Jika engkau bisa berbuat baik bagi banyak orang, engkau tidak akan di tanya apa Agamamu. ~Gus Dur
Setiap orang bisa saja mengklaim apa yang di yakininya sebagai kebenaran tunggal atas segala sesuatu. Seseorang juga bisa menganggap bahwa apa yang tidak di yakininya sebagai kesalahan. Tapi ingat itu hanya bisa ada dalam keyakinan, tidak boleh ada dalam tindakan yang harus memaksakan apa yang kita yakini terhadap orang lain.
Negara sebagai suatu lembaga yang menjamin akan keberadaan beragam agama yang di akui secara Konstitusi melindungi segenap keyakinan dan cara-cara yang dilakukan untuk menjalankan keyakinan tersebut, seperti ritual peribadatan masing-masing agama.
Sifat Dasar Manusia sebagai Mahluk sosial dan mahluk Individiu. Karakterisitik dari setiap individu pun berbeda-beda. Tapi selain perbedaan, terdapa pula kesamaan-kesamaan setiap individu.
Menurut Immanuel Kant Bahwa setiap manusia yang terlahir kemuka bumi memiliki karakter dasar dan kecenderungan yang dalam bahasa Agama di sebut Fitrah.
Fitrah manusia terbagi 4, yaitu :
1. Fitrah ketuhanan
2. Fitrah Ilmu
3. Fitrah keindahan
4. Fitrah Kebaikan
Di sini saya tidak akan membahas kesemuanya. Karena teramat panjang untuk sebuah tulisan lepas seperti ini.
Menurutnya, Fitrah kebaikan ada pada setiap diri manusia, termasuk Berbuat baik kepada sesama manusia. Meskipun pada seseorang yang terkenal karena keburukanya, yang bahkan paling sadis perbuatanya seperti pembunuhan massal, atau melakukan hal-hal kejam terhadap orang-orang terdekatnya tetap memiliki Naluri kebaikan walau hanya setitik putih dalam hatinya. Contohnya bisa saja dia masih menyanyangi orangtuanya atau memberi sumbangan terhadap pengemis di jalanan.
Kita tidak bisa menjudge bahwa seseorang yang terkenal karena kejahatanya merupakan orang yang seratus persen jahat. Ada sisi baik meskipun hanya sekecil biji Zara yang kita tidak bisa lihat langsung.
Begitupun hubunganya dengan Agama. Orang yang mengingkari keberadaan Tuhan / Atheis Pun memiliki Naluri dalam hatinya bahwasanya jika ia diperhadapkan dengan keadaan yang sangat berbahaya dalam hatinya meyakini bahwa akan ada kekuatan besar yang akan menolongnya dalam keadaan itu.
Agama bagi setiap pemeluknya memiliki nilai-nilai sakralitas yang diyakini sebagai prinsip hidup di dunia. Nilai sakralitas ini dianjurkan menjelma dalam kehidupan sehari-hari yang membawa kita untuk berbuat baik terhadap diri sendiri dan orang lain.
Perbuatan baik terhadap orang lain apapun bentuknya adalah penjelmaan nilai kemanuiaan yang berasal dari ajaran agama itu sendiri.