Guru adalah sosok teladan yang menjadi ‘cermin’ bagi murid di sekolah. Apapun yang dilakukan guru (mungkin) juga akan dilakukan oleh murid, terutama yang berkaitan dengan aktivitas pembelajaran.
Aktivitas pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh guru adalah pekerjaan rutin setiap hari, materi yang disampaikan pun terus berulang setiap tahunnya. Sehingga dapat dipastikan bahwa guru dengan masa kerja lama (misal di atas 5 tahun), jika ia mengajar pada satu jenjang yang sama setiap tahunnya, maka materi yang disampaikan kepada murid pun juga akan sama dan berulang.
Hal ini pula yang terkadang menjadikan guru boring, monoton dan ‘buntu ide’ saat menyampaikan materi di kelas. Kebosanan akan senantiasa dirasakan oleh guru pada titik tertentu karena ia harus menyampaikan materi A berulang-ulang setiap tahunnya. Buntutnya aktivitas mengajar pun menjadi monoton dan bahkan membosankan bagi murid. Rasa enggan akan menghampiri guru ketika akan mengajar di kelas, karena ia harus mengulang materi semester yang lalu dengan cara yang sama pada murid yang berbeda.
Lalu, bagaimana agar aktivitas mengajar menjadi rutinitas yang menyenangkan dan bahkan membahagiakan? Lima hal berikut dapat Anda lakukan agar ketika mengajar Anda merasa senang dan bahkan bahagia.
Membuat Media Pembelajaran Audio Visual
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur penting yang menunjang kesuksesan dalam pembelajaran. Pada sisi yang lain, media juga diyakini mampu membantu dan memudahkan guru menyampaikan materi kepada murid di kelas.
Saat ini, penggunaan media audio visual seperti video telah banyak tersebar di internet. Video pembelajaran sampai sejauh ini menjadi salah satu media pembelajaran yang menarik minat murid dalam belajar. Seolah dapat menggantikan kehadiran guru di dalam kelas saat aktivitas pembelajaran, media video mampu menghadirkan magnet ‘semangat’ kepada murid saat belajar.
Pada sisi lain, pembuatan media video oleh guru juga mampu mengurangi rasa bosan guru dalam mengajar. Agar media video lebih menarik, maka guru diharapkan membuat media videonya sendiri, misal dengan merekam aktivitas pembelajaran sebelumnya, membuat video tutorial yang berkaitan dengan materi, atau merekam presentasi guru dalam bentuk video dan membagikannya kepada murid.
Sehingga dengan demikian, saat guru menyampaikan satu materi, pada tahun berikutnya ia tidak lagi harus mengulang materi tersebut karena telah memiliki rekaman dalam bentuk video sebagai media yang telah dibuat dan dapat dibagikan kepada murid. Guru dapat terus mengembangkan media ini dan mungkin juga dapat memperbaharuinya beberapa tahun pelajaran mendatang dengan menyesuaikan pada konteks dan pengembangan materi yang diajarkan kepada murid.
Melibatkan Murid dalam Aktivitas Pembelajaran
Pada beberapa kasus, metode ceramah masih menjadi metode ‘favorit’ yang digunakan oleh guru dalam aktivitas pembelajaran di dalam kelas bersama murid. Secara sederhana, ceramah memang tidak membutuhkan effort lebih, karena guru yang telah menguasai materi (karena disampaikan berulang-ulang setiap tahunnya) hanya tinggal menyampaikan kembali kepada murid dengan cara bercerita. Tentu hal ini akan menghadirkan kebosanan tersendiri bagi guru.
Pelibatan murid dalam aktivitas pembelajaran menjadi salah satu bagian yang dapat menggantikan ‘metode klasik’ turun temurun ini. Guru tidak lagi perlu berceramah di depan murid, guru cukup memberikan instruksi kepada murid dengan metode yang dipilihnya saat menyampaikan materi. Tentu pemilihan metode pembelajaran yang tepat juga perlu diperhatikan, disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada murid.
Contoh sederhana misalnya, guru menggunakan model Project Based Learning dalam pembelajaran. Dengan model ini, guru hanya tinggal membagi kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian memberikan instruksi yang jelas dan rinci kepada setiap kelompok, membuat kesepakatan kapan projek harus selesai. Model ini hanya contoh kecil dari model-model pembelajaran lainnya yang dalam aktivitasnya melibatkan murid secara aktif.
Jangan Kaku, Santailah dan Berinovasi
Salah satu komponen penting dalam aktivitas mengajar adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau dikenal dengan RPP. RPP adalah seperangkat aturan yang dibuat oleh guru untuk merencanakan pembelajaran di kelas bersama murid.
Di dalam RPP memuat seperangkat aspek dan unsur yang terdapat dalam aktivitas pembelajaran, seperti materi pembelajaran, jumlah jam mengajar, strategi yang ingin diterapkan, tujuan yang ingin dicapai, sampai pada bagaimana penilaian diterapkan oleh guru kepada murid.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa RPP yang digunakan oleh guru terkadang tidak mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Perubahan tahun pelajaran tidak lantas kemudian mengubah isi dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Bisa jadi berubahnya tahun pelajaran juga diikuti oleh perubahan tahun yang terdapat pada perencanaan pembelajaran itu sendiri tanpa mengubah isinya.
Setiap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas, tentu telah direncanakan dengan sangat matang dan dituangkan di dalam RPP, namun bukan berarti RPP ini bersifat saklek, ia masih bisa berubah dan diubah karena buatan kita sendiri. Guru perlu memperhatikan kondisi lingkungan dan situasi belajar murid saat itu. Jika dalam satu jenjang guru mengajar 8 kelas, maka kecil kemungkinan seluruh murid dalam setiap kelas memiliki karakter yang sama sehingga bisa diterapkan satu RPP yang sama.
Guru dapat berinovasi dan mengembangkan cara mengajarnya walau sebenarnya tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Sehingga cara mengajar guru tidak kaku karena harus melihat dan menaati setiap sintaks yang ada di RPP. Mengembangkan aktivitas pembelajaran dan tidak seratus persen sama dengan yang ada dalam RPP bukanlah ‘dosa besar’ bagi guru, karena yang mengetahui kondisi lapangan dan situasi kelas saat itu adalah guru.
Melakukan Eksperimen dalam Pembelajaran
Eksperimen atau percobaan dapat menghadirkan pembelajaran bermakna karena kolaborasi guru dengan murid menjadi lebih intens dan aktif. Bukan hanya guru yang berperan, namun juga murid akan terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas.
Eksperimen yang dimaksud pada bagian ini adalah guru menjadikan setiap aktivitas sebagai bagian dari eksperimen pembelajaran. Maksudnya adalah guru melalukan refleksi dan evaluasi setiap kali selesai melakukan aktivitas pembelajaran di dalam kelas bersama murid. Dari hasil refleksi dan evaluasi itu kemudian dibuatkan list sederhana hal-hal yang berjalan dan sudah baik, list hal-hal yang perlu diperbaiki dan perlu mendapatkan perhatian untuk dievaluasi.
Aktivitas eksperimen oleh guru dalam pembelajaran ini juga akan memacu semangat guru itu sendiri untuk terus menghadirkan inovasi dalam pembelajaran. Pada pertemuan berikutnya di kelas yang sama dengan materi yang berbeda, hasil evaluasi dan refleksi guru dapat diterapkan di pertemuan ini. Artinya guru dapat mudah mengembangkan kompetensi dan kemampuan mengajarnya dengan melakukan eksperimen metode dalam setiap pertemuan dalam pembelajaran bersama murid
Menulis Sebagai Sarana Self Healing
Tidak semudah yang dibayangkan memang, namun bukan berarti tidak mungkin untuk dilakukan. Jika pekerjaan sebagai seorang guru adalah mengajar dan mendidik, di dalamnya pasti ada aktivitas atau unsur lain yang menunjang, seperti membaca dan menulis. Dua aktivitas ini saling terkait satu sama lain. Seorang guru sudah tentu membaca dan mempelajari materi yang akan disampaikan kepada murid. Ia juga pasti menuliskan materi itu sesekali di depan kelas melalui whiteboard atau sejenisnya.
Namun, menulis yang dimaksud di sini adalah mencurahkan apa yang telah dilakukan selama seharian bersama murid di dalam kelas dalam aktivitas pembelajaran. Sebagai seorang guru, tentu tidak melulu pembelajaran yang dilakukan selama berada di sekolah, ada aktivitas lainnya yang menunjang, misal pergi ke kantin, ngobrol dengan murid di jam isitirahat, keliling sekolah saat tidak ada jam mengajar dan aktivitas lainnya di luar aktivitas mengajar.
Apa yang dilakukan guru selama seharian berada di sekolah, baik itu merupakan bagian dari aktivitas mengajar ataupun di luar itu semua, ada kalanya dituliskan dalam satu buku catatan semacam diary sebagai bagian dari pengingat aktivitas harian. Buku ‘sakti’ ini akan menjadi bagian dari sarana penyembuhan dan rekreasi diri akan penatnya aktivitas yang telah dilakukan seharian.
Ia kelak akan bercerita kepada kita bahwa pada tanggal sekian jam sekian, kita pernah tertawa terbahak-bahak karena lelucon seorang murid saat jam pelajaran di kelas. Tuliskan semua pengalaman dan aktivitas seharian yang telah berlalu dengan bahasa ‘receh’ sebagai sarana self healing, sehingga esok akan ada cerita baru lagi yang dapat dilukiskan untuk melengkapi sejarah perjalanan panjang sebaga seorang guru.
Guru adalah profesi mulia. Melalui tangan dingin seorang guru pula lahir banyak profesi lainnya. Polisi, Politisi, Bupati, Gubernur, Petani, Pedagang, bahkan sampai pada seorang Presiden, semua lahir dari tangan seorang guru, maka banggalah menjadi guru.
Jika satu ketika Anda merasa lelah mengajar, suntuk dan bosan, berhentilah sejenak, tariklah napas, menulislah, membacalah, agar nutrisi otak dan pikiran kembali fit dan terisi. Diskusi dengan teman sejawat, ‘main jauh’ dengan teman-teman seprofesi, akan memberikan pengalaman tersendiri bagi Anda, yang bisa jadi pengalaman itu dapat Anda terapkan dalam kehidupan pribadi Anda sendiri, dan bahkan dapat Anda terapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas berama murid.