Pondok pesantren adalah salah satu pendidikan nonformal yang kadang kala dibarengi dengan pendidikan formal. Namun tak heran, ada sebagian santri yang tinggal di pesantren itu dipaksakan oleh orang tuanya, sehingga itulah yang kadang menjadi alasan utama anak tidak betah di pesantren.
Apalagi hidup di pesantren itu jauh dari orang tua, masakan yang ada tak seenak di rumah, makan nya harus mengantre, menggunakan kamar mandi pun harus mengantre, dan itu kadang sudah menjadi ciri khas santri yang selalu mengantre dalam hal apapun.
Nah bagaimana sih tips agar anak anak kita mau masuk pesantren dan betah di pesantren?, penulis sudah rangkum menjadi tulisan, yang tips ini telah penulis lakukan secara pribadi bagaimana agar kita betah dan mau tinggal di pesantren?
Cara agar anak mau dan betah tinggal di pesantren.
Ibu-ibu dan Bapak-bapak yang ingin sekali anak nya di tinggalkan untuk belajar di pesantren, Yang perlu Ibu-ibu dan Bapak-bapak ketahui, bahwasanya membuat anak kita betah di pesantren itu tidak semudah membalikkan telapak tangan, Bahkan banyak sekali proses dan waktu yang harus dijalankan.
Nah dari banyak cerita dan pengalaman penulis secara pribadi selama penulis tinggal di pondok pesantren, berikut ini tips yang penulis sarankan untuk Ibu-ibu dan Bapak-bapak sekalian.
1. Harus mempunyai niat yang kuat.
Tentu saja keberadaan niat itu menjadi fondasi utama dalam menuntut ilmu agama, niat adalah fondasi awal yang harus di tekankan pada seorang anak dan orang tua yang ingin anaknya di titipkan di pesantren untuk menuntut ilmu agama. Tidak peduli masa depannya akan menjadi apa, harus kita yakini bahwasanya ilmu akan membuat semuanya menjadi mudah.
Bahkan di dalam hadist shahih telah di jelaskan, di dalam kitab Arbain Nawawiyah bab paling awal terdapat suatu hadits yang menjelaskan tentang niat.
Sabda Rasulullah SAW :
إِنَّمَاالأَعْمَلُ بِاالنِّيَاتِ
Artinya: Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya.
Adapun contoh bacaan niat yang penulis baca sebelum penulis berangkat menuntut ilmu di pesantren yakni sebagai berikut:
نَوَيْتُ التَّعَلُّمَ وَالتَّعْلِيْمَ وَالتَّذَكُّرَ وَالتَّذْكِيْرَ وَالنّفْعَ وَالإنْتِفَاعَ وَالإفَادَةَ وَالإسْتِفَادَةَ وَالحَثَّ عَلَى التَمَسُّكِ بِكِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُولِهِ وَالدُّعَآءَ إلى الهُدَى و الدَّلاَلَةَ علَى الخَيْرِ إبْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ وَمَرْضَاتِهِ وَقُرْبِهِ وَثَوَابِهِ اللَّهُمَّ نَوِّرْ بِالْكِتَابِ بَصَرِى وَاشْرَحْ بِهِ صَدْرِى واسْتَعْمِلْ بِهِ بَدَنِى وَاَطْلِقْ بِهِ لِسَانِى وَقَوِّ بِهِ جَنَانِى وَأسْرِعْ بِهِ فَهْمِى وقَوِّ به عَزْمِى بِحَوْلِكَ وقُوَّتِك فَإِنَّهُ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاّ بك يَااَرْحَمَ الرَاحِمِيْنَ
Artinya: Saya niat belajar dan mengajar, mengingat dan mengingatkan (ilmu), memberi manfaat dan mencari manfaat, memberi keutamaan dan mencari keutamaan, menganjurkan berpegang teguh dengan kitab Allah dan sunah rasul-Nya, menyeru kepada petunjuk, menunjukkan kepada kebaikan, demi mengharap dapat berjumpa dengan Allah dan keridaan serta pahala-Nya.
Ya Allah, berilah cahaya pada pandanganku dengan kitab (Mu), dan lapangkan dadaku dengannya, dan gerakkan badanku untuk beramal dengannya, dan gerakkan lisanku untuk berucap dengannya, dan kuatkan dengannya hatiku, dan cepatkan pahamku atasnya, dan kuatkan niatku dengannya, melalui pertolongan dan kekuatan-Mu, karena tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu, wahai Dzat Yang Maha Paling Pengasih.
2. Memperbanyak Teman
Dengan adanya teman semua urusan kita akan dipermudah, ke mana saja kita akan selalu merasa senang dan percaya diri, Bahkan terkadang dengan adanya teman itu dapat membantu kita dalam menyelesaikan masalah, Merekalah yang akan ada di samping kita baik dalam keadaan susah maupun senang.
Bagaimana cara nya agar kita mudah mendapatkan teman? Tentu saja dengan sering nya kita menyapa, memberi salam ataupun senyuman terhadap anak santri santri yang lain.
Selain itu dengan banyak nya kita silaturahmi dengan teman teman santri kita dipondok, itu akan mempermudah rejeki kita selama di pondok pesantren, Contoh dari pengalaman penulis yang penulis alami selama tinggal di pesantren, ketika ada nya penjengukan, karena penulis tinggal jauh dari rumah dan jarang di jenguk dengan orang tua, dengan adanya teman teman santri, itu saya di ajak untuk gabung makan bareng keluarga teman teman santri penulis. Maka dari itu, memperbanyak teman itu akan mempermudah rejeki kita di dalam pesantren.
3. Patuhi aturan dan dengarkan nasihat kyai
Tips selanjutnya yang bisa kita lakukan agar bisa betah di pesantren itu dengan mematuhi seluruh aturan dan selalu mendengarkan nasihat kyai.
Peraturan di dalam pesantren ini biasanya berkaitan dengan larangan-larangan seperti, membawa telepon, membawa alat-alat elektronik, bermain game, memakai celana ketat, berpacaran dan masih banyak larangan-larangan lainnya. Adanya aturan itu semua tentunya dibuat tidak lain agar menciptakan keteraturan sosial yang nantinya membuat setiap orang yang tinggal di pesantren dapat membentuk kesadaran.
Meskipun di setiap pesantren mempunyai aturan yang tidak dapat di generalisasikan, biasanya ada bentuk pelanggaran yang diberikan hukuman (Ta'zir). Nah jikalau hukuman ini dilakukan biasanya yang menjadikan penyebab santri tidak betah di pesantren.
Contoh dari pengalaman penulis ketika penulis masih berada di pesantren, pernah penulis melakukan pelanggaran, pelanggaran yang saat itu penulis lakukan yaitu kabur dari pesantren, walaupun saat itu penulis kabur dari pesantren untuk menghadiri acara Maulid Nabi Muhammad SAW yang di adakan di Masjid Istiqlal, ketika penulis pulang ke pesantren, penulis di panggil menghadap bagian keamanan pesantren, nah pada saat itulah penulis mendapatkan hukuman (Ta'zir).
Dari hukuman tersebutlah penulis merasakan tidak betah nya di pesantren, akan tetapi dari pengalaman tersebut, dapat penulis ambil pelajaran kalau kabur dari pesantren bukanlah suatu hal yang baik untuk diri penulis sendiri, maka dari itu penulis bertekad untuk tidak mengulangi pelanggaran dan fokus untuk belajar di pesantren.
Selain mematuhi peraturan tentu saja kita harus mendengarkan nasihat nasihat dari kyai maupun asatidz yang ada di pesantren tersebut, ketika awal penulis masuk di pesantren itu ada nasihat yang di sampaikan dari kyai dan para asatidz terkait dengan tanggung jawab dan kewajiban yang harus di lakukan.
Nah, perihal ini menjadi bagian yang harus dijalankan, karena untuk kita bisa betah dan berkah selama di pesantren salah satunya yaitu dengan bersikap Sami'na wa Atho'na (Kami mendengar dan kami taat) dengan kyai dan para asatidz yang ada di pesantren.
Mungkin inilah 3 tips agar anak betah di pesantren menurut pengalaman pribadi yang penulis rasakan selama penulis tinggal di pesantren.