Selama delapan tahun saya mendampingi suami yang menderita gagal ginjal kronis, ada banyak hal yang harus diperhatikan. Mengatur makanan yang mengandung kalium dan fosfat misalnya, mengatur takaran cairan yang masuk ke tubuh, sampai obat, binder, atau vitamin yang harus diminum.

Untuk menjaga suami tetap fit, khususnya di masa pandemi ini, saya harus memikirkan juga tentang kebutuhan vaksinasi untuk kekebalan tubuh. Sialnya, ada informasi bahwa vaksinasi tidak disarankan untuk pasien dengan komorbid tertentu. Saya bingung sekali.

Bagaimana tidak?. Pasien gagal ginjal dan pendampingnya harus bolak balik rumah sakit untuk cuci darah. Paling tidak 2x dalam seminggu. Belum lagi kalau pas jadwal kontrol atau cek laboratorium rutin. Bisa jadi 3x dalam seminggu, pasien harus wira wiri ke rumah sakit. Padahal rumah sakit adalah satu tempat yang rawan untuk penularan Covid-19.

Syukurlah saya menerima informasi penting dari beberapa kawan pasien gagal ginjal ada yang sudah vaksin. Menurut saya, informasi ini layak untuk diikuti paisen gagal ginjal lainnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu:

1. Konsultasi ke Dokter

Langkah pertama yang Anda harus lakukan adalah konsultasi ke dokter. Tanyakan apakah kondisi Anda stabil dan layak untuk divaksin. Dokter akan memeriksa keadaan Anda dan akan mengeluarkan surat rekomendasi untuk vaksinasi jika kondisi tubuh baik. Surat ini bisa Anda tunjukkan ke petugas kesehatan di faskes yang melayani vaksinasi.

Waktu itu saat suami saya kontrol bulanan ke poli penyakit dalam, dia menyampaikan niat untuk melakukan vaksin. Dokter Retno, dokter penyakit dalam suami saya, memeriksa kondisi suami saya dan menanyakan apakah ada keluhan hari-hari ini. Karena informasi menunjukkan tidak adanya keluhan, Dokter Retno langsung memberikan rekomendasi vaksin ke suami.

2. Pastikan tidak ada keluhan

Anda bisa melakukan cek tekanan darah dan gula darah. Apabila keduanya pada rentang normal, maka Anda aman untuk divaksin. Tapi kalau tidak, sebaiknya Anda menunda jadwal vaksin sampai kondisi Anda membaik. Oh ya, jangan lupa cek juga kondisi jantung Anda. Pastikan jantung dalam kondisi baik. Pokoknya selama Anda nyaman, tidak ada keluhan, silahkan daftar vaksin.

Ada cerita lucu di bagian ini. Teman saya, Pak Giman, adalah pasien gagal ginjal dengan pemicu awal hipertensi. Dia sudah mengantongi izin dari dokter untuk vaksin. Tapi setiap mau berangkat vaksin, tensinya selalu naik. Entah takut atau apa. Jadi sampai sekarang, dia belum vaksin karena tensinya kurang bersahabat tiap mau divaksin.

3. Pilih vaksin yang efeknya ringan

Anda bisa melakukan survei kecil ke beberapa tempat layanan vaksinasi. Tanyakan apa jenis vaksin yang digunakan. Karena ada jenis vaksin yang katanya “galak” efeknya dan ada yang tidak. Vaksin jenis baru itu katanya efektif tapi lebih “galak”  efek sampingnya. Nah, Anda bisa memilih vaksin yang aman dan bisa diterima untuk tubuhmu.

Kalau tentang efek vaksin, saya sebenarnya tidak begitu yakin dengan informasi yang beredar. Tetapi memang kenyataannya, teman-teman pasien gagal ginjal yang sudah vaksin mengalami KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang beragam. Singkat cerita, memang menurut pengakuan teman-teman saya ada jenis vaksin tertentu yang efeknya kuat sehingga menimbulkan KIPI yang mengganggu, ada juga yang menimbulkan KIPI yang relatif ringan.

4. Siapkan paracetamol atau sejenisnya kalau ada KIPI

Reaksi tubuh pasca vaksin berbeda-beda. Ada tubuh yang mengalami keluhan tertentu, ada juga yang tanpa keluhan. Jika ada demam, pusing, atau lemas, Anda bisa minum paracetamol atau sejenisnya. Bisa juga dengan mengonsumsi vitamin C dosis tinggi.

Pasien gagal ginjal itu tidak usah menunggu vaksin kalau mau panas, pusing, atau lemas. Hehehe. Habis cuci darah, hampir semua pasien merasakan badan yang kurang nyaman. Apalagi ketika kebetulan cairan ditarik sangat banyak saat cuci darah. Makanya habis vaksin, siapkan obat-obatan standar untuk mengantisipasi berlanjutnya keluhan.

5. Istirahat yang cukup, makan yang bergizi

Jangan beraktivitas yang berat setelah divaksin. Istirahat dulu beberapa hari. Pilih makanan yang bergizi tinggi untuk memulihkan kondisimu.

Biasanya saya mengontrol makanan suami yang mengandung protein tinggi, karena takut ureum menumpuk dan tidak bisa dibuang secara maksimal saat cuci darah. Tapi kali ini saya memberikan kelonggaran pada menu makanan suami saya. Tujuannya agar keluhan dapat diminimalisir dan kondisi menjadi stabil kembali.

Vaksinasi, untuk pasien dengan penyakit dalam, tidak hanya berfungsi sebagai upaya mendapatkan kekebalan terhadap Covid-19, tetapi juga bermanfaat untuk tiket masuk bagi yang sering bolak-balik traveling hemodialysis dari kota satu ke kota lain. Ada rumah sakit yang tidak mensyaratkan hasil rapid antigen negatif, bagi mereka yang sudah memiliki kartu vaksin.

Nah, bagaimana sekarang?. Masih ragu mau vaksin atau tidak?. Semoga kelima hal tadi bisa meyakinkan Anda sebagai pasien gagal ginjal untuk mendapatkan layanan vaksinasi.

(Ratna Juwita, Pendamping Pasien Gagal Ginjal)