Aktivitas pembelajaran sejatinya adalah rutinitas yang terus berulang, berputar setiap tahunnya lalu berulang lagi, dan begitu seterusnya. Bagi sebagian guru, apalagi dengan masa kerja lebih dari sepuluh tahun, materi pelajaran hampir pasti sudah dihafal dengan sendirinya tanpa menghafal. Bahkan guru-guru dengan masa kerja yang lama ini pun hafal bukan hanya pada tataran konsep, namun juga praktik, sampai pada metode apa untuk materi yang mana, semua dikuasainya dengan sangat fasih.
Tidak demikian yang terjadi kepada murid. Setiap tahunnya ia akan selalu menerima pelajaran dengan materi baru, pengetahuan baru, cara belajar baru, bertemu dengan guru berbeda, belajar dengan metode dan cara yang berbeda pula. Acap kali perbedaan ini pula yang harus dialami murid pada lebih dari 15 mata pelajaran dalam satu jenjang (SMA/SMK/sederajat).
Penguasaan materi secara konseptual dan teknis terkadang membuat murid merasa tertekan dan bahkan stress. Pembelajaran dengan durasi tak kurang dari 10 jam pelajaran dalam sehari di kelas, menjadikan murid sulit memahami materi pada hampir seluruh mata pelajaran. Berikut 5 hal sederhana yang dapat dilakukan oleh guru agar murid lebih mudah memahami materi materi pelajaran.
Melagukan Materi Pelajaran
Pada beberapa mata pelajaran, materi dapat ditransfer ke dalam bentuk lagu. Misal mengambil nada tertentu pada lagu yang populer dan disukai sebagian besar murid, mengganti lirik lagu dengan materi, dengan penyesuaian tertentu, sehingga materi yang dipelajari dapat dengan lebih mudah dipahami dan bahkan dihafal oleh murid dengan cara dilagukan.
Melagukan materi pelajaran juga dapat meningkatkan motivasi belajar murid karena pembelajaran menjadi berbeda dan lebih variatif. Jika lagu yang digunakan adalah lagu dengan tempo cepat atau dengan mood gembira, bisa jadi suasana pembelajaran akan berbeda dan lebih menyenangkan.
Di luar aktivitas pembelajaran, murid akan dengan mudah menghafal materi yang telah diubah ke dalam bentuk lagu, karena nada yang digunakan sudah familiar bagi murid. Sehingga dengan demikian memori otak murid tak pelru bekerja keras hanya untuk menghafal satu materi pelajaran.
Memilih Waktu Yang Tepat
Waktu yang dimiliki oleh murid, banyak dihabiskan di dalam kelas dan secara umum di sekolah. Oleh karenanya penting menentukan waktu terbaik untuk belajar. Biasanya memori otak akan fresh saat bangun di pagi hari. Waktu inilah yang dapat digunakan oleh murid untuk belajar dan mengulang materi pelajaran. Namun, bagi sebagian murid ada waktu lain yang digunakan untuk belajar, misal sebelum tidur.
Terpenting adalah memilih dan menentukan waktu terbaik untuk belajar. Hal ini akan memberikan dampak yang besar kepada murid, terutama dalam hal memahmi dan meghafal materi yang dipelajari. Adakalanya materi yang dianggap sulit, membutuhkan konsentrasi lebih untuk dipelajari dan dipahami, pada sisi yang lain sebaliknya, materi ringan dapat dengan mudah dipelajari murid tanpa memilih waktu tertentu untuk dipelajari.
Mencicil Materi Pelajaran
Hal sederhana namun berdampak besar pada murid adalah mencicil materi pelajaran untuk dipelajari. Cara ini diyakini mampu mengurangi beban kerja otak murid terhadap materi yang menumpuk dan banyak.
Jika waktu terbaik untuk belajar telah ditentukan, maka tetapkan waktu tersebut dan terapkan dalam kehidupan dengan tertib. Pelajari materi sedikit demi sedikit secara terus menerus. Prioritaskan materi yang dianggap penting dan butuh segera untuk diselesaikan. Tidak perlu berlama-lama belajar tetapi lakukan secara disiplin, tertib dan terus menerus.
Diskusi dengan Teman Sebaya
Teman sebaya dapat menjadi ‘guru’ bagi murid yang dapat pula membatu murid memahami materi pelajaran dengan lebih mudah dan cepat. Konon belajar dengan orang sebaya diyakini mampu meningkatkan konsentrasi belajar murid serta mampu mempercepat murid memahami materi yang dipelajari.
Saat murid belajar dengan sebaya, diskusi dengan teman sebaya, tentu bahasa yang digunakan berbeda dengan ketika murid berdiskusi dan belajar dengan guru. Inilah salah satu faktor yang menyebabkan murid lebih cepat memahami materi yang dipelajari dibandingkan ketika murid belajar bersama guru.
Metode tutor sebaya juga menjadi salah satu metode pembelajaran yang sering kali dipilih oleh guru dalam menyampaikan materi tertentu. Karakteristik materi menjadi penting untuk disesuaikan dengan metode yang dipilih, termasuk metode tutor sebaya.
Manfaatkan Akhir Pekan
Setelah sekian hari murid belajar bersama guru dan teman sebaya, di kelas dan mungkin juga di luar jam pelajaran, maka akhir pekan menjadi hal yang paling ditunggu oleh murid, karena waktu inilah murid ‘terbebas’ dari beban pelajaran yang menumpuk.
Namun, tak jarang di beberapa kasus terjadi, akhir pekan justru digunakan oleh murid untuk mengerjakan tugas sekolah, entah tugas individu, tugas kelompok, dan tugas lainnya yang memang harus segera diselesaikan.
Akhir pekan sejatinya menjadi sarana self healing bagi murid untuk menginstall kembali otak dan pikiran setelah seminggu bergelut dengan ragam materi dan aneka macam tugas di sekolah. Akhir pekan sebaiknya dimanfaatkan oleh murid untuk berlibur, mencari suasana dan aktivitas baru yang sama sekali tidak berhubungan dengan beban dan tugas sekolah, sehingga di awal pekan saat masuk sekolah, pikiran dan perasaan murid menjadi fresh dan bahagia, siap belajar dan berkolaborasi dengan guru dan teman sebaya.
Aktivitas pembelajaran yang dilakukan guru bersama murid di sekolah selama seminggu telah banyak menghabiskan waktu murid untuk ‘bermain’. Konsentrasi murid bahkan habis untuk memikirkan materi dan tugas yang diberikan oleh guru.
Maka sejatinya harus ada sinkronisasi dan rasa saling mengerti antar guru dan murid, keduanya harus bekerja sama bukan sebatas pada materi dan tugas pelajaran, namun juga di luar itu.
Menjadi tugas guru pula untuk ikut memikirkan ‘kebahagiaan’ murid dengan tidak membebani mereka dengan tugas yang berat dan bahkan deadline ketat. Perkirakan pula kemampuan murid dalam belajar, karena setiap murid memiliki keunikan dan setiap mereka berbeda satu sama lain. Sehingga tugas guru adalah memberikan fasilitas yang ‘cukup’ kepada murid, bukan hanya saat mereka belajar di kelas, namun juga di luar kelas.