Salah satunya pembahasan tentang adab dalam menuntut ilmu.

Sebagai seorang muslim, terpelajar tentunya kita wajib menuntut ilmu atau Thalab al-‘ilmi. Dalam menuntut ilmu tentunya memiliki adab dan etika yang harus kita ikuti, mengenai hal ini Syaikh Az-Zarnuji di dalam kitabnya tersebut menuliskan sebuah syair dari Sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu., dua bait syair yang artinya: 

“Ingatlah! Engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan memenuhi enam syarat. Saya akan beritahukan keseluruhannya secara rinci. Yaitu: Kecerdasan, kemauan, sabar, biaya, bimbingan guru dan waktu yang lama.”

Menuntut ilmu dalam kitab Ta’lim Al-Muta’alim oleh Syaikh Az-Zarnuji, Khususnya dalam ilmu agama setidaknya mencakup hal-hal berikut:

1). Kecerdasan 

Kecerdasan dalam menuntut ilmu memiliki 2 kategori yaitu, pertama kecerdasan yang diberikan oleh Allah kepada kita. Contohnya, memiliki hafalan yang kuat. Kedua kecerdasan dari usaha yang kita lakukan. Contohnya, mencatat materi dan mengulang materi yang dipelajari terus-menerus.

2). Bersungguh – sungguh

Barang siapa orang yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. Maka ia akan menndapatkan kesuksesan dalam hidupnya. Kesungguhan merupakan modal dalam menuntut ilmu untuk menguasai apa yang sedang kita pelajari.

3). Kesabaran

Dalam menuntut ilmu dibutuhkan kesabaran, sabar dalam belajar yang artinya sabar dalam diuji, sabar akan apa yang kita pelajari, dan sabar dalam menjalani hukum sekalipun jika ada. Seperti Allah menguji kita ketika menuntut ilmu dalam kesungguhannya, apabila kita lolos maka Allah akan meningkatkan tingkatan kita dari sebelumnya.

4). Biaya

Dalam menuntut ilmu tentu butuh biaya (bekal), tidak mungkin menuntut ilmu tanpa biaya (bekal). Seperti ingin melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi,kita harus membayar biaya untuk bisa terdaftar di perguruan tinggi yang kita inginkan. Karena ilmu itu mahal dan ilmu akan selalu dibawa hingga akhir hayat kita. 

5). Bimbingan Guru

Peran guru merupakan hal yang sangat penting dalam proses menuntut ilmu, guru bisa kita jadikan tempat bertanya dan memberikan arahan apa yang sedang kita lakukan. Dikarenakan begitu pentingnya bimbingan guru, maka kita haruslah menghormati dan memuliakan guru. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan ridha guru yang pada akhirnya akan mengantarkan kita kepada Allah.

6). Waktu yang lama

Dalam menuntut ilmu merupakan proses yang sangat lama dan Panjang sehingga kita membutuhkan waktu yang lama dalam mempelajari sesuatu, karena tidak ada yang namanya instant dan cepat dalam proses menuntut ilmu. Imam Al-Baihaqi berkata: ”Ilmu tidak akan mungkin didapatkan kecuali dengan kita meluangkan waktu”.Imam Al-Qadhi ditanya: “Sampai kapan seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau menjawab: ”Sampai ia meninggal dan ikut tertuang tempat tintanya ke liang kubur.”

Adab dalam menuntut ilmu apabila dapat dilaksanakan dengan baik maka InsyaAllah akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat, berguna bagi diri sendiri dan orang lain, dan yang pasti akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT. 

Tiada kata terlambat atau tidak mampu dalam menuntut ilmu, karena siapa saja yang berjuang dalam pembelajaran maka Allah SWT akan memuliakannya dengan membentangkan sayap-sayap malaikat untuk para pencari ilmu.

Semoga kita mampu memahami dan mengaplikasikan syarat menuntut ilmu dari Imam Ali bin Abi Thalib Radhiyallaahu ‘Anhu tersebut. Jangan pernah patah semangat, wabil khusus untuk para pelajar Muslim, masih banyak yang harus kalian pelajari di dunia ini dengan waktu yang sangat terbatas.

Dalam memperkuat pendapatnya, Imam al-Zarnuji terkadang menggunakan hadis dan syair-syair. Banyak sekali syair dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, hingga ada yang menghimpunnya dalam kitab khusus, yaitu syair Alala. Salah satu bait yang terkenal dalam kitab ini adalah Syair Muhammad bin al-Hasan:

"Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji. Jadilah dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah engkau dalam lautan kemanfaatan".

Karya Imam al-Zarnuji ini telah dikenal banyak orang baik di Timur maupun di Barat. Banyak para ulama yang memuji kitab Ta’lîm al-Muta’allim, di antaraya adalah al-‘Allamah al-Kinawi a-Hindi. Beliau mengatakan, “Aku telah membaca kitab ini berulang-ulang, dia adalah kitab yang ringkas, memiliki banyak manfaat, berharga dan berfaedah.

Ta’lîm al-Muta’allim sangat cocok sekali dipelajari oleh santri, kendati demikian, bahasa dalam kitab ini lumayan rumit bagi pelajar pemula, terlebih syair-syair di dalamnya. Terkadang santri baru akan menggunakan kitab Taysîr al-Khalâq atau al-Akhlâq lil Banîn sebelum mempelajari kitab ini.