Hubungan guru dengan murid dalam belajar menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan belajar. Secara umum, kemampuan murid dalam menerima materi pelajaran dan berkonsentrasi, maksimal lima belas menit saja. Faktor lainnya adalah guru.
Ada banyak tipe guru yang dapat memengaruhi cara belajar murid, mulai dari guru yang disukai dan ditunggu kehadirannya, guru yang mengajarnya inspiratif sampai pada guru yang kehadirannya di kelas sama sekali tidak diharapkan. Hehe.
Lalu, bagaimana agar guru disukai murid saat belajar di dalam kelas, berikut lima hal yang dapat menjadikan murid betah dan menyukai guru saat belajar.
Mengajarlah Dengan Rumus 3-S
Siapapun Anda, apapun mata pelajaran yang Anda ajarkan kepada murid, jika cara mengajar Anda kaku, monoton, apalagi menegangkan, murid tidak akan menyukai pelajaran Anda (juga diri Anda sebagai guru). Murid menyukai guru dengan cara mengajar yang menyenangkan, yang dapat menghadirkan humor dalam pembelajaran namun tetap berada pada role tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Rumus 3-S dapat menjadi alternatif, yakni mengajar dengan santai, serius dan sukses. Mengajar dengan santai tentu bukan hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin, hadirkan suasana santai dalam pembelajaran dengan menyelingi materi dengan joke-joke ringan disela-sela pembelajaran, sehingga murid menjadi terhibur.
Serius dalam pembelajaran sudah biasa terjadi, sehingga jika santai dan serius ini dikombinasikan dengan apik dalam pembelajaran, maka sukses adalah puncak akhir pembelajaran yang akan dicapai guru bersama murid.
Manfaatkan Media Sosial Dalam Aktivitas Pembelajaran
Tidak dipungkiri media sosial menjadi sarana ampuh dalam ‘menjual’ apapun, termasuk ‘menjual’ materi pembelajaran. Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengguna media sosial terbanyak, menjadi bukti sahih bahwa keberadaan media sosial menjadi urgent dalam kehidupan kita. Termasuk kehidupan murid.
Memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, dapat meningkatkan minat murid terhadap mata pelajaran itu sendiri. Seorang teman yang berprofesi sebagai guru pernah bercerita kepada saya, bahwa hampir setiap hari dalam aktivitas pembelajarannya, dia selalu melibatkan dan memanfaatkan media sosial.
Mulai dari ‘menjual’ materi pelajaran kepada murid, meminta murid untuk mengunggah foto aktivitas pembelajaran kemudian guru menilai, sampai pada rekam jejak guru itu sendiri yang diabadikan di beranda media sosial.
Selain dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, media sosial juga dapat menghadirkan inspirasi terutama bagi sesama rekan guru.
Aktivitas pembelajaran yang terekam dan diunggah di media sosial, dibagikan, mendapat banyak like, dikomentari, akan menginspirasi dan bahkan menghadirkan inovasi bagi orang lain yang juga berprofesi sebagai guru, dalam pembelajaran.
Postingan Anda di media sosial yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran bersama murid, juga akan menjadikan murid bersemangat karena gurunya dinilai juga eksis seperti murid.
Menghadirkan Suasana Baru Dalam Belajar
Kelas seperti rumah bagi murid, mulai pagi hingga siang (bahkan sore), murid akan belajar bersama guru di dalam kelas, dan ini berlangsung selama murid belajar, sepanjang hari, seminggu. Tentu kondisi ini akan membuat murid bosan dan jenuh, jika guru tidak menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan.
Maka salah satu yang dapat dilakukan oleh guru adalah menghadirkan suasana baru dalam belajar bersama murid, misal mengubah formasi tempat duduk, mengajak murid belajar di perpustakaan, mendesain pembelajaran di luar kelas seperti di tempat-tempat rindang sekitar sekolah, di masjid sekolah dan lain sebagainya.
Suasana belajar baru yang dibangun dalam pembelajaran, juga akan menghadirkan semangat baru kepada murid dalam belajar (juga guru).
Selain itu, hadirnya suasana baru dalam pembelajaran murid juga diyakini mampu membangun motivasi dan semangat dalam belajar, sehingga materi yang disampaikan guru dapat dipahami dengan lebih mudah oleh murid
Manfaatkan Aplikasi Pembelajaran
Bagian ini mungkin hanya berlaku bagi guru yang mengajar di wilayah perkotaan atau sekolah yang terjangkau dengan internet. Tidak dipungkiri kehadiran teknologi dalam pembelajaran, selain membantu guru dalam menyampaikan materi kepada murid dengan lebih mudah, teknologi juga banyak disenangi dan disukai murid.
Interaksi murid dengan teknologi (handphone) dalam kehidupan kesehariannya seperti tak terpisahkan. Sisi inilah yang dapat dimanfaatkan guru untuk digunakan dalam pembelajaran. Ada banyak ragam aplikasi berbasis Android yang dapat dimanfaatkan guru serta mudah digunakan oleh murid, seperti quizziz, classroom, classpoint, google slides, wordwall dan lain sebagainya.
Aplikasi ini sangat mudah digunakan baik oleh guru dan terlebih oleh murid. Selain memiliki user interface yang tidak asing bagi murid (karena hampir sama dengan halaman beranda media sosial), ragam aplikasi pembelajaran berbasis Android ini juga ringan dan tidak banyak menghabiskan ruang penyimpanan.
Guru dapat dengan mudah membagikan materi di mana saja dan kapan saja kepada murid, bahkan menilai hasil tugas yang diberikan kepada murid. Begitu juga sebaliknya, murid dapat dengan mudah mengakses, mengerjakan tugas dan bahkan mengumpulkannya kepada guru, karena semua berada dalam genggaman.
Berpenampilan Kekinian dan Menarik
Ini penting, karena dapat membangun aura dan iklim pembelajaran berbeda ketika bersama murid di dalam kelas. Guru dengan penampilan yang menarik dan kekinian akan dianggap mengikuti trend oleh murid, tidak ketinggalan gaya dan fashionable. Penampilan guru yang menarik juga dinilai dapat membangkitkan semangat dan motivasi belajar murid.
Sejatinya peraturan dan tata cara berpakaian seorang guru telah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan bahkan mungkin peraturan mengikat seperti keputusan gubernur, wali kota, kepala dinas, kepala daerah dan sejenisnya, namun bukan berarti berpenampilan kaku dan ‘ketinggalan gaya’.
Guru dengan penampilan yang mengikuti trend akan dengan mudah dekat dengan murid, chemistry antara guru dan murid akan dengan mudah terbangun, sehingga akan lahir ‘klik’ antar keduanya, dan kemudian pembelajaran dan aktivitas belajar di kelas pun menjadi menyenangkan dan bahagia.
Tugas guru sejatinya bukan hanya mengajar dan mendidik, lebih jauh adalah menghadirkan uswah hasanah kepada murid dalam kehidupan. Oleh karenanya kebersamaan guru dengan murid dalam aktivitas pembelajaran seharusnya dapat dimanfaatkan bukan sebatas transfer of knowledge namun juga transfer of value.
Ada nilai-nilai pendidikan karakter yang ditransfer dari guru kepada murid. Menjadi guru yang disenangi murid adalah impian semua kita, karena tugas kita bukan sebatas mendidik dan mengajar namun juga menghadirkan kebahagiaan bagi murid.