Isabella Rossellini kedatangan tamu, tim Lancome. Kunjungan itu mengejutkan karena tujuannya: ingin mengontrak Rossellini sebagai ikon produk, model iklan.

Rossellini tak yakin akan pendengarannya. Ia  sudah 63 tahun. Bagaimana mungkin ada perusahaan ingin menjadikannya bintang iklan produk kosmetik, sebuah sarana pemujaan kemudaan usia dan kesegaran penampilan?

20 tahun sebelumnya Rossellini dipecat setelah  selama 13 tahun mewakili Lancome. Rambatan ketuaannya tak mungkin ditoleransi sebagai ikon produk kosmetik.

Maka pada umur 43 itu ia harus tahu diri dan menyilakan perempuan muda menggantikan tempatnya, sebagaimana ia dulu "mengusir" ikon lama Lancome.

Semua ada masa dan tempatnya. Dan dalam jenis bisnis ini, yang ditandai kegemerlapan segala sesuatu, fakta itu harus diterima apa adanya. Ia mengaku itu adalah saat yang menyakitkan dan ia menganggapnya tidak fair.

Tapi tiada yang bisa disalahkan. Rossellini merasa tak nyaman. Mungkin karena pemecatan itu adalah pengingat yang telak tentang tamatnya kecemerlangannya sebagai perempuan.

Ia lalu menyibukkan diri dengan membuat film indie, untuk hiburan pribadi. Ia kuliah lagi dan meraih master dalam studi perilaku hewan. Ia mempelajari perilaku seks serangga, dan akan segera menerbitkan buku tentang ayam.

Maka kini Rossellini  membelalakkan mata indahnya mendengar permintaan Lancome.

Apa yang sedang terjadi pada dunia? Apa yang sedang berubah pada persepsi publik tentang kecantikan, pesona perempuan, dan pada usia tua?

Mengapa seorang nenek seperti Isabella Rosselini diyakini bisa memikat banyak orang untuk membeli bedak, lipstik, maskara dan aneka losion Lancome?

Produsen Prancis itu punya jawabnya. Selama ini ketuaan dimaknai sebagai kepudaran. Perempuan tua tak lagi menarik, cenderung ditampik dan dikucilkan, semata-mata karena proses biologis yang tak mampu dibendungnya -- betapapun mereka sangat ingin punya kemampuan itu.

Lancome menganggap hal itu tak layak terjadi. Bukan sekadar karena alasan kemanusiaan dan belas kasih kepada kaum lansia, tapi karena anggapan itu memang keliru. Seorang perempuan tua bisa sememikat yang muda  sesuai kadar masing-masing.

Tapi mungkinkah keputusan Lancome itu terkait pula dengan definisi dan klasifikasi baru WHO tentang kategori usia?

Lembaga PBB itu menetapkan, antara lain: usia 55-65 adalah muda, 66-75 adalah menjelang tua (pre-old), 76-90 tergolong tua dan 90 ke atas disebut super old.

Klasifikasi baru itu adalah respon yang wajar atas data melimpah tentang peningkatan signifikan harapan hidup (life expectancy) di semua negara. Beberapa studi bahkan menyebut, secara teoretis rata-rata manusia di abad ini bisa hidup hingga usia 130 tahun.

Alasannya: pada abad 19 harapan hidup rata-rata adalah 40 tahun, dan pada abad 20 meningkat hampir 80 persen menjadi 70 tahun. Dengan asumsi persentase peningkatan adalah sama (century-on-century) maka angka sekitar 130 itulah yang didapat.

Maka Lancome  kembali mengetuk pintu Isabella Rossellini, persis seperti ia lakukan 33 tahun lalu, saat pertama meminta kesediaan bintang Blue Velvet itu.

Kini, telah hampir tiga tahun ia membujuk calon konsumen agar menggunakan produk-produk Lancome supaya tetap secantik dia. Dan Lancome tak meleset: dalam usia 66 sekarang, aura Isabella Rosselini masih memancarkan pesona.

Alisnya tetap kuat. Garis rahangnya masih tegas tapi lembut. Bibir uniknya belum ditinggalkan oleh kepadatannya. Seorang jurnalis kecantikan yang berbincang dengan Rosselini sempat menangkap momen ini: "Tarikan gerak wajahnya persis seperti yang diinginkan alam." Ia memang anti Botox atau  operasi facelift.

Selain Rossellini, iklan produk kecantikan juga dimeriahkan oleh aktris Helen Mirren (72) dan Jane Fonda (80).

Tapi mungkin yang lebih mengejutkan adalah munculnya Joan Didion dalam beberapa pose sebagai ikon dan bintang iklan produk fashion Celine. Didion yang bertubuh kecil itu adalah novelis dan esais ternama, bukan aktris atau model.

Ia termasuk elite intelektual New York yang opininya banyak disimak oleh kalangan sastra, dan sering nongkrong di sebuah kafe kaum intelektual di kota itu bersama orang-orang seperti Edward Said dan para penulis The New Review of Books.

Saat dikontrak Celine dua tahun lalu, usia Joan Didion 82 tahun. Dan ia bukan mengiklankan koyo atau salep encok.

Melalui Joan Didion, Celine mengirim pesan: "Kau boleh tua, tapi jika kau cendekia kau jelita."